Big Five Personality - Sejarah dan 5 Dimensi Kepribadian
Kelima faktor tes big five personality merupakan ringkasan dari 35 faktor yang dikemukakan oleh Cattel sebelumnya dan kemudian diringkas menjadi 5 faktor oleh Norman pada tahun 1963.
Salah satu teori yang cukup dikenal adalah Big Five Personality Theory. Munculnya teori ini tidak terlepas dari berbagai perdebatan dan penelitian diantara para ahli dan peneliti, dan setelah beberapa dekade para peneliti melakukan konsensus dan kesepakatan terhadap teori Big Five dengan mengklasifikasikan kepribadian manusia kedalam 5 faktor yaitu Neuroticsm, Openness, Concientiousness, Extraversion, dan Agreebelness. Kelima faktor ini merupakan ringkasan dari 35 faktor yang dikemukakan oleh Cattel sebelumnya dan kemudian diringkas menjadi 5 faktor oleh Norman pada tahun 1963. Munculnya teori ini bukan berari membatasi tipe kepribadian yang ada pada diri manusia, namun pada setiap faktor tersebut terdiri atas karaktertistik kepribadian manusia yang amat luas.
Berikut merupakan penjelasan dari kelima dimensi kepribadian menurut teori Big Five Personality tersebut:
- Neuroticism (N). Faktor ini mengidentifikasi individu yang memiliki ciri rentan terhadap masalah psikologis seperti stress, mudah mengalami rasa sedih, takut dan cemas yang berlebihan, memiliki dorongan yang berlebihan dan memiliki coping yang tidak sesuai atau maladaptive.
- Extraversion (E). Faktor ini mengidentifikasi individu yang memiliki ciri intensitas interaksi interpersonal yang tinggi, asertif, dan kemampuan bersenang – senang individu.
- Openness (O). Faktor ini melihat keterbukaan individu untuk mencari, menghargai dan mengeksplorasi pengalaman baru.
- Agreeableness (A). Faktor ini melihat kualitas personal individu dalam dari pikiran, perasaan dan perbuatan. Individu yang memiliki kepribadian ini biasanya kooperatif dan dapat dipercaya.
- Conscientiousness (C). Faktor ini melihat motivasi, pendirian serta kemampuan mengorganisasikan sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.
Mc Crae dan Costa (1997) mengklasifikasikan dengan lebih spesifik Big Five Personality yang digunakan di dalam kuesioner, trait-trait dalam domain-domain dari Big Five Personality Costa & McCrae (1997) adalah sebagai berikut:
1. Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan.
Skor tinggi: Cemas, gugup, marah, depresi, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik
Skor rendah: Tenang, santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah, riang.
Contoh Neuroticism: (a). Aku mudah terganggu, (b). Suasana hatiku tidak menentu, (c). Saya sering merasa sedih, (d). Saya khawatir tentang sesuatu.
2. Extraversion (E)
Faktor pertama adalah extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh (dominance-submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Kecenderungan untuk mengalami emosi yang positif dan “good mood”, serta merasakan hal baik tentang orang lain.
Skor tinggi: Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, aktif, banyak bicara, orientasi pada hubungan sesama, optimis, fun-loving, affectionate, ramah, bersahabat.
Skor rendah: Cenderung tidak menyukai interaksi sosial dan kurang mempunyai harapan/pandangan yang positif, tidak ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
Contoh dari extraversion: (a). Senang kehidupan partai, (b). Senang menjadi pusat perhatian, (c). Nyaman di sekitar orang, (d). Suka berbicara.
3. Openness (O)
Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan, karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada suatu ide atau situasi yang baru.
Skor tinggi: Memiliki nilai imajinasi, ingin tahu, kreatif, broadmindedness, berani mengambil resiko, inovatif dalam membuat rencana dan mengambil keputusan.
Skor rendah: Memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama, kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan serta kurang berani mengambil resiko.
Contoh dari openness: (a). Aku penuh dengan ide, (b). Aku cepat memahami sesuatu, (c). Aku mempunyai banyak kosakata, (d). Saya memiliki ide yang sangat baik
4. Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain.
Skor tinggi: menyenangkan, lembut, dapat dipercaya, penurut, suka membantu, pemaaf, cenderung penuh kasih sayang, peduli kepada orang lain.
Skor rendah: sulit percaya pada orang lain, agresif, sinis, kasar, curiga, pendendam, manipulatif, tidak simpati, tidak kooperatif, dan sewaktu-waktu bermusuhan.
Contoh Agreeableness: (a). Saya tertarik dalam masyarakat, (b). Saya merasa orang lain emosi, (c). Saya memiliki hati yang lembut.
5. Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan ambisius.
Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic, membosankan.
Skor tinggi: teratur, berdisiplin tinggi, pekerja keras, dapat diandalkan, disiplin, tepat waktu, rapi, hati-hati.
Skor rendah: kadang-kadang tampak kehilangan arah dan kedisiplinan, tanpa tujuan, tidak dapat diandalkan, malas, sembrono, lalai, mudah menyerah, hedonistic.
Contoh dari conscientiousness: (a). Saya selalu siap, (b). Aku sulit dalam bekerja, (c). Saya mengikuti jadwal.
Jenis-jenis Tes Big Five Personality
Ada beberapa alat tes yang disusun berdasarkan teori Big Five, antara lain yaitu Big Five Inventory, Neo PI-R, International Item Pool (IPIP), PCI, dan HPI. Di Indonesia penggunaan alat ukur kepribadian big five maupun pengembangan alatnya masih belum begitu populer. Padahal banyak hal yang mampu diprediksi dengan kepribadian big five. Penelitian tentang alat big five di Indonesia diantaranya dilakukan oleh Suminar,dkk. (1997) yang menguji validitas konstruk alat Personality Characteristic Inventory (PCI). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah dilakukan analisis faktor ternyata hanya empat faktor saja yang ada di Indonesia. Saran dari penelitian ini adalah melihat faktor budaya perlu dilihat.
Penelitian lain dilakukan oleh Halim, dkk. (2002) yang membandingkan big five faktor antara mahasiswa Indonesia dan Amerika. Tes yang digunakan adalah NEO-Personality Inventory Revised dan OMNI Berkeley Personality Profile. Subyek terdiri dari 385 mahasiswa di dua universitas di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 2 dari 5 faktor kepribadian Big Five menunjukkan hasil yang sama yaitu pada faktor Neuroticism dan Conscientiousness. Sementara 3 faktor lain yaitu Extraversion, Agreeableness dan khususnya Opennes ditemukan berbeda antara mahasiswa Amerika dan Indonesia.
Di Indonesia, telah tersedia aplikasi tes big five personality yang dikembangkan oleh NS Development. Jika anda ingin menggunakan dan memiliki tes Big Five Personality Online, anda dapat menghubungi NS Development.