logo PT Nirmala Satya Development
Aspek Kematangan Karir

Karir harus dipersiapkan sejak dini, bahkan rejam usia remaja, perencanaan karir seharusnya di fokuskan pada tujuan anak. 

Karakteristik pada diri individu yang telah memiliki kematangan karir dapat dilihat dari beberapa aspek. Aspek-aspek inilah yang nantinya bisa menjadi acuan bagi individu dalam mempersiapkan kematangan karirnya. Karir harus dipersiapkan sejak dini, bahkan rejam usia remaja, perencanaan karir seharusnya di fokuskan pada tujuan anak. 

Menurut Super (Sharf, 1992), menyatakan bahwa indikator kematangan karir pada remaja dapat diukur sebagai berikut:

1. Perencanaan karir (career planning)

Merupakan aktivitas pencarian informasi yang melibatkan individu dalam proses tersebut. Indikator ini adalah menyadari wawasan dan persiapan karir, memahami pertimbangan alternatif pilihan karir dan memiliki perencanaan karir dimasa depan.

2. Eksplorasi karir (career exploration)

Merupakan kemampuan individu untuk mengeksplorasi pencarian informasi karir dari berbagai sumber. Aspek eksplorasi karir berhubungan dengan seberapa banyak informasi karir yang diperoleh peserta didik dari berbagi sumber tersebut. Indikator dari aspek ini adalah mengumpulkan informasi karir dari berbagai sumber dan memanfaatkan informasi karir yang telah diperoleh.

3. Pengetahuan tentang membuat keputusan karir (decision making)

Adalah kemampuan individu dalam menggunakan pengetahuan dan pemikiran dalam membuat perencanaan karir. Dengan mengetahui pengetahuan karir diharapkan mereka akan mampu membuat keputusan karir yang tepat bagi dirinya.

4. Pengetahuan (informasi) tentang dunia kerja (world of work information)

Aspek ini terdiri dari dua komponen yakni terkait dengan tugas perkembangan, yaitu individu harus tahu minat dan kemampuan diri, mengetahui cara orang lain mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan dan mengetahui alasan orang berganti pekerjaan. Komponen kedua adalah mengetahui tugas-tugas pekerjaan dalam suatu jabatan dan perilakuperilaku dalam bekerja.

5. Pengetahuan tentang kelompok pekerjaan yang lebih disukai (knowledge of preferred occupational group)

Aspek yang dimaksud adalah peserta didik diberi kesempatan untuk memilih satu dari beberapa pilihan pekerjaan, dan kemudian ditanyai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut. Mengenai persyaratan, tugas-tugas, faktor-faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan dan mengetahui resiko-resiko dari pekerjaan yang dipilihnya. Indikator pada aspek ini adalah pemahaman mengenai tugas dari pekerjaan yang diinginkan, memahami persyaratan dari pekerjaan yang diinginkan, mengetahui faktor dan alasan yang mempengaruhi pilihan pekerjaan yang diminati dan mampu mengidentifikasi resiko-resiko yang mungkin muncul dari pekerjaan yang diminati.

6. Realisasi keputusan karir (realisation)

Realisasi keputusan karir adalah perbandingan antara kemampuan individu dengan pilihan karir pekerjaan secara realistis. Aspek ini antara lain: memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan dan kelemahan diri berhubungan dengan pekerjaan yang diinginkan, mampu melihat faktor-faktor yang mendukung dan menghambat karir yang diinginkan, mampu mengambil manfaat membuat keputusan karir yang realistik.

Pada keenam tahap tersebut peserta didik di usia remaja dapat dikategorikan berada pada tahap eksplorasi karir. Pada tahap eksplorasi karir ini menjadi sangat penting bagi perkembangan usia peserta didik. Di usia ini sering kali peserta didik membuat keputusan yang ambigu, ketidakpastian, memiliki kesalahan dan perubahan yang tidak direncanakan, serta banyak peserta didik yang tidak cukup menggali karir dan juga sedikit menerima arahan mengenai bimbingan karir. Zunker (2010) merujuk pada teori Super yang menyatakan bahwa proses eksplorasi karir terjadi pada tahap tentative, yakni pada tahap pilihan karirtelah menyempit namun masih belum berakhir. Pada tahap eksplorasi karir ini, setiap individu mengalami proses belajar lebih banyak mengenai kesempatan kerja dan kondisinya dalam proses membangun karir untuk mencapai masa depan yang diinginkannya.

Taveira & Moreno (2003) juga menjelaskan bahwa pada tahap eksplorasi karir terdapat tiga konsep yang mendasari: 1) eksplorasi karir sebagai pilihan konseling karir, yakni sebagai perilaku dalam pencarian informasi maupun sebagai pemecahan masalah perkembangan karir; 2) eksplorasi karir sebagai teori dan konsep karir yang merupakan tahapan penting di dalam proses pengambilan keputusan karir, melibatkan identifikasi dan evaluasi pilihan karir, dan pencarian informasi karir; 3) eksplorasi karir merupakan tahap kehidupan, bahwa masa remaja memiliki berbagai tugas perkembangan karir. Sejalan dengan ungkapan tersebut, Purwanta (2012) juga berpendapat bahwa eksplorasi karir merupakan proses psikologi yang komplek, yaitu aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai diri yang berkaitan dengan cita-cita, minat, bakat, kemampuan diri, kelebiham, dan kekurangan dalam dirinya serta aktivitas dalam pencarian informasi pada lingkungan karir yang mendorong individu untuk meningkatkan perkembangan karirnya.

Berdasarkan paparan mengenai eksplorasi karir di atas dapat disimpulkan bahwa eksplorasi karir merupakan proses perkembangan karir pada setiap individu yang berusaha mencapai tujuan karir dengan mengenali keadaan dirinya demi mencapai keberhasilan dalam karir. Dan hal tersebut akan membuat peserta didik mampu mengenali kematangan karir dalam dirinya sesuai arah perkembangan yang telah dilaluinyaBerkaitan dengan kesiapan mengenai kematangan karir pada remaja, ungkapan tersebut juga sesuai dengan pendapat Coertse & Schepers (2004) yang menyatakan bahwa remaja mampu untuk membuat keputusan karir yang matang untuk sementara waktu jika mereka telah mendapatkan pengetahuan tentang alternatif pendidikan dan pekerjaan. Atli (2017) juga menambahkan bahwa individu yang telah sampai pada tingkatan kematangan karir tertentu diyakini mampu memformulasikan lebih banyak pilihan karir yang sesuai dengan kesadaran dan kesiapan yang telah dimiliki.

Kesimpulan dari pendapat diatas bahwa jika peserta didik telah memiliki karakteristik kematangan karir maka dapat dilihat bahwa peserta didik tersebut telah memiliki cukup banyak pengetahuan, informasi, prinsip, sikap, dan segala yang mendukung dalam kematangan karir pada dirinya. Sehingga memudahkan peserta didik dalam memutuskan penentuan karir yang akan dipilihnya.

Hal yang penting dalam perencanaan karir adalah identifikasi minat dan bakat. Dengan memahami minat dan bakat, tentunya perencanaan, pemilihan, dan penetuan karir menjadi lebih mudah. Identifikasi karir dengan tes minat bakat sangat lumrah dilakukan. Rekomendasi tempat identifikasi minta dan bakat adalah NS Development. Dengan layanan psikotes online, identifikasi karir dapat dilaksanakan dimana oleh oleh layanan NS Development.

 

Referensi

Atli, Abdullah. (2017). Five?Factor Personality Traits as Predictor of Career Maturity. Eurasian Journal of Educational Research, 68, 151-165.

Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sharf, R.S. (1992). Applying Career Develompment Theory to Counseling. California: Pasific Grove.

Taveira, Maria Do Ceu dan Moreno, M. Luisa Rodriguez. 2003. “Guidance Theory and Practice: The Status of Career Exploration”. British Journal of Guidance and Counseling. Vol. 31.2

Zunker, Vernon G. (2006). Career Counseling A Holistic Approarch.7th Edition. USA: Thomson Higher Education.