logo PT Nirmala Satya Development
Pengertian Perkembangan Moral

Moral merupakan ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan, sedangkan etika merupakan ilmu pengetahuan mengenai asas-asas akhlak

Moral berasal dari bahasa Latin yakni “mores” kata jamak dari “mos” yang berarti adat kebiasaan, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, yang kemudian artinya berkembang menjadi sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku baik. Dalam bahasa Indonesia moral diartikan dengan susila. Moral pada dasarnya merupakan rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku yang harus dipatuhi. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia (1990) moral adalah sesuatu hal baik dan buruk yang diterima oleh masyarakat mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, dan budi pekerti.

Berikut akan dijelaskan pengertian moral lebih detail menurut pendapat para ahli perkembangan.

Pengertian Perkembangan Moral Munurut Ahli

Menurut Narwati (2011) moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima  entang tindakan manusia yang baik dan yang wajar.Istilah moral senantiasa mengacu kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.

Menurut W.J.S Poerdaminta (dalam Darmadi 2009) menjelaskan moral merupakan ajaran tentang baik buruknya perbuatan dan kelakuan, sedangkan etika merupakan ilmu pengetahuan mengenai asas-asas akhlak. Selanjutnya Darmadi (2009) mengatakan pada kenyataannya ukuran tingkah laku moral yang dipandang sebagai tingkaah laku lainnya sebagai buruk tidaknya sama dianut oleh umat manusia.

Menurut Kesuma (2012) moral merupakan kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, dan sebagainya. Audi, dalam Kesuma (2012) mengungkapkan ajaran moral atau moralitas dipelajari oleh filsafat moral atau etika.Urusan utama etika adalah studi tentang kebaikan atau hal yang baik atau hal yang bernilai.

Menurut Djahiri (1985) norma baru merupakan keharusan yang lebih bersifat operasional karena adanya sanksi (sanction) sedangkan moral menurut Piaget, dalam Djahiri (1985) moral lebih bersifat tuntutan dari luar (masyarakat/kehidupan) karena kiprah umum atau praktika nyata. Namun demikian kesemuanya memuat hal yang dianggap atau dinyatakan baik dan berharga.

Bertens, dalam Zuriah (2008) mengartikan etika sebagai ilmu yang mempelajari adat kebiasaan, termasuk didalamnya moral, yang mengandung nilai dan norma menjadi pegangan hidup seseorang atau sekelompok orang bagi pengaturan tingkah lakunya.

Menurut Dewey (dalam Budiningsih, 2001) moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan nilai-nilai susila. Sedangkan menurut Baron dkk, mengatakan moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan larangan dan tindakan yang membicarakan salah atau benar (dalam Budiningsih, 2001). Moral adalah kondisi atau potensi internal kejiwaan seseorang untuk dapat melakukan hal-hal yang baik, sesuai dengan nilai-nilai (value) yang diinginkan itu (Ahmadi dkk, 2005).

Moral adalah menunjukkan arti ”akhlaq”, tingkah laku sosial; ciri-ciri khas seseorang atau sekelompok orang dengan perilaku pantas dan baik, hukum atau adat istiadat yang mengatur tingkah laku. Menurut Poedjawiyatna, moral adalah sikap dan tindakan yang mengacu pada baik dan buruk. Normanya adalah menentukan benar salah sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik buruknya (Mujib dkk, 2002).

Menurut Zuriah (2008) mennyatakan pendidikan moral adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan pendidikan. Sedangkan, Dreeben, dalam Zuriah (2008) mengungkapkan jika tujuan pendidikan moral akan mengarahkan seseorang menjadi bermoral, yang penting adalah bagaimana agar seseorang dapat menyesuaikan diri dengan tujuan hidup bermasyarakat, oleh karena itu dalam tahap awal perlu dilakukan pengkondisian moral (moral conditioning) dan latihan moral (moral training) untuk pembiasaan.

Inti tentang pembicaraan moral adalah berkaitan bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbuatan selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk menetapkan benar salahnya sikap dan tindakan manusia. Kesuma (2012) mengungkapkan bahwa nilai moral adalah nilai-nilai sopan santun dalam suatu kelompok sosial, nilai[1]nilai moral tersebut seperti kejujuran, ketidakmemihakan, kedisiplinan, keramahan, saling menghargai, penghormatan dan sebagainya.

Pendidikan moral menyangkut pembinaan sikap dan tingkah laku moral yang baik atau budi pekerti yang baik. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya.

 

Referensi

Achmad Kosasih Djahiri. (1985). Strategi Pengajaran Afektif-Nilai Moral VCT dan Games terhadap VCT. Bandung: Jurusan PMPKN FPIPS IKIP Bandung

Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ahmadi, Abu, dkk, 2005, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA).

Budiningsih, Asri. dkk. (2001). Faktor-faktor yang berhubungan dengan tahap penalaran moral remaja: analisis karakteristik siswa SLTP dan SMU di Jawa. DCRG, Proyek Penelitian Untuk Pengembangan Pascasarjana/URGE. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti

Darmadi, Hamid. (2009). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta

Dharma Kesuma. 2012. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Narwati, Sri 2011. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia

Nurul Zuriah. (2008). Pendidikan Moral & Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan. Jakarta: PT Bumi Akasa

Artikel berhubungan: