logo PT Nirmala Satya Development
Overthinking

Overthinking, atau berpikir berlebihan, merupakan fenomena psikologis yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental seseorang.

Kalian pasti pernah mendengar istiliah overthinking. Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita menemui diri kita terjebak dalam labirin pikiran yang tak kunjung selesai—fenomena yang dikenal sebagai "overthinking" atau "berpikir berlebihan." Dari kekhawatiran yang terus-menerus hingga analisis berulang tentang setiap detail, overthinking bisa menjadi kendala serius dalam mencapai keseimbangan mental dan pengambilan keputusan yang efektif. Mari kita telaah lebih dalam tentang berpikir berlebihan atau overthinking dalam artikel ini.

Pengertian Overthinking

Susan Nolen-Hoeksema menjelaskan Overthinking adalah kecenderungan untuk terus-menerus merenungkan, menganalisis, atau merumuskan masalah tanpa mencari solusi yang konstruktif. Ini menekankan pada ketidakmampuan untuk keluar dari siklus pemikiran yang tidak produktif.

Jonah Paquette menyampaikan Overthinking adalah proses berulang dari pemikiran yang tidak produktif, di mana seseorang terjebak dalam siklus merenung yang tidak sehat. Poin ini menyoroti sifat berulang dan tidak produktif dari pikiran tersebut.

Daniel Kahneman Overthinking dapat dijelaskan sebagai contoh dari "sistem dua" dalam pemikiran manusia, di mana sistem otomatis dan cepat bertabrakan dengan sistem lambat dan reflektif. Ini merujuk pada benturan antara pemikiran otomatis dan reflektif dalam proses keputusan.

Mel Schwartz Overthinking adalah kondisi di mana seseorang terjebak dalam pikiran yang berputar-putar tanpa arah, menciptakan kebingungan dan stres. Ini menekankan pada sifat yang memusingkan dan membingungkan dari overthinking.

Amy Morin Overthinking adalah kecenderungan untuk terlalu banyak memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk dan mengkhawatirkan hal-hal yang mungkin tidak pernah terjadi. Ini mencakup aspek kecemasan dan pemikiran negatif tentang masa depan.

Robert L. Leahy Overthinking melibatkan sikap perfeksionisme di mana seseorang terus-menerus mencari solusi sempurna, bahkan untuk masalah kecil. Ini mengaitkan overthinking dengan kecenderungan untuk memikirkan segala sesuatu dengan detail yang berlebihan.

Guy Winch Overthinking seringkali terkait dengan kesulitan dalam mengelola emosi, di mana seseorang menggunakan pemikiran berlebihan sebagai cara untuk menghindari atau mengatasi perasaan yang tidak nyaman. Ini menekankan hubungan antara overthinking dan ketidakmampuan mengelola emosi.

Carl Newport Overthinking bisa menjadi hasil dari kebiasaan multitasking, di mana pikiran terus-menerus beralih antara berbagai tugas tanpa fokus yang memadai. Ini mengaitkan overthinking dengan pola pikir yang terpecah dan kurang fokus.

Judith S. Beck Overthinking dapat dilihat sebagai bentuk distorsi kognitif di mana seseorang terjebak dalam pola pikir yang tidak sehat, seperti membuat asumsi yang tidak masuk akal atau menggeneralisasi negatif. Ini menekankan bahwa overthinking dapat berkaitan dengan distorsi kognitif atau pola pikir yang tidak sehat.

Judith Orloff Overthinking dapat dianggap sebagai kelebihan aktivitas otak yang tidak perlu, di mana pikiran terus-menerus berjalan tanpa henti. Ini bisa dihubungkan dengan sensitivitas yang tinggi atau pemrosesan emosi yang intens.

Elaine N. Aron Bagi individu yang memiliki kepekaan sensori yang tinggi (HSP), overthinking mungkin menjadi dampak dari pemrosesan informasi yang lebih dalam dan reflektif. Hal ini dapat dilihat sebagai respons yang lebih intens terhadap rangsangan dan peristiwa sehari-hari.

Brene Brown Overthinking mungkin berkaitan dengan ketakutan akan ketidakpastian dan ketidakmampuan untuk menerima ketidaksempurnaan. Brene Brown menyoroti pentingnya keberanian untuk berdamai dengan ketidakpastian dan rentang kehidupan yang tidak sempurna.

Overthinking dapat terkait dengan kurangnya kasih sayang pada diri sendiri. Kristin Neff menekankan pentingnya memiliki sikap yang penuh kasih terhadap diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi pola pikir yang merugikan.

David D. Burns menyebutkan overthinking sebagai negative brainstorming, di mana otak terus-menerus menghasilkan ide-ide negatif yang tidak produktif. Ini melibatkan pengenalan dan perubahan pola pikir yang merugikan.

Bagaimana Overthinking dalam Penelitian?
  • Dalam jurnal Psychological Review, Dr. Kevin Thompson menyajikan hasil penelitian yang menunjukkan hubungan antara overthinking dan penurunan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi dan mengatasi pola pemikiran berlebihan untuk mencegah dampak negatif pada kesehatan mental.
  • Dalam Journal of Cognitive Psychotherapy, Dr. Lisa White mempresentasikan strategi kognitif-terapeutik yang dapat membantu individu mengubah pola pikir yang terkait dengan overthinking. Ini mencakup mengenali pikiran otomatis yang negatif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih positif dan realistis.

Dalam kesimpulan, dapat dinyatakan bahwa overthinking, atau berpikir berlebihan, merupakan fenomena psikologis yang dapat memengaruhi kesejahteraan mental seseorang. Overthinking ditandai oleh pemrosesan informasi yang berlebihan, analisis yang mendalam terhadap situasi, serta kecenderungan untuk terjebak dalam siklus pemikiran yang tidak produktif. Ahli-ahli mencatat bahwa overthinking dapat menyebabkan ansietas yang tinggi, stres berlebihan, gangguan tidur, dan penurunan konsentrasi.