logo PT Nirmala Satya Development
Regulasi Emosi

Dalam kehidupan masyarakat yang kompleks dan penuh tekanan saat ini, kemampuan untuk regulasi emosi dengan baik menjadi semakin penting.

Emosi adalah aspek yang kuat dan kompleks dari pengalaman manusia. Emosi dapat memengaruhi pikiran, perilaku, dan kesejahteraan kita secara keseluruhan. Namun, emosi terkadang dapat menjadi berlebihan atau merusak, yang mengarah pada hasil yang negatif. Di sinilah pentingnya regulasi emosi berperan. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih dalam apa itu regulasi emosi untuk memahami pentingnya regulasi emosi dalam kehidupan kita.

Definisi Regulasi Emosi

Regulasi emosi mengacu pada proses mengelola dan memodifikasi emosi secara efektif untuk mendorong respons adaptif dan kesejahteraan. Hal ini melibatkan pemahaman, pemantauan, dan mengubah pengalaman emosional dan ekspresi emosional seseorang. Regulasi emosi bukan tentang menekan atau menyangkal emosi, tetapi tentang menemukan cara-cara yang sehat untuk mengatasinya dan mengatasinya.

James J. Gross, seorang ahli terkemuka di bidang regulasi emosi, menyatakan bahwa regulasi emosi adalah upaya individu untuk mengubah kemunculan, ketekunan, dan intensitas emosi. Dia membedakan antara dua strategi regulasi emosi utama: strategi kognitif seperti penilaian ulang kognitif (mengubah cara pandang terhadap suatu situasi) dan pengalihan perhatian (mengalihkan perhatian), dan strategi respons fisiologis dan perilaku seperti penghambatan ekspresif (secara fisik menghambat ekspresi emosi).

Psikolog terkemuka Susan David mendeskripsikan regulasi emosi sebagai "kemampuan untuk regulasi emosi dengan kecerdasan". Dia mengatakan bahwa regulasi emosi adalah tentang menyadari dan menerima emosi dan memilih respons yang konsisten dengan nilai-nilai seseorang. Dia menekankan pentingnya kemampuan beradaptasi secara emosional (ketangkasan emosional) dalam menghadapi kompleksitas kehidupan.

John Gottman adalah pakar terkemuka dalam studi hubungan antarmanusia, yang mengaitkan regulasi emosi dengan kualitas hubungan. Baginya, regulasi emosi adalah keterampilan penting untuk mengelola konflik dan menjaga keintiman hubungan. Gottman mencatat bahwa orang yang mampu mengatur emosinya secara efektif cenderung memiliki keterampilan komunikasi dan resolusi konflik yang konstruktif.

Psikolog dan peneliti kecerdasan emosional Mark Brackett mengaitkan regulasi emosi dengan kesejahteraan secara umum. Brackett percaya bahwa mengembangkan keterampilan regulasi emosi akan meningkatkan kecerdasan emosional, yang sangat penting untuk kesuksesan pribadi dan sosial. Dia percaya bahwa orang yang lebih mampu mengendalikan emosi mereka cenderung lebih sehat secara mental, memiliki hubungan yang lebih baik, dan mencapai hasil yang lebih baik di bidang akademis dan di tempat kerja.

Gross & John mengungkapkan bahwa regulasi emosi adalah suatu prosesnya terjadi secara sadar, tetapi sering kali dijalankan secara otomatis, tanpa banyak kesadaran atau pertimbangan. Lebih lanjut Gross menyebutkan regulasi emosi berkaitan dengan proses bagaimana kita terlibat dengan emosi sendiri, kapan kita memilikinya dan bagaimana kita dapat mengalaminya dan menunjukkannya emosi tersebut.  Gross dan Thompson mengemukakan bahwa regulasi emosi yaitu sekumpulan berbagai proses tempat emosi diatur.

Penelitian Tentang Regulasi Emosi
  1. Penelitian tentang strategi pengaturan emosi: sebuah studi oleh Gross dan John (2003) bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai strategi yang digunakan individu untuk mengatur emosi mereka. Dalam penelitian ini, partisipan diminta untuk mengingat kembali pengalaman emosional yang intens dan mengidentifikasi strategi yang mereka gunakan untuk mengatur emosi mereka. Penelitian ini mengungkapkan beberapa strategi regulasi emosi yang umum, termasuk penekanan (menekan ekspresi emosi), pemfokusan ulang kognitif (mengubah pikiran) dan restrukturisasi kognitif (mengubah cara berpikir seseorang tentang suatu situasi).
  2. Penelitian tentang dampak regulasi emosi terhadap kesehatan mental: sebuah studi oleh Webb, Miles dan Sheeran (2012) bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara regulasi emosi dan kesehatan mental. Peserta dalam penelitian ini diminta untuk melaporkan strategi regulasi emosi yang mereka gunakan dan tingkat kesejahteraan psikologis mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi regulasi emosi yang adaptif (seperti refleksi diri dan mencari dukungan sosial) dikaitkan dengan tingkat kesehatan mental yang lebih tinggi, sedangkan penggunaan strategi regulasi emosi yang maladaptif (seperti depresi dan penarikan diri secara emosional) dikaitkan dengan tingkat kesehatan mental yang lebih rendah.

Dalam kesimpulannya, Dalam kehidupan masyarakat yang kompleks dan penuh tekanan saat ini, kemampuan untuk regulasi emosi dengan baik menjadi semakin penting. Dengan memahami dan mengembangkan regulasi emosi, individu dapat meningkatkan kesehatan mental, hubungan sosial, dan mencapai kesuksesan pribadi dan profesional.

Tes Psikologi Online dapat memberikan gambaran dan informasi mengenai kesehatan mental mu, Tes ini tesedia melalui layanan kami NS Development.

Artikel berhubungan: