logo PT Nirmala Satya Development
Skala Pengukuran

Ada empat tipe dasar skala pengukuran yaitu : 1) skala nominal; 2) skala ordinal, 3) skala interval; 4) skala rasio

Jika seorang peneliti akan meneliti sebuah fenomena, maka peneliti tersebut harus menentukan cara pengukuran dari fenomena yang hendak ditelitinya. Cara pengukuran variable yang digunakan oleh peneliti akan menentukan alat analisis (teknik statistik) yang digunakan dalam penelitiannya. Dalam suatu pengukuran akan dibentuk suatu skala dan kemudian ditransfer pengamatan terhadap ciri-ciri kepada skala tersebut.

Ada berbagai kemungkinan skala, dimana pilihan yang sesuai tergantung pada amatan mengenai aturan pemetaan, pengelompokan skala memakai sistem bilangan nyata. Dasar paling umum yang digunakan untuk membuat skala mempunyai tiga ciri (Cooper, Donald R dan C. William Emory, 1996), yaitu: 1) bilangan berurutan, satu bilangan adalah lebih besar dari pada, lebih kecil dari pada atau sama dengan bilangan yang lain; 2) selisih antara bilangan-bilangan adalah berurutan; dan 3) deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang ditandai dengan bilangan nol.

Ada berbagai macam skala pengukuran (tipe dasar dari skala pengukuran) yang dapat digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya. Objek yang secara phisik dapat diukur dengan beberapa alat ukur tertentu tidak akan ada masalah. Contoh: panjang dan lebar dari sebuah meja kantor dapat dengan gampang diukur dengan sebuah alat ukur misalnya: penggaris Sebelumnya sudah diketahui bagaimana mengoperasionalisasikan konsep, selanjutnya konsep tersebut perlu diukur dalam beberapa cara yang dikenal dengan nama skala pengukuran. Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula menghasilkan pengelompokan skala ukuran yang umum dipakai. Ada empat tipe dasar skala pengukuran yaitu : 1) skala nominal; 2) skala ordinal, 3) skala interval; 4) skala rasio.

Tingkat kecanggihan dari skala akan semakin tinggi jika bergerak dari nominal ke skala rasio. Informasi dari variable dapat diperoleh dengan tingkat/derajat yang lebih tinggi, jika digunakan skala interval atau rasio, dibandingkan dengan skala-skala lainnya. Dengan skala yang derajat kecanggihannya lebih tinggi, maka analisis data yang lebih canggih dapat digunakan

Skala Nominal (1)

Skala nominal merupakan sebuah skala dimana peneliti memberikan tanda untuk katagori atau kelompok tertentu. Skala nominal ini dikatakan sebagai skala yang paling lemah dibandingkan dengan skala lain. Bilamana menggunakan skala nominal maka akan dibuat suatu partisi dalam suatu himpunan dalam kelompok-kelompok yang harus mewakili kejadian yang berbeda dan dapat menjelaskan semua kejadian yang terjadi dalam kelompok tersebut. Mengelompokkan mahasiswa dalam suatu kegiatan tertentu ke dalam suatu kelompok misalnya, maka seorang mahasiswa hanya bisa dimasukkan ke dalam satu kelompok saja. Demikian juga bila menggunakan bilanganbilangan untuk menyatakan kelompok–kelompok maka bilangan–bilangan tersebut hanya merupakan label dan tidak mempunyai nilai kuantitatif.

Pada skala nominal tidak ada hubungan jarak, dan tidak ada asal mula hitungan. Skala ini mengabaikan segala informasi mengenai berbagai tingkatan dari ciri-ciri yang diukurnya. Meskipun skala nominal dianggap lemah , namun skala ini berguna dan banyak digunakan dalam penelitian.

Skala ini secara luas digunakan dalam penelitian survei maupun dalam penelitian ex post facto, bilamana data digolongkan menurut sub-sub kelompok utama dari populasi. Pengelompokan lain yang dimaksudkan seperti contoh: jenis kelamin/gender, responden dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua kelompok ini dapat ditandai dengan kode angka 1 dan 2. Angka ini adalah hanya sebagai label katagori/kelompok dengan tanpa nilai intrinsik. Tanda tersebut tidak over lapping dan bersifat katagori yang mutually exclusive, dan juga bersifat collectively exhaustive, dengan kata lain tidak ada katagori yang ketiga.

Contoh lain adalah status perkawinan responden, afiliasi politik, jenis pekerjaan, agama yang dipeluk, dan sebagainya. Berbagai uji nyata statistik bisa dipakai untuk skala nominal, uji statistik yang paling umum digunakan adalah uji kai kuadrat (Chi Squre).

Skala Ordinal (2)

Skala ordinal ini tidak hanya membedakan variable menurut katagori, tetapi juga ada ranking di antara katagori tersebut. Skala ordinal ini meliputi ciri-ciri skala nominal ditambah suatu urutan. Untuk variabel-variabel yang berkaitan dengan preferensi dapat diranking dari paling baik sampai paling buruk, dari pertama sampai terakhir. Skala ordinal menyediakan informasi tentang bagaimana responden membedakannya berdasarkan ranking. Namun, demikian skala ordinal ini tidak memberikan indikasi berapa besar perbedaan di antara ranking tersebut.

Pemakaian skala ordinal mengungkapkan suatu ernyataan mengenai lebih besar dari pada atau kurang dari pada atau menyatakan suatu kesamaan, tanpa menunjukkan berapa lebih besarnya atau berapa kurangnya. Contoh: tingkat kebersihan seperti: sangat bersih, bersih, tidak bersih; tingkat kesuksesan seperti tidak sukses, cukup sukses, sukses, sangat sukses; tingkat kepuasan: tidak puas, cukup puas, puas, sangat puas. Contoh mengenai skala ordinal mencakup skala pendapat dan skala preferensi, skala untuk kelas ekonomi yaitu kelas ekonomi atas, menengah, dan bawah. Teknik perbandingan berpasangan yang dipakai secara luas memakai skala ordinal, karena angka-angka dari skala ini hanya mempunyai pengertian secara urutan. Uji nyata secara statistik untuk skala ordinal secara teknis dimasukkan kepada metode-metode yang disebut dengan statistik non – parametrik.

Skala Interval (3)

Skala interval dapat menggunakan operasi matematik tertentu pada data yang dikumpulkan dari responden. Pada skala interval ini memiliki ukuran jarak antar dua poin skala. Pada skala ini dapat dihitung rata-rata dan standar deviasi dari jawaban-jawaban/variabel yang diteliti. Dengan kata lain skala interval tidak hanya mengelompokkan menurut katagori tertentu, ada ranking, tetapi juga mengukur besarnya perbedaan antar katagori. Contoh: data ordinal yang diberi skor dengan jarak yang sama (sangat tidak setuju, tidak setuju, cukup setuju, setuju, sangat setuju).

Skala interval memiliki ciri-ciri skala nominal dan ordinal, dan ditambah satu lagi yaitu skala ini mencakup konsep kesamaan interval (jarak antara 1 dan 2 sama dengan jarak antara 3 dan 4). Misalnya selisih antara pukul 3 dan 6 pagi sama dengan selisih antara pukul 4 dan 7 pagi, tetapi tidak dapat dikatakan bahwa pukul 6 pagi adalah dua kali lebih siang dibandingkan dengan pukul 3 pagi karena waktu nol merupakan asal mula yang ditetapkan secara sembarang.

Contoh lain yang merupakan skala interval adalah skala suhu celcius dan Fahrenheit. Keduanya mempunyai titik nol yang ditetapkan secara arbitrer. Suhu/temperatur 98,6ºc - 99,6ºc sama intervalnya dengan 104º c - 105ºc. Prosedur-prosedur statistik yang dapat dipakai adalah korelasi product moment, uji t., uji F dan lain-lain uji parametrik.

Skala Rasio (4)

Skala ini memiliki semua sifat yang telah disebutkan, yaitu ada perbedaan, ranking, ada jarak dan memiliki nilai 0 mutlak. Skala ini memiliki kekuatan paling tinggi di antara skala yang ada, karena memiliki nilai 0 mutlak. Contoh: seseorang yang beratnya 60 kg adalah 2 kali lipat dari mereka yang beratnya 30 kg. Rata-rata aritmatik maupun rata-rata geometrik dan pengukuran dispersi dapat digunakan seperti standar deviasi, variasi, atau koefisien variasi, pada skala rasio ini. Contoh lain yang termasuk skala rasio adalah pendapatan, pengeluaran, tingkat likuiditas, tingkat keuntungan, jumlah laba, jumlah hutang, nilai aktiva (Rp) dan sebagainya.

Skala rasio ini banyak digunakan dalam nerbagai bidang oleh peneliti dalam penelitian bisnis maupun penelitian sosial. Misalnya nilai uang, jarak, jumlah waktu dalam arti periode waktu, jumlah anak yang dilahirkan, jumlah anak masih hidup, tingkat fertilitas, tingkat mortalitas, tingkat kematian, umur, tingkat pengangguran, tingkat perceraian, penghasilan keluarga, tahun pendidikan dan sebainya. Semua , teknik statistik yang telah disebut sebelumnya dapat dipakai pada skala rasio.

Data yang diperoleh dengan menggunakan pengukuran skala seperti yang telah disebutkan itu sesuai dengan Namanya adalah data nominal, data ordinal, data interval, dan data rasio. Dari keempat jenis skala tersebut skala ordinal/interval yang paling banyak digunakan untuk meneliti fenomena atau gejala sosial. Para ahli sosial membedakan dua tipe skala menurut fenomena sosial yang diukur yaitu: 1) skala pengukuran untuk mengukur perilaku sosial dan kepribadian, 2) skala pengukuran untuk mengukur berbagai aspek budaya lain dan lingkungan sosial. Yang termasuk tipe pertama adalah skala sikap, skala moral, tes karakter, skala partisipasi sosial. Yang termasuk tipe kedua adalah skala untuk mengukur status sosial ekonomi. lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dan kondisi kerumahtanggaan.