logo PT Nirmala Satya Development
Agresivitas

Terdiri dari beberapa aspek perilaku agresivitas yang perlu diketahui

Sebagai sebuah perilaku yang menyimpang, sikap agresivitas perlu dikenali dengan baik lebih awal, untuk memudahkan penanganan. Deteksi dan penanganan yang lebih dini terhadap perilaku agresif dapat membantu penderita, sekaligus mengurangi akibat negatif dari perilaku tersebut.

Aspek-aspek Agresivitas

Ada beberapa ahli yang membagi aspek-aspek agresivitas ini kedalam beberapa kelompok, misalnya yang akan dijelaskan dibawah ini menurut penapat Bush dan Perry.

Bush dan Perry (1992) mengklasifikasikan agresivitas dalam 4 aspek, yaitu agresi fisik, agresi verbal, kemarahan, dan permusuhan. Agresi fisik dan agresi verbal mewakili komponen motorik dalam agresivitas, sedangkan kemarahan dan permusuhan mewakili komponen afektif dan kognitif dalam agresivitas. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Agresi fisik (Physical Agression) ialah bentuk perilaku agresif yang dilakukan dengan menyerang secara fisik dengan tujuan untuk melukai atau membahayakan seseorang. Perilaku agresif ini ditandai dengan terjadinya kontak fisik antara agresor dan korbannya.
  2. Agresi verbal (Verbal Agression) ialah agresivitas dengan kata-kata. Agresi verbal dapat berupa umpatan, sindiran, fitnah, dan sarkasme.
  3. Kemarahan (Anger) ialah suatu bentuk indirect agression atau agresi tidak langsung berupa perasaan benci kepada orang lain maupun sesuatu hal atau karena seseorang tidak dapat mencapai tujuannya.
  4. Permusuhan (Hostility), merupakan komponen kognitif dalam agresivitas yang terdiri atas perasaan ingin menyakiti dan ketidakadilan.

Menurut Sadli (dalam Adji, 2002) mengemukakan tentang aspek-aspek perilaku agresif yang terdiri dari;

  1. Pertahanan diri yaitu individu mempertahankan dirinya dengan cara menunjukkan permusuhan, pemberontakan, dan pengrusakan.
  2. Perlawanan disiplin yaitu individu melakukan hal-hal yang menyenangkan tetapi melanggar aturan.
  3. Egosentris yaitu individu mengutamakan kepentingan pribadi seperti yang ditunjukkan dengan kekuasaan dan kepemilikan. Individu ingin menguasai suatu daerah atau memiliki suatu benda sehingga menyerang orang lain untuk mencapai tujuannya tersebut, misalnya bergabung dalam kelompok tertentu.
  4. Superioritas, yaitu individu merasa lebih baik daripada yang lainnya sehingga individu tidak mau diremehkan, dianggap rendah oleh orang dan merasa dirinya selalu benar sehingga akan melakukan apa saja walaupun dengan menyerang atau menyakiti orang lain.
  5. Prangka yaitu memandang orang lain dengan tidak rasional.
  6. Otoriter, yaitu seseorang yang cenderung kaku dalam memegang keyakinan, cenderung memegang nilai-nilai konvensional, tidak bisa toleran terhadap kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya sendiri atau orang lain dan selalu curiga.

Menurut allport dan adorno (dalam Koeswara, 1988) agresif dibedakan menjadi dua aspek;

  • Prasangka (Thinking ill others) Definisi ini mengimplikasikan bahwa dengan prasangka individu atau kelompok menganggap buruk atau memandang negatif secara tidak rasional. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana individu berprasangka terhadap segala sesuatu yang dihadapinya.
  • Otoriter yaitu orang-orang yang memiliki ciri-ciri kepribadian yang cenderung kaku dalam memegang keyakinannya, cenderung memegang nilai-nilai konvesional, tidak bisa tolirensi terhadap kelemahan yang ada dalam dirinya sendirimaupun dalam diri orang lain, cenderung bersifat menghukum, selau curiga dan sangat menaruh hormat dan pengabdian pada otoritas secara tidak wajar.

Sekian penjelasan mengenai pembagian aspek-aspek agresivitas yang dikemukakan oleh para ahli. Tentunya tidak ada pendapat yang sempurna apalagi seragam tetapi dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek agresivitas terdiri dari aspek (1) Agresivitas fisik, dengan indikator berperilaku kasar & merusak barang, (2) Agresivitas verbal, dengan indikator mengejek, membentak/berteriak, berkata kasar, mengancam dan membantah, (3) Marah, dengan indikator balas dendam, menentang dan mudah marah, (4) Permusuhan, dengan indikator iri hati, merasa tidak puas dan berprasangka buruk.