Inilah Dampak yang ditimbulkan dari Stres
Stress memberikan bebagai dampak bagi individu baik itu positif dan negatif tergantung bagaimana individu mengelola stres dan tingkat stres tersebut
Ternyata stres yang tidak ditangani dengan baik bakal berdampak pada kehidupan kita. Sehingga menyebabkan gangguan kesehatan dan psikologis. Telah banyak studi penelitian yang membahas dampak yang ditimbulkan oleh stres. Pada artikel kali ini kita akan membahas dampak apa saja yang ditimbulkan oleh stres.
Dampak Stres Bagi individu
Seyle menyatakan bahwa "tanpa stres tidak akan ada kehidupan", stres adalah sesuatu yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan sangat sulit untuk dihindari. Stres adalah respon non-spesifik tubuh terhadap tuntutan apapun, baik itu positif maupun negatif. Berikut penjelasannya.
1. Gangguan Tidur
Stres dapat membuat seseorang sulit tidur. Saat kita stres, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin untuk membuat kita tetap terjaga, yang dapat memengaruhi kualitas tidur kita. Stres dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Orang yang stres cenderung kurang tidur dan mungkin mengalami kesulitan untuk tidur atau bangun di pagi hari. Stres juga dapat menyebabkan orang mengalami mimpi buruk atau terbangun secara tiba-tiba di malam hari.
2. Menimbulkan depresi
Stres dapat menjadi faktor risiko terjadinya depresi. Stres kronis dapat mengubah kimiawi otak dan memengaruhi suasana hati dan emosi. Stres juga dapat meningkatkan risiko depresi pada orang yang rentan. Menurut American Psychological Association (APA), orang yang mengalami stres kronis lebih mungkin mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Hal ini disebabkan karena stres menyebabkan perubahan pada otak, seperti berkurangnya produksi serotonin, zat kimia yang memengaruhi suasana hati dan emosi.
3. Menyebabkan obesitas
Stres kronis dapat menyebabkan obesitas melalui sejumlah mekanisme yang kompleks. Salah satu cara stres menyebabkan obesitas adalah dengan memengaruhi nafsu makan dan asupan kalori. Beberapa orang yang sedang stres cenderung mengonsumsi makanan yang tinggi lemak dan gula, yang dapat menyebabkan peningkatan asupan kalori dan menyebabkan kenaikan berat badan. Stres juga dapat memengaruhi hormon dan metabolisme Anda, termasuk kortisol dan insulin, yang dapat memengaruhi penyimpanan lemak. Kortisol, hormon stres yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal, bertanggung jawab untuk meningkatkan lemak di perut dan pinggang. Sementara itu, insulin, hormon yang dikeluarkan oleh pankreas yang mengatur gula darah, dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk membakar lemak dan mengubah glukosa menjadi energi. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang mengalami stres kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami obesitas. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam jurnal Obesity Reviews menemukan bahwa stres kronis dapat mengubah hormon dan metabolisme tubuh, yang dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.
4. Gangguan kecemasan
Stres dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan adalah respons emosional yang normal terhadap situasi yang dianggap mengancam atau menakutkan. Stres adalah situasi yang terjadi ketika seseorang merasa tertekan atau kewalahan oleh tuntutan atau tekanan yang berlebihan dari lingkungan atau situasi tertentu. Saat terjadi stres, tubuh melepaskan hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan, sehingga membantu tubuh untuk mengatasi situasi yang sulit. Namun, ketika stres terus menerus atau berlebihan, tubuh secara konstan memproduksi hormon stres ini, yang dapat menyebabkan gejala kecemasan.
5. Meningkatkan kinerja & kreativitas
Stres selalu dikaitkan dengan gangguan kesehatan fisik dan mental, namun sebenarnya stres dapat memberikan dampak positif yang membantu orang mengatasi tantangan dan meningkatkan kinerja. Stres sedang dapat meningkatkan fokus dan meningkatkan kinerja dan produktivitas. Hal ini terutama berlaku untuk tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan reaksi dan konsentrasi. Dr Hans Sellier, seorang ahli endokrinologi, pertama kali mengusulkan konsep stres pada tahun 1936. Menurutnya, stres membantu orang bereaksi terhadap situasi tertentu dan meningkatkan kinerjanya.
Stres merangsang kreativitas, karena mendorong kita untuk mencari solusi dan alternatif baru. Sebagai contoh, stres yang timbul akibat masalah di tempat kerja dapat mendorong Anda untuk menemukan cara-cara baru untuk melakukan pekerjaan Anda. Dr Shirley Carson adalah seorang profesor psikologi di Universitas Harvard. Ia mengatakan bahwa alasan mengapa stres meningkatkan kreativitas dan inovasi adalah karena orang menjadi lebih terbuka terhadap ide-ide baru dan cara-cara baru dalam menghadapi masalah. Namun, penting untuk diingat bahwa efek positif dari stres hanya berlaku untuk stres yang dikelola dengan baik. Stres yang berlebihan dan stres kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Anda.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stress memberikan bebagai dampak bagi individu baik itu positif dan negatif tergantung bagaimana individu mengelola stres dan tingkat stres tersebut. untuk mengetahui kondisi psikologis yang kamu alami, kamu bisa melakukan Tes Psikologi Online yang disediakan oleh NS Development.