logo PT Nirmala Satya Development
Perbedaan Skala dan Angket

Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian individu

Beberapa orang menyamakan istilah angket dan skala, namun sebenarnya kedua instrument pengukuran tersebut sebenarnya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian individu. Data terkait riwayat pendidikan,jumlah anggota keluarga, jenis film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu masalah, merupakan contoh data yang ada pada angket atau yang diungkap pada angket. Sedangkan untuk data mengenai agresivitas, kecemasan, motivasi, dan semacamnya adalah contoh data yang diungkap oleh skala psikologi. Pertanyaan angket berupa pertanyaan langsung, terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Sedangkan aitem pada skala psikologi berupa penerjemahan dari indikator perilaku guna memancing jawaban secara tidak langsung.

Pada angket, responden mengetahui dengan jelas apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Sedangkan pada skala psikologi, meskipun responden memahami isi pertanyaan, namun tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut. Respon yang diberikan subjek terhadap angket tidak dapat diberi skor (dalam arti harga atau nilai jawaban) melainkan diberi angka coding sebagai identifikasi atau klasifikasi jawaban.

Sedangkan respon terhadap skala psikologi diberi skor melalui proses penskalaan (scaling). Satu perangkat angket dirancang untuk mengungkap data dan informasi mengenai banyak hal, sedangkan satu perangkat skala psikologi dirancang hanya untuk mengungkap satu tujuan ukur saja. Karakteristik yang disebutkan pada poin 2 dan poin 4 menyebabkan data hasil angket tidak perlu diuji lagi realibilitasnya secara psikometrik. Reliabilitas hasil angket tergantung pada terpenuhinya asumsi bahwa responeden akan menjawab dengan jujur seperti apa adanya. Sedangkan pada skala psikologi, harus tinggi realibilitasnya secara psikometrik dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala psikologi lebih terbuka terhadap berbagai sumber error. Validitas angket lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan kelengkapan informasi yang hendak diungkapnya sedangkan validitas skala psikologi ditentukan oleh ketepatan operasional konstrak psikologi yang hendak diukur menjadi indikator keperilakuaan dan aitem-aitemnya.

List Perbedaan Skala dan Angket sebagai Berikut

  1. Data yang diungkap oleh angket berupa data factual atau yang dianggap fakta dan kebenarannya yang diketahui oleh subyek, sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian individu. Data mengenai Riwayat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pilihan Metode KB, Penghasilan Rata – rata Perbulan, Jenis Film yang Disukai, Opini atau Pendapat suatu isyu, dan semacamnya merupakan data yang dapat diungkap oleh angket. Data mengenai Tendensi Agresivitas, Sikap terhadap sesuatu, Self estreem, Motivasi, Strategi Menghadapi Masalah, dan semacamnya adalah contoh data yang harus diungkap oleh skala psikologi.
  2. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah kepada informasi mengenai data yang hendaknya diungkap. Data termaksud berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Asumsi dasar penggunaan angket yaitu bahwa responden merupakan orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri. “Sejak kapankah anda berhenti merokok?” merupakan contoh pertanyaan dalam angket. Aitem pada skala psikologi berupa penerjemahan dari indikator keperilakuan guna memancing jawaban yang tidak secara langsung menggambarkan keadaan diri subjek, yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan memang dirancang untuk mengumpulkan sebanyak mungkin indikasi dari aspek keperilakuan yang akan diungkap. Pertanyaan seperti “Apakah yang akan anda lakukan bila tiba – tiba disapa oleh seseorang yang tidak anda kenal?” menjadi contoh aitem pada skala psikologi.
  3. Responden terhadap angket tahu persis mengenai apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Responden terhadap skala psikologi, sekalipun sangat memahami isi pertanyaannya, namun tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut.
  4. Respon yang diberikan subjek terhadap angket tidak dapat diberi skor (dalam arti harga atau nilai jawaban) melainkah diberi angka coding sebagai indikasi atau klasifikasi jawaban. Respon terhadap skala psikologi diberi skor melalui proses penskalaan (scaling).
  5. Satu perangkat angket dirancang untuk mengungkap data dan informasi mengenai banyak hal, sedangkan satu perangkat skala psikologi dirancang hanya untuk mengungkap satu tujuan ukuran saja (unidimensional).
  6. Karakteristik yang disebutkan pada poin 2 dan poin 4 menyebabkan data hasil angket tidak perlu diuji lagi reliabilitasnya secara psikometrik. Relibilitas hasil angket tergantung pada terpenuhinya asumsi bahwa responden akan menjawab dengan jujur seperti apa adanya. Pada sisi lain, hasil ukur skala psikologi harus tinggi reliabilitasnya secara psikometrik dikarenakan relevansi isi dan konteks kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada skala psikologi lebih terbuka terhadap berbagai sumber error.
  7. Validitas angket lebih ditentukan oleh kejelasan tujuan dan kelengkapan informasi yang hendak diungkapnya sedangkan validitas skala psikologi ditentukan oleh ketepatan operasionalisasi konstrak psikologi yang hendak diukur menjadi indicator keperilakuan dan aitem – aitemnya.
  8. Jelaslah bahwa beberapa perbedaan pokok antara skala psikologi dan angket ini menyebabkan pula perbedaan dalam cara penyusunan, cara pengujian kualitas, cara pengujian kualitas, cara penggunaan, dan cara interprestasi hasilnya.

Itulah perbedaan skala dan angket yang perlu kita pahami, karena kata keduanya memiliki arti dan fungsi yang berbeda.