logo PT Nirmala Satya Development
Tes Kepribadian Online

Perfeksionis dan santai punya sisi positif-negatif. Tes kepribadian online bantu mengenali kecenderunganmu agar bisa seimbang: tetap produktif tanpa terjebak stres berlebihan.

Setiap orang punya gaya hidup dan cara menghadapi masalah yang berbeda. Ada yang super detail, nggak bisa lihat ada satu hal pun keluar jalur, harus rapi, tepat waktu, dan sempurna dalam segala hal. Tapi ada juga tipe orang yang lebih fleksibel, gampang menyesuaikan diri, nggak terlalu ribet kalau ada hal kecil yang melenceng, dan lebih suka jalanin hidup dengan santai. Nah, sering kali kita nggak sadar sebenarnya kita lebih condong ke arah mana: perfeksionis atau santai?

Di sinilah tes kepribadian online bisa jadi alat seru buat bantu jawab rasa penasaran itu. Bukan sekadar main-main, tes semacam ini bisa kasih gambaran tentang kebiasaan, cara berpikir, hingga bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain.

Perfeksionis: Si Detail-Oriented yang Kadang Bikin Capek Sendiri

Kalau kamu termasuk orang yang merasa harus punya catatan rapih dengan stabilo warna-warni, atau nggak bisa tenang kalau laporan kerja ada salah ketik sedikit, kemungkinan besar kamu punya kecenderungan perfeksionis.

Perfeksionis itu biasanya identik sama standar tinggi. Ada rasa puas kalau semua berjalan sesuai rencana. Tapi sisi lainnya, perfeksionis juga rentan stres karena hal kecil bisa dianggap masalah besar.

Di dunia kerja, karakter ini sering dianggap menguntungkan. Bayangin aja seorang arsitek yang harus merancang bangunan, tentu dibutuhkan ketelitian luar biasa. Tapi ketika perfeksionis terlalu dominan, bisa muncul rasa cemas berlebihan, bahkan takut gagal. Fenomena “burnout” yang sekarang sering dibicarakan di media sosial, banyak dialami orang-orang tipe ini. Mereka sibuk ngejar kesempurnaan sampai lupa bahwa tubuh dan pikiran butuh istirahat.

Si Santai: Hidup Mengalir dan Lebih Fleksibel

Kebalikannya, ada juga orang yang lebih chill. Tipe ini biasanya gampang diajak kompromi. Deadline mepet? Santai aja, pasti bisa selesai. Teman telat datang satu jam? Nggak masalah, masih bisa nunggu sambil ngopi.

Tipe santai ini bikin hidup kelihatan lebih ringan. Mereka jarang bikin diri sendiri stres karena hal-hal kecil. Namun, kelemahannya, kadang dianggap kurang serius atau kurang disiplin.

Kalau kamu termasuk orang yang sering dibilang “nggak ribet” sama temen-temenmu, kemungkinan besar kamu punya sisi santai yang cukup kuat. Di zaman sekarang, karakter seperti ini juga punya keuntungan. Hidup penuh ketidakpastian, dan orang dengan pola pikir fleksibel biasanya lebih tahan banting menghadapi perubahan.

Fenomena yang Lagi Terjadi: Generasi Muda di Persimpangan

Kalau lihat survei kesehatan mental beberapa tahun terakhir, terutama setelah pandemi, banyak anak muda yang merasa tertekan karena tuntutan hidup. Ada berita dari WHO yang menyebutkan angka depresi dan kecemasan meningkat pesat setelah 2020. Tekanan itu sebagian muncul karena standar hidup yang semakin tinggi: harus sukses cepat, punya penghasilan besar, tapi tetap bisa menikmati hidup.

Di satu sisi, banyak mahasiswa atau karyawan muda yang jadi perfeksionis karena takut kalah saing. Mereka rela kerja lembur, ikut kursus tambahan, sampai rela mengorbankan waktu istirahat. Di sisi lain, ada juga yang memilih gaya hidup slow living. Mereka nggak mau terjebak dalam perlombaan tanpa ujung, lebih memilih menjalani hidup dengan ritme yang lebih santai.

Fenomena ini jadi menarik, karena di media sosial pun sering muncul perdebatan: lebih baik jadi perfeksionis atau santai? Jawabannya tentu nggak hitam putih. Semua kembali pada keseimbangan.

Kisah Sehari-hari: Teman Perfeksionis vs Teman Santai

Bayangin dua teman sekamar kos. Si A perfeksionis, kamarnya harus rapi, meja belajar nggak boleh ada debu sedikit pun. Si B santai banget, baju bisa numpuk dulu baru dicuci seminggu sekali. Awalnya pasti ribut terus, tapi lama-lama mereka saling belajar.

Si A jadi lebih bisa nerima kalau nggak semua hal bisa sempurna. Si B belajar untuk lebih bertanggung jawab sama kebersihan. Dari sini kelihatan, perbedaan gaya ini sebenarnya bisa saling melengkapi kalau ada komunikasi yang baik.

Fakta Menarik: Perfeksionis Rentan Cemas, Santai Rentan Lalai

Beberapa penelitian psikologi menunjukkan bahwa perfeksionis punya risiko lebih tinggi terkena gangguan kecemasan. Mereka sering overthinking, takut gagal, atau merasa belum cukup meskipun sudah melakukan yang terbaik.

Sementara itu, orang santai justru punya risiko lain: sering kehilangan peluang karena kurang persiapan. Misalnya, nggak belajar cukup serius untuk ujian karena terlalu yakin “nanti juga bisa.” Akhirnya hasilnya kurang maksimal.

Makanya, penting banget buat tahu diri kita ada di posisi mana, supaya bisa menyeimbangkan kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Jadi, Kamu di Pihak Mana?

Mungkin kamu nggak 100% perfeksionis atau 100% santai. Kebanyakan orang berada di tengah-tengah. Kadang kita butuh sisi perfeksionis untuk mencapai target tertentu. Tapi di saat lain, kita juga perlu sisi santai supaya nggak stres berlebihan.

Tes kepribadian online bisa jadi alat bantu buat mengenali seberapa kuat kecenderungan itu dalam diri kita. Setelah tahu, kita bisa mengatur strategi hidup lebih baik. Misalnya, kalau sadar terlalu perfeksionis, coba belajar melepas hal-hal kecil yang nggak penting. Kalau sadar terlalu santai, coba bikin to-do list biar lebih disiplin.

Penutup

Hidup selalu bergerak antara dua kutub: ingin sempurna atau ingin tenang. Kadang kita merasa harus jadi yang terbaik, kadang kita cuma ingin hidup damai tanpa tekanan. Nggak ada yang sepenuhnya salah atau benar, karena keduanya punya sisi baik dan sisi buruk.

Dengan bantuan tes kepribadian online, kita bisa lebih kenal diri sendiri. Dari situ, kita bisa belajar menyeimbangkan dua sisi tersebut, biar nggak gampang stres tapi juga tetap bisa mencapai tujuan.

Dan kalau kamu pengin akses berbagai tes mulai dari kepribadian, minat bakat, IQ, sampai kesehatan mental, NSD (Nirmala Satya Development) menyediakan platform yang bisa jadi pilihan tepat.

Artikel berhubungan: