logo PT Nirmala Satya Development
Tes Mental Health

Tes Mental Health membantu mengenali sejak dini kondisi kejiwaan memahami diri, merawat emosi dan menjaga kesehatan mental maupun fisik.

Gangguan mental adalah kondisi kejiwaan yang memengaruhi emosi, pola pikir, serta perilaku seseorang, sehingga dapat berdampak pada kualitas hidupnya. Atas dasar itulah tes kesehatan mental (mental health test) menjadi penting dilakukan. Tes mental health ini berfungsi sebagai sarana pemeriksaan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan mental sekaligus mendeteksi adanya gangguan kejiwaan sejak dini. 

Dengan tes kesehatan mental, individu dapat mengetahui gejala awal yang mungkin dialami. Alhasil bisa segera mendapatkan penanganan yang tepat sebelum gangguan berkembang lebih serius.

Manfaat dan Jenis Tes Mental Health Deteksi Gangguan Jiwa

Kesehatan mental atau mental health adalah kondisi yang mencakup aspek emosional, psikologis, dan sosial yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, serta berperilaku. Menurut MentalHealth.gov, seseorang dengan kesehatan mental yang baik biasanya merasa bahagia, tenang, dan mampu mengendalikan diri. 

Kondisi ini sangat penting karena berperan besar dalam menghadapi tantangan hidup, menjalin hubungan positif, hingga memaksimalkan potensi diri. Sebaliknya, gangguan kesehatan mental dapat berdampak serius, mulai dari menurunnya produktivitas hingga rusaknya hubungan sosial.

Mengutip Kemenkes, individu dengan mental sehat mampu menggunakan kemampuan dirinya secara optimal dalam menghadapi tekanan hidup. Namun, ketika kesehatan mental terganggu, seseorang bisa mengalami kesulitan berpikir jernih, perubahan suasana hati, dan kesulitan mengendalikan emosi.

Ada sejumlah tanda yang menunjukkan seseorang mengalami gangguan kesehatan mental. Berdasarkan Mayo Clinic, gejalanya meliputi perasaan sedih berkepanjangan, kesulitan berkonsentrasi, rasa takut atau khawatir berlebihan, perubahan suasana hati yang ekstrem, serta kesulitan dalam bersosialisasi. 

Gejala lainnya mencakup mudah lelah, sulit tidur, mengalami halusinasi atau delusi, stres berlebihan, hingga perubahan pola makan maupun gairah seks. Pada kondisi yang lebih serius, penderita bahkan bisa menunjukkan perilaku agresif, ketergantungan pada alkohol atau narkoba, hingga munculnya pikiran untuk bunuh diri.

Jenis Tes

Tes mental health terdiri dari berbagai jenis, masing-masing dirancang untuk mengidentifikasi kondisi psikologis tertentu. Beberapa tes yang umum digunakan antara lain:

1. MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Tes ini merupakan salah satu yang paling sering dipakai untuk menilai kondisi mental sekaligus membantu diagnosis gangguan kejiwaan seperti skizofrenia, depresi, dan kecemasan. MMPI juga kerap digunakan dalam kasus hukum, misalnya untuk menilai kondisi kejiwaan tersangka atau dalam perebutan hak asuh anak. Metodenya berupa serangkaian pertanyaan dengan jawaban "benar" atau "salah".

2. PHQ-9 (Patient Health Questionnaire–9)

Tes ini difokuskan untuk mendeteksi depresi sejak dini, menilai tingkat keparahannya, serta memantau efektivitas pengobatan. PHQ-9 berisi sembilan pertanyaan singkat yang dijawab dengan skala 0 (tidak pernah) hingga 4 (hampir setiap hari). Salah satu contohnya: “Dalam 2 minggu terakhir, seberapa sering Anda merasa murung atau putus asa?”

3. BDI (Beck Depression Inventory)

BDI digunakan untuk mengukur tingkat keparahan depresi melalui pertanyaan pilihan ganda. Hasil dari tes mental health ini membantu tenaga profesional menilai kondisi emosional seseorang secara lebih objektif.

4. STEPI (Schizophrenia Test and Early Psychosis Indicator)

Tes ini membantu mengidentifikasi gejala awal skizofrenia maupun psikosis. STEPI mencakup 17 pertanyaan seputar pengalaman sehari-hari, termasuk kecenderungan terhadap halusinasi atau delusi.

5. Yale Brown Obsessive Compulsive Scale (Y-BOCS)

Tes ini dirancang untuk mendiagnosis gangguan obsesif kompulsif (OCD). Melalui 10 pertanyaan, hasil tes digunakan dokter untuk menilai tingkat keparahan dan jenis gangguan yang dialami pasien.

Sebagian besar tes kesehatan mental gratis yang tersedia secara online hanya berfungsi sebagai alat skrining awal, bukan diagnosis resmi. Artinya, hasil dari tes tersebut tidak boleh dijadikan satu-satunya dasar dalam mengambil keputusan penting terkait kondisi kesehatan mental.

Meski demikian, tes yang dikembangkan oleh lembaga atau profesional tepercaya umumnya memiliki tingkat akurasi yang cukup baik untuk memberikan gambaran awal mengenai kondisi psikologis seseorang. Jika hasil tes menunjukkan adanya potensi gangguan, langkah paling tepat adalah segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater agar mendapatkan evaluasi menyeluruh serta penanganan yang sesuai.

Tes mental health membantu mengenali sejak dini kondisi kejiwaan. Hal ini penting untuk mencegah gangguan semakin parah serta dapat segera melakukan penyembuhan dengan tepat. Selain itu terdapat beberapa jenis tes yang tersedia. Sehingga langkah ini menjadi awal memahami diri, merawat emosi dan menjaga kesehatan secara menyeluruh mental maupun fisik.