Ketahui Ciri-ciri dari Fanatisme
fanatisme adalah kepastian absolut, intoleransi dan permusuhan, emosi yang berlebihan, bias konfirmasi, dan hilangnya visi dan fleksibilitas. Memahami karakteristik ini akan membantu mengidentifikasi fanatisme dalam diri Anda dan orang lain serta mendorong keterbukaan pikiran, pemikiran kritis dan wacana yang sehat.
Fanatisme adalah kecintaan atau keyakinan yang ekstrem terhadap suatu ideologi, sistem kepercayaan, atau tujuan tertentu. Hal ini dapat muncul di banyak bidang kehidupan, termasuk agama, politik, olahraga, dan hiburan. Semangat dan pengabdian adalah sifat-sifat positif, tetapi fanatisme cenderung meningkatkan sifat-sifat ini ke tingkat yang berbahaya dan tidak sehat. Artikel ini membahas lima karakteristik utama fanatisme.
1. Memiliki keyakinan yang kuat
Salah satu karakteristik utama fanatisme adalah keyakinan teguh bahwa gagasan seseorang adalah yang paling benar atau paling unggul, sering kali sampai-sampai mengabaikan pendapat dan bukti yang berlawanan. Karakteristik ini berkaitan erat dengan dogmatisme, di mana para penganutnya percaya bahwa ideologi mereka mutlak dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Menurut Dr John F. Shoemaker, seorang psikolog keyakinan ini muncul dari kebutuhan psikologis yang mendalam akan stabilitas dan kontrol. Orang-orang fanatik menemukan kenyamanan dalam berpegang teguh pada keyakinan mereka meskipun ada bukti yang bertentangan.
2. Intoleransi dan permusuhan
Kaum fanatik sering kali menunjukkan tingkat intoleransi yang tinggi terhadap mereka yang tidak memiliki keyakinan yang sama atau tidak sesuai dengan standar mereka. Intoleransi ini dapat muncul dalam bentuk agresi verbal atau fisik, pengucilan sosial, atau bahkan kekerasan. Psikiater dan penulis Dr Mardy J. Horowitz mencatat bahwa permusuhan kaum fanatik berasal dari rasa takut yang mendalam akan kehilangan identitas dan kekuasaan mereka. Untuk melindungi dan menyebarkan ideologi mereka, kaum fanatik dapat menyerang dan menekan perbedaan pendapat, yang mengarah pada polarisasi sosial dan perselisihan.
3. Gejolak emosional
Gejolak emosional menjadi ciri perilaku fanatik. Kaum fanatik mengalami emosi yang meningkat seperti kemarahan, ketakutan, kegembiraan, dan pengabdian, yang dapat mendorong mereka untuk berperilaku ekstrem. Psikolog klinis Dr Vinita Mehta menjelaskan bahwa emosi yang berlebihan yang terlihat pada orang fanatik sering kali berasal dari rasa tujuan dan identitas yang dibawa oleh keyakinan mereka. Emosi yang kuat ini dapat menciptakan rasa persatuan di antara orang-orang yang berpikiran sama, tetapi juga dapat membutakan mereka terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perilaku mereka.
4. Bias konfirmasi
Para fanatik cenderung mencari dan menafsirkan informasi yang mengukuhkan keyakinan mereka. Bias kognitif ini dikenal sebagai bias konfirmasi. Psikolog Dr Julia Shaw menjelaskan bahwa bias konfirmasi memungkinkan para fanatik untuk mempertahankan sistem kepercayaan mereka meskipun ada pendapat dan fakta yang berlawanan. Semakin dalam fanatisme, semakin kuat bias ini, semakin yakin mereka dan semakin sulit untuk terlibat dalam perdebatan rasional dan pemikiran kritis.
5. Berpikiran sempit dan kehilangan fleksibilitas
Orang-orang fanatik dapat menjadi begitu terjebak dalam keyakinan mereka sehingga mereka tidak dapat mempertimbangkan sudut pandang alternatif dan konsekuensi potensial dari tindakan mereka, yang mengarah pada penyempitan visi. Psikolog dan penulis Dr Steve Taylor mencatat bahwa orang-orang fanatik cenderung mengadopsi pandangan dunia hitam dan putih dan mengabaikan nuansa abu-abu. Pola pikir yang kaku ini menghalangi adaptasi dan kompromi serta menghambat dialog dan kemajuan yang konstruktif.
Dampak Dari Fanatisme
Fanatisme memiliki konsekuensi serius bagi individu dan masyarakat. Hal ini menyebabkan perpecahan sosial, kekerasan dan penindasan terhadap pendapat yang berbeda, serta menghambat pertumbuhan intelektual dan budaya. Dr Schumaker memperingatkan bahwa fanatisme dapat melahirkan ekstremisme dan bahkan menyebabkan runtuhnya nilai-nilai demokrasi. Selain itu, intensitas emosional yang terkait dengan fanatisme dapat menyebabkan kelelahan dan hubungan yang tegang, yang dapat merusak kesejahteraan mental mereka yang terlibat.
Dalam kesimpulannya Lima karakteristik utama dari fanatisme adalah kepastian absolut, intoleransi dan permusuhan, emosi yang berlebihan, bias konfirmasi, dan hilangnya visi dan fleksibilitas. Memahami karakteristik ini akan membantu mengidentifikasi fanatisme dalam diri Anda dan orang lain serta mendorong keterbukaan pikiran, pemikiran kritis dan wacana yang sehat. Dengan mengedepankan empati, dialog, dan kemauan untuk melihat perspektif yang berbeda, kita dapat bekerja menuju masyarakat yang lebih toleran dan inklusif, bebas dari bahaya fanatisme.
Memiliki keyakinan terhadap sesuatu dan memegang teguh hal itu tidak ada salahnya, namun ketika hal tersebut sudah berlebihan bahkan tidak menghargai perbedaan orang lain akan menimbulkan banyak konflik bagi lingkungan sekitar dan lebih parahnya lagi menimbulkan gangguan psikologis bagi diri sendiri. Tes Psikologi Online yang tersedia di NS Development dapat membantu anda unutk mengetahui informasi tentang psikologis Anda.