Self Disclosure Sebuah Istilah Untuk Menceritakan Keadaan Diri
Orang cenderung melakukan self disclosure yang lebih intim secara online, bahkan jika mereka belum bertemu langsung dengan orang tersebut.
Kalian pernah menceritakan keadaan kalian dengan orang terdekat? Atau kalian selalu menutupinya? Tidak ada salahnya mengungkapkan apa yang terjadi dengan diri kita, dengan menceritakanya dengan orang lain, bisa jadi kita akan mendapatkan saran sehingga kita bisa mendapat pemahaman baru. Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang self disclosure, berikut penjelasannya.
Pengertian Self Disclosure Menurut Para Ahli
Menurut Floyd, self disclosure adalah penyebaran informasi yang disengaja tentang diri sendiri yang diyakini kebenarannya, tetapi belum diketahui oleh orang lain. Self disclosure dalam komunikasi harus memenuhi dua syarat: individu dengan sengaja memberikan informasi tentang dirinya sendiri, dan orang yang membaca informasi tersebut mempercayai informasi tersebut.
Menurut Wood, self disclosure adalah pengungkapan informasi tentang diri sendiri yang biasanya tidak diketahui oleh orang lain. Individu membuka diri ketika mereka berbagi informasi pribadi tentang diri mereka sendiri, seperti harapan, ketakutan, perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka. Dengan membuka diri, mereka cenderung mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Menurut DeVito, self disclosure adalah bentuk komunikasi di mana seseorang mengungkapkan informasi tentang dirinya yang biasanya disembunyikan. Informasi ini berupa pikiran, perasaan, dan perilaku. Self disclosure biasanya melibatkan informasi pribadi yang secara aktif disembunyikan. Dengan kata lain, informasi yang diungkapkan adalah informasi yang tidak dipublikasikan tentang diri seseorang.
Altman dan Taylor mengemukakan bahwa self disclosure adalah kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi pribadi kepada orang lain untuk mencapai hubungan yang dekat.Â
Menurut Derlega et al. self disclosure adalah proses pengungkapan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain dan merupakan aspek penting dalam komunikasi interpersonal untuk menjalin hubungan yang lebih dekat.
Baker dan Gaut mengemukakan bahwa self disclosure adalah kemampuan seseorang untuk menyampaikan informasi kepada orang lain yang meliputi pikiran/pendapat, keinginan, perasaan, dan ketakutan.
Menurut Johnson, self disclosure berarti memberikan atau berbagi dengan orang lain informasi tentang pengalaman masa lalu yang relevan dan berbagi dengan orang lain perasaan tentang sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukan, atau perasaan tentang peristiwa yang baru saja kita alami.
Menurut Karina dan Suryanto, self disclosure adalah kesediaan orang untuk secara sukarela mengungkapkan informasi pribadi tentang dirinya kepada orang lain dalam rangka mengembangkan keintiman dalam interaksinya.
Menurut Papu, self disclosure adalah memberikan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Informasi ini dapat mencakup berbagai hal, seperti pengalaman hidup, perasaan, emosi, pendapat, cita-cita, dan lain-lain.
Menurut Taylor, Peplau, dan Sears self disclosure adalah pengungkapan fakta-fakta yang tersembunyi tentang diri sendiri. Jenis self disclosure dibagi menjadi self disclosure yang berisi pendapat pribadi dan self disclosure evaluatif, yang berisi penilaian pribadi tentang orang lain.
Riset Tentang Self Disclosure
Studi Altman dan Taylor (Altman dan Taylor, 1973), Teori Penetrasi Sosial, menunjukkan bahwa self disclosure dengan tingkat intensitas yang tepat dapat meningkatkan hubungan interpersonal di antara orang-orang. Mereka berhipotesis bahwa berbagi informasi pribadi membuat orang merasa lebih nyaman dan mempercayai orang lain.
Penelitian oleh Derlega dan Chaikin (1976) menunjukkan bahwa orang yang lebih sering mengungkapkan diri merasa lebih nyaman secara psikologis dan lebih puas dengan hubungan interpersonalnya. Sebuah penelitian oleh Reiss dan Schaver (1988) menunjukkan perbedaan pola self disclosure antara orang yang berada di dalam dan di luar hubungan romantis. Orang-orang yang berada dalam hubungan romantis cenderung mengungkapkan diri lebih intim daripada mereka yang tidak.Sebuah studi oleh Green dan Derleghi (1994) menemukan bahwa orang dengan harga diri yang rendah cenderung lebih sedikit mengungkapkan diri dibandingkan dengan orang yang memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini mungkin karena orang dengan harga diri rendah merasa tidak aman dan takut dihakimi oleh orang lain.Sebuah studi oleh Jin dan Park (2015) menemukan bahwa self disclosure secara online cenderung berbeda dengan self disclosure dalam interaksi tatap muka.
Dapat disimpulkan bahwa self disclosure memberikan dampak yang baik bagi individu baik itu secara mental maupun secara hubungan interpesonal. Untuk mengetahui kondisi psikologis, anda dapat melakukan Tes Psikologi Online yang disediakan oleh NS Development.