logo PT Nirmala Satya Development
Gaya Belajar Auditori

Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.

Individu memiliki kecenderungan gaya belajar Auditorial kemungkinan akan belajar lebih baik dengan cara mendengarkan. Mereka menikmati saat-saat mendengarkan apa yang disampaikan oleh orang lain. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Hal ini berarti bahwa langkah awal dalam belajar siswa harus mendengar, baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang diterima

Berikut akan dijelaskan pengertian dan definisi gaya belajar auditori sesaui dengan ahli-ahli dibidang Pendidikan.

Pengertian Gaya Belajar Auditori menurut Ahli

Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengarkan terlebih dahulu baru kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang diperoleh. Siswa yang mempunyai gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk lisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca (Uno, 2008).

Menurut Shoimatul Ula (2013) gaya belajar auditorial adalah tipe belajar yang mengedepankan indera pendengar. Belajar melalui mendengar sesuatu, bisa dengan mendengarkan kaset audio, kuliah-ceramah, diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal. Orang-orang dengan gaya belajar auditorial lebih mudah mencerna, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan jalan mendengarkan secara langsung. Mereka cenderung belajar atau menerima informasi dengan mendengarkan atau secara lisan.

Rusman (2013) mengatakan gaya belajar auditorial adalah suatu gaya belajar dimana siswa belajar melalui mendengarkan. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori akan mengandalkan kesuksesan dalam belajarnya melalui telinga (alat pendengarannya), oleh karena itu guru sebaiknya memerhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan penjelasan apa yang dikatakan guru. Anak dengan belajar tipe auditori dapat mencerna makna yang disampaikan oleh guru melalui verbal simbol atau suara, tinggi rendahnya, kecepatan berbicara, dan halhal auditori lainnya. Anak-anak seperti ini dapat menghafal lebih cepat melalui membaca teks dengan keras atau mendengarkan media audio.

Menurut Yunsirno (2012) gaya belajar auditorial ini tidak memerlukan kontak mata, tapi cukup mengoptimalkan pendengarannya. Ia jadi terkesan tidak memperhatikan pembicaraan, walaupun sebenarnya ia dengar. Anak seperti ini biasanya belajar lewat suara keras, atau listening.

Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya belajar auditorial adalah cara belajar yang mengandalkan indera pendengaran. Belajar melalui bunyi-bunyian, baik itu suara penjelasan dari guru maupun bunyi dari media yang menunjang pembelajaran.

Analisis gaya belajar dengan tes gaya belajar (Tes VAK = Visual, Auditori, Kinestetik). Tes VAK merupakan salah satu aplikasi psikotes online yang akan menganalisis sikap dan gaya belajar. Tes ini dapat diakses secara gratis di NS Development.

Untuk identifikasi gaya belajar, tes minat dan bakat, secara lebih detail dan anda akan dibantu oleh psikolog yang berpengalaman, anda dapat mengikutinya di NS Development dengan registrasi Tes Minat Bakat.

 

Referensi

Shoimatul Ula. (2013). Buku pintar teori-teori manajemen pendidikan efektif. Jogjakarta: Penerbit Berlian

Hamzah B. Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajar. Jakarta: Bumi Aksara

Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta

Yunsirno. 2012. Keajaiban Belajar. Pontianak: Jenius Publishing