Ketahui Inilah 5 Dampak Buruk Bullying Terhadap Kesehatan Mental Korban
Bullying dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban. Penting untuk mengenali tanda-tanda bullying dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya
Bullying adalah perilaku yang disengaja dan berulang-ulang oleh satu orang atau lebih yang bertujuan untuk menyakiti atau merusak seseorang yang dianggap rentan atau tidak berdaya. Penindasan dapat terjadi di berbagai tempat, termasuk di sekolah, di tempat kerja, di situasi sosial, dan melalui media sosial dan internet. Bentuk-bentuk umum bullying termasuk verbal (penghinaan, ejekan, fitnah), fisik (pukulan, tendangan, dorongan) dan psikologis (pengucilan, fitnah, ancaman). Menurut National Anti-Bullying Center, lebih dari 20% siswa Amerika Serikat pernah mengalami bullying, yang menunjukkan betapa luasnya masalah ini. Dalam artikel kali ini kita akan membahas dampak buruk yang didapat oleh korban yang terkena bullying.
5 Dampak Buruk Bullying bagi Korban
Berikut dampak buruk yang perlu kamu ketahui jika seseorang mengalami bullying.
1. Kecemasan dan depresi
Salah satu efek paling umum dari bullying adalah kecemasan dan depresi. Tekanan yang terus menerus akibat bullying dapat membuat korban merasa cemas, sedih, dan putus asa. Menurut psikolog klinis Hannah Orenstein bullying menyebabkan kecemasan dan depresi, yang bermanifestasi dalam banyak hal, termasuk kesulitan berkonsentrasi, kelelahan, perubahan nafsu makan dan tidur, dan kurangnya minat dalam kegiatan yang dulunya menyenangkan. Jika tidak diobati, kecemasan dan depresi dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental seseorang.
2. Harga diri yang rendah
Efek umum lainnya dari bullying adalah rendahnya harga diri. Kritik, rasa malu, dan luka fisik yang berulang-ulang dapat membuat korban percaya bahwa mereka tidak berharga, tidak kompeten, dan tidak dapat dicintai. Hal ini dapat memengaruhi kepercayaan diri, keterampilan sosial, dan kemampuan mereka untuk membentuk hubungan yang sehat. Menurut psikolog klinis Dr John Mayer, Harga diri yang rendah dapat menyebabkan kurangnya perawatan diri, dengan korban bullying merasa mereka tidak cukup baik, tidak menjaga kesehatan fisik mereka, tidak mengejar peluang untuk sukses, dan tidak menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan.
3. Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
PTSD adalah penyakit mental yang terjadi setelah mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis, seperti bullying. Gejala PTSD termasuk kilas balik, mimpi buruk, kecemasan yang hebat, dan menghindari tempat atau situasi yang mengingatkan Anda akan peristiwa traumatis tersebut. Menurut National Institute of Mental Health, Perkembangan PTSD setelah bullying terjadi karena otak masuk ke mode bertahan hidup karena korban merasa terancam dan dalam bahaya. Mereka mungkin merasa selalu dalam bahaya, bahkan setelah bullying berhenti.
4. Penyalahgunaan Zat
Efek negatif lain dari bullying adalah peningkatan risiko penyalahgunaan zat. Dr Mayer menjelaskan Penyalahgunaan zat dapat menjadi pengobatan mandiri yang mematikan rasa sakit mental akibat bullying, dan korban bullying dapat beralih ke obat-obatan atau alkohol sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional mereka. Hal ini dapat menyebabkan kecanduan dan konsekuensi negatif lainnya.
5. Pikiran dan perilaku bunuh diri
Mungkin dampak yang paling serius dari bullying adalah meningkatnya risiko pikiran dan perilaku bunuh diri. Penelitian dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menunjukkan bahwa korban bullying memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki keinginan untuk bunuh diri, percobaan bunuh diri, dan bunuh diri. Meurut Orenstein Bullying dapat membuat seseorang merasa tidak berharga dan tidak diterima, yang dapat mengarah pada pikiran untuk bunuh diri. Penting untuk menanggapi semua keinginan untuk bunuh diri dengan serius dan segera mencari bantuan profesional. katanya.
Laporan Pencarian Fakta Bullying Nasional Indonesia 2018 yang dilakukan oleh Childsafe Indonesia menemukan bahwa 67% siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas di Indonesia pernah mengalami bullying sebagai korban, pelaku, atau saksi. Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2020 melaporkan bahwa 4.901 insiden kekerasan yang melibatkan bullying, pelecehan seksual, dan kekerasan fisik terjadi di sekolah-sekolah selama tahun 2019.
Kesimpulannya, bullying dapat berdampak buruk pada kesehatan mental korban. Penting untuk mengenali tanda-tanda bullying dan mengambil langkah-langkah untuk mencegahnya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami bullying, penting untuk mencari bantuan dari ahli kesehatan mental. Dengan perawatan dan dukungan yang tepat, Anda dapat mengatasi dampak negatif dari bullying dan menjalani hidup yang bahagia dan sehat.
Untuk mengetahui informasi psikologis anda, Tes Psikologi Online bisa menjadi pilihan yang telah disediakan oleh platform kami NS Development.