logo PT Nirmala Satya Development
Gangguan Kecemasan menurut DSM V

Berdasarkan jenisnya, gangguan kecemasan memiliki gejala khusus masing-masing. Meskipun gejala umunya sama, yaitu adanya kemerahan pada wajah, pucat, gemetar, berkeringat (yang secara tiba-tiba dingin dan panas diseluruh tubuh), palpitasi, atau bahkan pingsan

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM V) mendefinisikan gangguan kecemasan (anxiety) sebagai perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang yang berdampak pada terganggunya kegiatan sehari-hari. Gangguan kecemasan dapat dialami oleh banyak individu tanpa melihat usia maupun jenis kelamin. Penyebab dari gangguan kecemasan ini cukup variatif, sehingga di dalam DSM V, gangguan kecemasan inipun dibagi menjadi beberapa macam gangguan.

Berikut akan dijelaskan lebih detail gangguan-gangguan kecemaasan menurut DSM V agar mudah dipahami.

KLASIFIKASI GANGGUAN KECEMASAN DSM V

Gangguan kecemasan menurut DSM V dibagi kedalam kalasifikasi gangguan phobia, social anxiety disorder, separation anxiety disorder, panic disorder, dan generalized anxiety disorder (American Psychiatric Association, 2013).

Sumber: https://www.psychologymania.com/2019/03/dsm-v-diagnostic-and-statistical-manual.html

Deskripsi gangguan kepribadian berikut (pengklasifikasiannya) kami menggabungkan antara klasifikasi DSM V dengan ICD 11 (Klasifikasi ICD, di Indonesia disamakan dengan PPDGJ III).

1. Agorafobia

Agoragobia (300.22 / F40.00) dibedakan menjadi Agorafobia tanpa Gangguan Panik (F40.00) dan Agorafobia dengan Gangguan Panik (F40.01). Gejalanya yaitu kecemasan yang timbul terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan dengan) setidaknya dua dari siatuasi berikut: banyak orang/ keramaian, tempat umum, bepergian ke luar rumah, dan bepergian sendiri. Sehingga penderita menolak untuk keluar rumah atau yang biasa disebut dengan “house bound”.

2. Fobia Sosial

Fobia sosial (300.23 / F40.10) gejalanya yaitu kecemasan harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu (outside the family circle) dan menghindar dari situasi tersebut. Gejalanya terlihat serupa dengan Agorafobia sehingga terkadang terlalu sulit untuk membedakan. Namun lebih diutamakan untuk mendiagnosis Agorafobia.

3. Fobia Khas (terisolasi)

Fobia Khas (F40.2) gejalanya yaitu kecemasan terbatas pada adanya objek atau situasi tertentu (highly specific situations) dan situasi tersebut sebisa mungkin dihindarinya. Pada fobia khas ini umumnya tidak ada gejala psikiatrik lain, tidak seperti halnya Agorafobia dan fobia sosial.

4. Gangguan Panik

Pada gangguan panik (300.01 / F41.0) biasanya ditemukan adanya beberapa kali serangan kecemasan berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-kira satu bulan yang muncul pada keadaan atau situasi yang sebenarnya secara objektif tidak ada bahaya dan terjadi secara tidak terduga atau tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations), dengan keadaan yang relatif bebas dari gejalagejala kecemsan pada periode diantara serangan-serangan panik meskipun umumnya daapt terjadi juga kecemasan“antisipaatorik” yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu yang mengkhawatirkan akan terjadi.

5. Gangguan Cemas Menyeluruh

Gangguan Cemas Menyeluruh (300.02 / F41.1) atau yang biasa dikenal dengan Generalized Anxiety Disorder (GAD) memiliki ciri khas dimana penderita akan menunjukkan kecemasan sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu samapi beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau mengambang). Gejalanya meliputi kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung tanduk, sulit konsentrsi, dsb.); ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai); dan overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing, mulut kering, dsb.). Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan beerlebihan untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan somatic berulang yang menonjol.

6. Gangguan Campuran kecemasan dan Depresi

Gangguan Campuran Ansietas dan Depresi (F41.2) ditemukan adanya gejala kecemasan maupun depresi, di mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat. Untuk ansietas, beberapa gejala otonomik karus ditemukan walaupun tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan. Gejala yang muncul tidak berkaitan dengan stres kehidupan yang jelas. Apabila gejala yang muncul tersebut berkaitan erat dengan stres kehidupan yang jelas, maka tidak termasuk dalam gangguan ansietas, namun akan dimasukkan dalam kategori gangguan penyesuaian (F43.2).

7. Gangguan kecemasan Campuran Lainnya

Gangguan kecemasan Campuran (F41.3) hejalanya yaitu serupa dengan GAD (F41.1) dan juga menunjukkan ciriciri yang menonjol dari kategori gangguan F40-F49 meskipun hanya dalam jangka pendek, akan tetapi tidak memenuhi kriterianya secara lengkap. Gejala yang memenuhi kriteria dari kelompok gangguan ini tidak berkaitan dengan perubahan atau stress kehidupan yang bermakna. Apabila gejala yang muncul tersebut berkaitan dengan perubahan atau stress kehidupan yang bermakna, maka tidak termasuk kedalam gangguan ansietas, namun akan dimasukkan dalam kategori gangguan penyesuaian (F43.2).

8. Memilih Diam (Selective Mutism)

Selective Mutism (312.23 / F94.0) adalah sebuah kondisi saat seseorang tidak mempunyai hambatan fisik apa pun yang terkait dengan pendengaran maupun pengucapan, tetapi sulit berbicara dengan orang lain di berbagai konteks meskipun sebenarnya dalam seting tertentu (misalnya: rumah) ia menunjukkan kemampuan bicara yang normal.

IDENTIFIKASI GANGGUAN KECEMASAN

Saat ini telah tersedia beberapa alat ukur untuk mengidentifikasi gangguan kecemasan. Tes gangguan kecemasan telah tersedia dalam bentuk aplikasi yang siap digunakan baik dalam bentuk akses layanan gratis maupun premium (berbayar).

Berikut adalah alat tes identifikasi gangguan kecemasan yang telah tersedia di NS Development yang siap anda gunakan.

1. Skala HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

Skala HARS adalah skala khusus untuk mengukur tingkat kecemasan yang telah tersedia secara online di NS Development, dan dapat diakses secara gratis. Skala ini terdiri dari 14 item yang akan mengecek kondisi kecemasanmu. Anda dapat menggunakan dan mengukur tingkat kecemasan dengan skala HARS langsung dengan klik tautan Skala HARS.

2. Tes MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)

Alat tes MMPI merupakan alat tes yang paling lengkap dalam mengungkap masalah-masalah psikologi. Tes ini mampu mengukur secara akurat dinamika kepribadian dan tingkat keparahannya. Tes MMPI adalah alat tes gangguan psikologis yang palin banyak digunakan oleh psikolog dan psikoater di Indonesia. Bahkan penggunaannya diperluas bukan hanya untuk mendeteksi gangguan psikologis, tetapi digunakan untuk proses rekrutment, seleksi karyawan, seleksi mahasiswa baru, maupun sebagai syarat untuk menempati jabatan-jabatan tertentu.

Tes MMPI tersedia secara online di NS Development. Anda dapat mengukuti tes MMPI di NS Development dengan klik tautan Tes MMPI Online.