Pengertian Cyberbullying - Ketahui lebih dalam apa itu Cyberbullying
Tindakan cyberbullying dapat mengganggu kehidupan seseorang bahkan jika tindakan cyberbullying sudah pada tahap ekstrim akan berdampak pada kesehatan psikologis.
Apakah Anda pernah merasa terancam, dihina, atau diintimidasi melalui dunia maya? Jika iya, Anda mungkin telah mengalami cyberbullying, sebuah fenomena yang semakin merajalela di era digital ini. Cyberbullying, yang melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain, telah menjadi ancaman serius yang mempengaruhi kesejahteraan dan keseimbangan mental individu di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa sebenarnya cyberbullying.
Pengertian Cyberbullying Menurut Ahli
Apakah Anda pernah merasa terancam, dihina, atau diintimidasi melalui dunia maya? Jika iya, Anda mungkin telah mengalami cyberbullying - fenomena yang semakin merajalela di era digital ini. Cyberbullying, yang melibatkan penggunaan teknologi informasi untuk menyakiti, mengintimidasi, atau merendahkan orang lain, telah menjadi ancaman serius yang mempengaruhi kesejahteraan dan keseimbangan mental individu di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa sebenarnya cyberbullying dan mempertimbangkan pendapat para ahli yang berkompeten di bidang iniProfesor Dan Olweus, psikolog dan peneliti cyberbullying ia berpendapat cyberbullying adalah penggunaan teknologi informasi secara berulang-ulang untuk menyalahgunakan orang lain. Dengan kata lain, cyberbullying melibatkan serangkaian tindakan berulang dan terus-menerus yang dilakukan melalui platform digital.
Patchin Hinduja mendefinisikan cyberbullying sebagai penggunaan media digital untuk menyakiti, mempermalukan, atau mengancam orang lain. Penting untuk dicatat bahwa tindakan ini disengaja dan dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan mental atau psikologis pada orang lain.
Elizabeth Englander Menurut Dr. Englander, cyberbullying adalah penggunaan teknologi digital untuk melakukan perilaku agresif atau mempermalukan orang lain secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, aspek berulang dan jangka panjang penting untuk membedakan cyberbullying dengan tindakan yang tidak terstruktur dan hanya terjadi sekali.
Justin W dan Dr. Patchin menjelaskan bahwa cyberbullying terjadi ketika seseorang menggunakan media sosial, pesan teks, dan platform digital lainnya untuk menyerang dan melecehkan orang lain secara online. Dr Patchin menjelaskan bahwa cyberbullying terjadi ketika orang menggunakan media sosial, pesan teks, dan platform digital lainnya untuk menyerang dan melecehkan orang lain secara online. Cyberbullying melibatkan interaksi tidak langsung melalui teknologi.
Menurut Dr. Samir Hinduja, cyberbullying adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk terus menerus melecehkan, mengintimidasi, dan mempermalukan orang. Dia menekankan bahwa cyberbullying adalah bentuk pelecehan yang diulang-ulang dan dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang bagi korban.
Dr Moreno menjelaskan bahwa cyberbullying terjadi ketika seseorang dengan sengaja menggunakan teknologi digital untuk menyebabkan tekanan psikologis dan emosional pada orang lain. Dalam konteks ini, niat untuk menyakiti dan dampak psikologis merupakan elemen kunci dalam mendefinisikan perilaku cyberbullying.
Susan Swearler, psikolog dan peneliti cyberbullying menjelaskan cyberbullying melibatkan penggunaan teknologi, seperti internet dan media sosial, untuk melakukan perilaku agresif atau mempermalukan orang lain. Ini menyoroti penggunaan media digital sebagai alat untuk menyakiti dan menyusahkan korban.
Gwen Shulgin-O'Keeffe menjelaskan bahwa cyberbullying terjadi ketika media digital digunakan untuk menyakiti, mempermalukan, atau mengintimidasi orang lain dengan sengaja. Penekanan pada niat ini menggarisbawahi bahwa tindakan tersebut dilakukan dengan niat jahat.
Profesor Smith mendefinisikan cyberbullying sebagai penggunaan teknologi informasi untuk melakukan tindakan yang merugikan, seperti menghina, mengancam, dan menyebarkan rumor palsu tentang orang lain. Dia menunjukkan bahwa cyberbullying melibatkan perilaku yang berbahaya, sering kali dengan unsur kebohongan dan penindasan.
Karen Ginsberg, pakar pendidikan dan peneliti cyberbullying: Menurutnya cyberbullying melibatkan perilaku agresif dan mempermalukan yang terjadi melalui komunikasi elektronik, seperti mengirim pesan kasar atau mengancam melalui media digital. Dalam hal ini, komunikasi elektronik digunakan sebagai alat untuk melakukan tindakan negatif terhadap orang lain.
Prevalensi Cyberbullying
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cyberbullying Research Center, sebanyak 36,5% orang melaporkan bahwa menerima cyberbullying selama hidupnya, dan sebanyak 17,4% melaporkan bahwa telah menerima cyberbullying selama 30 hari terakhir .Selain itu, menurut data Badan Pusat Statistik pada tahun 2006 prevalensi cyberbullying di Indonesia mencapai 25 juta.
Dapat disimpulkan bahwa cyberbullying adalah tindakan yang serius dan merugikan yang dilakukan melalui media digital untuk menyakiti, menghina, atau mengintimidasi individu lain. Fenomena ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental, emosional, dan fisik korban. Menanggapi cyberbullying membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk orang tua, pendidik, pemerintah, dan platform media sosial.
Tindakan cyberbullying dapat mengganggu kehidupan seseorang bahkan jika tindakan cyberbullying sudah pada tahap ekstrim akan berdampak pada kesehatan psikologis, sehingga perlu perhatian serius.
Untuk mengetahui informasi seputar psikologis anda, Tes Psikologi Online dapat membantu anda, tes ini tersedia pada platform kami NS Development.