logo PT Nirmala Satya Development
Tes Kepribadian Online

Tes kepribadian online bisa jadi alat bantu rekrutmen yang efektif, asal digunakan bersama metode lain dan ditafsirkan secara profesional. Dengan pendekatan menyeluruh, perusahaan bisa lebih tepat menilai kecocokan kandidat.

Pernah gak kamu ikut tes kepribadian online, terus hasilnya kayak "Wah, ini gue banget!" atau malah "Lho, kok bukan gue sama sekali?" Tes-tes kayak MBTI, DISC, Big Five, atau bahkan yang ala-ala "tes warna favoritmu menunjukkan siapa dirimu" sering banget berseliweran di media sosial. Tapi sekarang, tes kepribadian gak cuma buat seru-seruan atau bahan introspeksi diri banyak perusahaan juga mulai menjadikannya bagian dari proses rekrutmen.

Tapi, seberapa valid dan relevan sih sebenarnya tes kepribadian online buat screening karyawan? Apakah cocok untuk jadi alat seleksi, atau justru bisa menyesatkan? Mari kita temukan jawabannya!

Tren Tes Kepribadian dalam Rekrutmen

Belakangan ini, banyak HRD dan recruiter mulai melirik tes kepribadian sebagai salah satu tahapan dalam proses perekrutan. Alasannya sederhana: perusahaan ingin lebih mengenal calon karyawannya, bukan cuma dari CV atau hasil interview, tapi juga dari sisi psikologis—bagaimana mereka berpikir, bekerja, berinteraksi, dan bereaksi dalam situasi tertentu.

Tes seperti MBTI (Myers-Briggs Type Indicator), DISC, atau Big Five sering digunakan karena dianggap mampu memberikan gambaran tentang kepribadian seseorang secara cepat dan efisien. Dengan mengetahui tipe kepribadian calon karyawan, HR bisa mencoba memprediksi apakah orang ini bakal cocok dengan budaya kerja perusahaan, tim yang ada, atau peran tertentu.

Misalnya, kalau kamu seorang INTJ dalam MBTI, bisa jadi kamu dinilai cocok untuk posisi yang butuh analisis mendalam dan kerja mandiri, sementara orang dengan kepribadian ESFP mungkin lebih cocok untuk peran yang interaktif dan dinamis seperti sales atau customer service.

Keuntungan Menggunakan Tes Kepribadian

1. Cepat dan Efisien

Proses rekrutmen bisa makan waktu lama. Dengan tes kepribadian online, perusahaan bisa langsung mendapatkan insight awal tanpa perlu interaksi tatap muka yang panjang. Ini bisa sangat membantu ketika harus menyaring ratusan pelamar.

2. Membantu Menilai Kecocokan BudayaKecocokan budaya (cultural fit) itu penting banget. Seorang kandidat bisa jadi sangat kompeten, tapi kalau gak nyambung sama cara kerja dan nilai-nilai perusahaan, bisa jadi hubungan jangka panjangnya akan bermasalah. Tes kepribadian bisa memberi petunjuk awal apakah kandidat akan cocok atau tidak secara nilai dan cara kerja.

3. Mengurangi Bias Interviewer

Kadang, penilaian saat wawancara bisa bias entah karena kesamaan latar belakang, penampilan, atau cara bicara. Tes kepribadian bisa memberikan data tambahan yang lebih netral untuk membantu pengambilan keputusan.

4. Membantu Pengembangan Karyawan

Selain untuk rekrutmen, hasil tes kepribadian juga bisa berguna untuk pengembangan karier. Perusahaan bisa menggunakan hasil tersebut untuk menentukan program pelatihan atau bahkan promosi yang sesuai dengan kepribadian dan potensi karyawan.

Kapan Tes Kepribadian Bisa Jadi Alat yang Baik?

Tes kepribadian bukan hal buruk, selama digunakan dengan bijak. Kalau cuma jadi salah satu dari sekian banyak alat ukur, itu oke-oke aja. Yang penting, tes ini jangan dijadikan satu-satunya dasar keputusan.

Misalnya, hasil tes kepribadian bisa dipakai sebagai bahan diskusi saat interview. HR bisa bertanya, "Di tes kamu termasuk tipe yang suka bekerja sendiri. Tapi, di posisi ini kamu akan sering kerja tim. Gimana menurutmu?" Pertanyaan semacam ini bisa membuka percakapan yang lebih dalam dan mengungkap sisi lain dari kandidat.

Apa Kata Kandidat?

Dari sisi kandidat, tes kepribadian bisa terasa seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, mereka mungkin senang karena merasa dinilai secara lebih holistik, gak cuma dari nilai akademik atau pengalaman kerja. Tapi di sisi lain, ada juga yang merasa gak nyaman karena kepribadian mereka "dikotak-kotakkan" atau dinilai dengan cara yang kaku.

Beberapa bahkan merasa tidak bisa jujur karena khawatir hasil tes mereka akan memengaruhi peluang kerja. Misalnya, mereka merasa harus berpura-pura menjadi pribadi yang sangat teliti atau sangat sosial, padahal aslinya tidak begitu. Ini bisa mengarah ke hasil yang tidak akurat dan keputusan yang keliru.

Kesimpulan: Cocok Gak, Sih?

Jawabannya: tergantung cara penggunaannya.

Tes kepribadian online bisa jadi alat bantu yang menarik dan berguna dalam proses seleksi karyawan, tapi bukan satu-satunya alat ukur. Harus tetap digabungkan dengan wawancara mendalam, uji keterampilan, dan pertimbangan lain yang lebih menyeluruh. Jangan lupa juga, penting banget melibatkan profesional psikologi dalam interpretasinya jika memang ingin digunakan secara serius..

Dan untuk para recruiter yang ingin menyaring kandidat dengan lebih akurat, efisien, dan sesuai kebutuhan posisi, platform NSD hadir sebagai solusi modern yang memadukan data, psikologi, dan teknologi. NSD membantu perusahaan menemukan kecocokan kepribadian yang ideal untuk tiap posisi yang dibutuhkan—karena menemukan orang yang tepat, bukan sekadar yang cepat, adalah kunci tim yang sukses.