Anti FOMO Jurusan: Gunakan Tes Minat Bakat untuk Keputusan Objektif

Jangan ikut tren jurusan. Kenali minat-bakat, cek realita (prospek, biaya, lokasi), lalu putuskan. Tes NSD jadi kompas agar pilihan kuliah pas, semangat terjaga, dan masa depan lebih terarah.
Kamu pernah nggak sih dengar cerita teman atau saudara yang milih jurusan kuliah cuma karena lagi populer? Misalnya, dulu ada masa di mana jurusan kedokteran dianggap paling prestisius. Terus bergeser ke hukum, lalu ke IT gara-gara booming startup, sampai belakangan tren animasi dan desain grafis ikut naik karena dunia kreatif makin dilirik.
Masalahnya, nggak semua orang cocok dengan jurusan yang lagi nge-hype. Banyak yang ujung-ujungnya salah arah, kuliah setengah hati, atau malah drop out karena merasa nggak sanggup ngikutin materi. Fenomena ini nyata banget di kalangan siswa SMA yang lagi galau memilih jurusan.
Nah, biar nggak cuma ikut-ikutan, ada cara lebih bijak: coba tes minat bakat.
Jurusan Populer vs Kecocokan Pribadi
Setiap tahun, ada aja jurusan favorit yang jadi rebutan. Tahun 2020 misalnya, Data Science dan Informatika tiba-tiba jadi bintang karena semua orang ngomongin soal big data dan AI. Tahun-tahun berikutnya, psikologi juga rame banget, apalagi setelah isu mental health makin banyak dibahas.
Nggak salah sih kalau mau ambil jurusan yang prospeknya bagus. Tapi perlu diingat, prospek kerja bukan satu-satunya pertimbangan. Kalau passion kamu nggak ada di situ, perjalanan kuliah bisa terasa berat. Contoh, kalau kamu nggak tahan duduk berjam-jam depan laptop, ambil jurusan IT bisa bikin tersiksa.
Fakta: Banyak Mahasiswa Salah Jurusan
Menurut survei yang pernah dirilis IDN Times, lebih dari 60% mahasiswa Indonesia mengaku sempat merasa salah jurusan. Alasannya beragam, mulai dari ikut saran orang tua, ikut-ikutan teman, sampai sekadar ngikut tren.
Efeknya nggak main-main. Ada yang tetap lanjut kuliah tapi motivasi turun drastis, ada yang akhirnya pindah jurusan, bahkan ada yang berhenti total. Padahal, salah jurusan bisa dicegah kalau sejak awal mengenali minat dan bakat pribadi.
Kenapa Penting Melakukan Tes Minat Bakat?
- Mengurangi risiko salah jurusan. Kamu bisa tahu bidang yang sesuai sebelum terlanjur daftar.
- Menemukan kekuatan tersembunyi. Kadang kita nggak sadar punya bakat di area tertentu sampai tes menunjukkan pola.
- Meningkatkan motivasi belajar. Kalau jurusan sesuai minat, proses kuliah lebih semangat.
- Persiapan masa depan. Hasil tes bisa jadi bahan pertimbangan dalam memilih karier setelah lulus.
Fenomena Terkini: Gen Z dan FOMO Jurusan
Generasi Z terkenal sering ngalamin FOMO (Fear of Missing Out). Bukan cuma di media sosial, tapi juga dalam hal akademik. Banyak siswa merasa “harus” masuk jurusan yang dianggap keren atau menjanjikan.
Contohnya, jurusan teknologi ramai peminat karena semua orang ngomongin AI. Akibatnya, banyak yang daftar tanpa mikir apakah mereka memang punya ketertarikan di bidang itu. Belum lagi tekanan dari keluarga yang sering mengarahkan anak ke jurusan tertentu demi gengsi atau peluang gaji besar.
Padahal, riset membuktikan kalau kecocokan antara minat dan jurusan jauh lebih menentukan kesuksesan jangka panjang dibanding sekadar ikut tren.
Kisah Nyata: Salah Jurusan Bisa Jadi Berat
Ada cerita viral di Twitter soal mahasiswa yang masuk jurusan akuntansi karena ikut saran keluarga. Padahal, dia sebenarnya punya minat di dunia seni. Selama kuliah, nilainya pas-pasan, rasa stres makin menumpuk, sampai akhirnya mutusin buat banting setir jadi ilustrator freelance.
Cerita seperti ini bukan kasus tunggal. Banyak mahasiswa yang akhirnya baru menemukan passion setelah kuliah berjalan, sayangnya dengan harga yang cukup mahal: waktu, tenaga, bahkan biaya.
Tes Minat Bakat Sebagai Jalan Tengah
Kalau kamu lagi bingung pilih jurusan, tes minat bakat bisa jadi solusi di tengah kebimbangan. Bukan berarti hasil tes harus ditelan mentah-mentah, tapi bisa dijadikan kompas awal.
Misalnya hasil tes menunjukkan kamu cenderung suka bekerja dengan data dan analisis. Dari situ, kamu bisa pertimbangkan jurusan matematika, statistik, atau teknik informatika. Kalau hasilnya lebih condong ke interaksi sosial, mungkin psikologi, komunikasi, atau pendidikan lebih pas.
Dengan begitu, keputusan yang diambil lebih sesuai dengan kepribadian dan gaya belajar kamu.
Jangan Lupa Pertimbangkan Realita
Tes minat bakat memang bisa memberi gambaran, tapi tetap perlu realistis. Pertimbangkan faktor lain seperti prospek kerja, biaya kuliah, lokasi kampus, dan dukungan keluarga. Idealnya, keputusan dibuat dengan kombinasi antara data dari tes, minat pribadi, dan kondisi nyata di lapangan.
Penutup
Milih jurusan itu keputusan besar, jangan sampai cuma ikut-ikutan tren. Seru sih kalau bisa bilang kuliah di jurusan yang lagi hype, tapi kalau nggak sesuai dengan diri sendiri, jalan kuliah bisa jadi penuh drama.
Tes minat bakat hadir buat bantu mengenali potensi asli kamu. Dengan hasil yang lebih objektif, kamu bisa punya panduan lebih jelas untuk menentukan pilihan. Jadi, bukan hanya ikut arus, tapi benar-benar membangun masa depan sesuai kemampuan dan keinginan.
Kalau kamu mau coba, NSD (Nirmala Satya Development) menyediakan platform tes minat bakat yang dirancang lebih terukur dan bisa diakses dengan mudah. Cocok banget buat generasi yang lagi di persimpangan jurusan atau karier. Karena pada akhirnya, yang paling penting adalah memilih jalan yang bikin kamu merasa berkembang, bukan sekadar terlihat keren di mata orang lain.