logo PT Nirmala Satya Development
Hoarding Disorder

hoarding disorder adalah gangguan mental serius yang dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang dan kehidupan orang-orang di sekitarnya.

Pernah lihat video viral di internet salah satu kamar kos yang dari penghuninya ketika dibuka penuh dengan tumpukan sampah? Kamu pasti bertanya-tanya kok bisa banyak sekali sampah? Apa tidak kotor? Apakah mereka bisa hidup didalamnya? Dan masih banyak lagi rentetan pertanyaan lainnya, menurut istilah psikologi hal tersebut dikenal dengan istilah hoarding disorder. Hoarding disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan sulitnya menyingkirkan atau membuang barang-barang tertentu karena kebutuhan untuk menyimpannya, takut kehilangannya, atau keinginan untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya, terlepas dari nilai sebenarnya. Gangguan ini menyebabkan penumpukan barang yang berlebihan sehingga mengganggu penggunaan ruang hidup seperti kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Dalam artikel kali ini kita akan bersama membahas lebih dalam apa itu hoarding disorder.

Pengertian Hoarding Disorder Menurut Ahli

Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), hoarding disorder didefinisikan sebagai kesulitan yang terus-menerus untuk menyingkirkan barang-barang, terlepas dari nilai sebenarnya, karena adanya kebutuhan yang dirasakan untuk menyimpannya, rasa takut kehilangan, atau keinginan untuk tidak menyia-nyiakan sumber daya. Perilaku ini menyebabkan penumpukan kekacauan yang mengganggu penggunaan normal ruang keluarga seperti kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Selain itu, menimbun barang dapat menyebabkan isolasi sosial, kesulitan keuangan, dan bahkan risiko kesehatan seperti bahaya kebakaran dan kondisi tempat tinggal yang tidak sehat.

Menurut American Psychiatric Association (APA), hoarding disorder adalah gangguan mental di mana orang tersebut mengalami kesulitan untuk menyingkirkan penumpukan barang-barang tertentu yang merusak lingkungan sekitarnya.

Randy O. Frost, profesor psikologi di Smith College dan penulis Stuff: Compulsive Hoarding and the Meaning of Things, menjelaskan hoarding disorder sebagai gangguan yang ditandai dengan kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang tertentu, terlepas dari nilainya, karena kebutuhan untuk menyimpannya atau ketakutan akan kehilangan barang tersebut"

Menurut Profesor Gail Sticketty dari Boston University's School of Social Work, hoarding disorder adalah suatu kondisi di mana seseorang menumpuk sejumlah besar barang yang ia yakini akan berguna atau bernilai sentimental di masa depan dan mengalami kesulitan untuk menyingkirkannya.

Menurut Michael A. Tompkins, seorang psikolog klinis dan direktur San Francisco Bay Area Cognitive Therapy Center, hoarding disorder adalah ketidakmampuan untuk menyingkirkan barang-barang tertentu karena adanya keyakinan bahwa barang-barang tersebut akan dibutuhkan di masa depan.

Menurut Sanjaya Saxena, seorang profesor psikiatri dan ilmu saraf di University of California, San Diego, hoarding disorder adalah ketika seseorang merasa bahwa sebuah barang memiliki nilai emosional atau sentimental yang besar dan tidak mampu untuk menyingkirkannya.

Berbagai definisi ahli mengenai hoarding disorder menunjukkan bahwa para penimbun mengalami kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang tertentu karena berbagai faktor, seperti kebutuhan untuk menyimpan barang tersebut, rasa takut kehilangan, dan fakta bahwa barang tersebut memiliki nilai emosional dan sentimental yang kuat. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan barang yang berlebihan sehingga menghambat penggunaan ruang hidup dan menyebabkan kerusakan pada lingkungan sekitar.

Para ahli percaya bahwa hoarding disorder adalah suatu kondisi kompleks yang mungkin melibatkan kombinasi faktor genetik, lingkungan, dan psikologis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang dengan gangguan ini mungkin memiliki kelainan pada aktivitas otak di area yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, pemrosesan informasi, dan regulasi emosi. Penelitian lain menunjukkan bahwa hoarding disorder mungkin terkait dengan trauma masa kecil, stres dan kecemasan.

Prevalensi Penderita Hoarding Disorder
  1. Penelitian pada populasi umum. Studi epidemiologi pada populasi umum menunjukkan bahwa prevalensi hoarding disorder adalah antara 2 hingga 6%. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat, sekitar 5?ri populasi mengalami gejala hoarding disorder; dalam sebuah penelitian di Inggris, angkanya sekitar 3%.

  2. Studi pada orang tua. Prevalensi hoarding disorder cenderung lebih tinggi pada orang yang lebih tua. Sebuah studi pada orang lanjut usia di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 5,8% partisipan mengalami gangguan hoarding disorder.

Hoarding disorder adalah gangguan mental serius yang dapat berdampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang dan kehidupan orang-orang di sekitarnya. Meskipun hoarding sulit untuk didiagnosis dan diobati, ada beberapa pengobatan yang efektif yang tersedia. Mencari nasihat profesional dan informasi yang dapat dipercaya merupakan langkah penting dalam memahami gangguan ini. Dengan bekerja sama, orang dengan hoarding, keluarga mereka, dan profesional kesehatan mental dapat mengurangi efek negatif dari hoarding dan meningkatkan kualitas hidup mereka yang terkena dampak gangguan ini.

Untuk mengetahui kondisi psikologis mu, Tes Psikologi Online yang tersedia di NS Development menjadi pilihan yang tepat.

Artikel berhubungan: