KONSEP DASAR TEORI HOLLAND
Konsep dasar teori kepribadian menurut John Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan
Konsep dasar teori kepribadian menurut John Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow, 1983). Banyak kajian terhadap teori Holland yang telah digunakan oleh para peneliti khususnya dalam mengkaji tentang fenomena pemilihan karir yang menunjang keberhasilan individu.
Fokus utama dari teori Holland diletakkan pada pemahaman mengenai perilaku vokasi (vocational behavior) untuk menghasilkan cara praktis dalam membantu masyarakat baik kaum muda, dewasa atau bahkan kaum tua dalam merentas karirnya baik di dunia pendidikan dan dunia kerja (Louis, 2010). Teori ini menekankan pada konsep minat sebagai dasar dari terbentuknya kepribadian seseorang. Teori ini juga menekankan pada kompetensi personal, perilaku pendidikan (educational behavior), perilaku sosial dan kepribadian.
Winkel & Hastuti (2005) menjelaskan bahwa pandangan Holland mencakup tiga ide dasar, yaitu sebagai berikut
(1). Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh orang tersebut mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian, yaitu: Tipe Realistik (The Realistic Type), Tipe Peneliti/Pengusut (The Investigative Type), Tipe Seniman (The Artistic Type), Tipe Sosial (The Social Type), Tipe Pengusaha (The Enterprising Type), dan Tipe Orang Rutin (Conventional Type). Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe bersangkutan. Kombinasi dari minat dan kemampuan itu menciptakan suatu disposisi yang bersifat sangat pribadi untuk menafsirkan, bersikap, berpikir, dan bertindak dengan cara-cara tertentu. Sebagai sebuah contoh: seseorang dengan tipe sosial yang lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan karena itu lebih cenderung memasuki lingkungan okupasi yang mengandung unsur pelayanan sosial seperti perawat, guru, pekerja sosial, dan pemuka agama.
(2). Berbagai lingkungan baik lingkungan tempat bekerja maupun lingkungan tempat tinggal, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan tertentu mendekati salah satu model lingkungan (a model environment), yaitu: Lingkungan Realistik (The Realistic Environment), Lingkungan Penelitian/Pengusutan (The Investigative Environment), Lingkungan Kesenian (The Artistic Environment), Lingkungan Pengusaha (The Enterprising Environment), Lingkungan Pelayanan Sosial (The Social Environment), Lingkungan Bersuasana Kegiatan Rutin (The Conventional Environment). Semakin mirip lingkungan tertentu dengan salah satu di antara enam model lingkungan, makin tampaklah di dalamnya corak dan suasana kehidupan yang khas untuk lingkungan bersangkutan, misalkan lingkungan kesenian didominasi oleh orang yang bertipe orang seniman, dalam arti kebanyakan orang yang hidup dan bekerja di lingkungan itu termasuk tipe kepribadian ini.
(3). Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogeneity), sehingga seseorang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan okupasi tertentu dan merasa puas.
Perkembangan tipe kepribadian adalah hasil dari interaksi faktor bawaan dan lingkungan dan interaksi ini membawa kepada preferensi untuk jenis aktivitas khusus, yang pada gilirannya mengarahkan individu kepada tipe perilaku tertentu yang rangkumannya adalah sebagai berikut (Sukardi, 1993):
TIPE REALISTIK (1)
Tipe Realistik adalah kelaki-lakian, tidak sosial, emosi mantap (kestabilan emosi), bersifat materialistik, keaslian, kekonkretan, dan berorientasi pada apa yang ada sekarang. Orang-orang dengan tipe ini lebih menyukai aktivitas yang melibatkan kecakapan gerak, benda-benda, dan realism sedangkan hal-hal yang tidak disukai yaitu sering menghindari situasi sosial yang memerlukan ekspresi diri yang bebas, menghindari tugas-tugas intelektual dan tugas-tugas verbal yang memerlukan memebaca, menghindari situasi kerja yang menekankan pada pakaian yang pantas, berbicara dan tata karma yang konvensional. Orangorang yang realistik lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti : pemimpin tukang las, fotografer, ahli mesin, pengawas pembangunan, pilot, perwira Angkatan bersenjata, montir mobil, operator radio, tukang kayu, pelayan pompa bensin, penebang pohon, tukang cat, ahli teknik listrik, pengamat cuaca, masinis lokomotif, dan ahli mesin pesawat udara.
TIPE INVESTIGATIF (2)
Orang-orang pada tipe ini ditandai oleh sifat-sifat seperti analitis, rasional, berdiri sendiri, radikal, abstrak, introvert, kritis, ingin tahu dan cerdas. Orang dengan tipe seperti ini tidak menyukai situasi yang memerlukan keterampilan sosial atau interaksi sosial dan lebih menyukai aktivitas dari permulaan sampai selesai sehingga dapat mengekspresikan ketidaksosialannya, analitis, orientasi yang imajinatif, membaca dan belajar bahasa-bahasa asing dan ilmu-ilmu fisik. Orang-orang yang Investigatif lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti : ahli ilmu fisika, ahli bedah, ahli kimia dan ahli matematika.
TIPE ARTISTIK (3)
Orang-orang pada tipe ini lebih menyukai aktivitas yang ambigu, bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk artistik, seperti lukisan, drama dan karangan dan tidak menyukai aktivitas yang sistematik, teratur, dan rutin. Orang-orang dengan tipe ini lebih suka bekerja pada pekerjaan seperti : penyair, novelis, actor/artis, seniman, pengarang, dramawan, pemusik, dan perancang busana.
TIPE SOSIAL (4)
Orang dengan tipe ini lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan bantuan serta tidak menyukai aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan obyek dan materi. Orang-orang dengan tipe ini suka bekerja pada pekerjaan seperti : wasit, duta besar, dokter anak, pekerja sosial, kepala sekolah, konselor pribadi dan pengajar.
TIPE ENTERPRISING (5)
Orang-orang pada tipe ini cenderung menyukai aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan untuk menguasai orang lain, aktivitas yang mengekspresikan keberanian mengambil resiko dan semangat yang besar serta tidak menyukai aktivitas yang sistematik, abstrak, dan ilmiah. Orang-orang dengan tipe enterprising juga ditandai oleh sifat-sifatnya yang persuasif, verbal, ekstrover, penerimaan diri, percaya diri, keagresifan lisan (berbicara), dan sifatsifat pamer atau suka memamerkan kecakap-kecakapannya. Orang dengan tipe ini suka bekerja sebagai pedagang, manajer penjualan, juru leleang, promoter bisnis, direktur perusahaan, dan manajer asuransi.
TIPE KONVENSIONAL (6)
Orang-orang konvensional menguasai lingkungan fisik dan sosial dengan memilih tujuan, nilai-nilai dan tugas-tugas yang didukung oleh adat kebiasaan masyarakat. Orang tipe ini ditandai dengan sifat stereotip, praktis, tepat, control yang baik, rapi, suka bergaul, dan menciptakan suatu kesan yang baik, namun sedikit kurang fleksibel, konservatif, dan keras hati. Orang-orang dengan tipe ini suka bekerja pada pekerjaan seperti : kasir bank, ahli pajak, ahli statistic, analisis keuangan, akuntan public, banker, manajer kantor, dan kepala tata usaha.