Industri Pengembangan Alat Tes Psikotes Online
Upaya menjaga kualitas produk, yang di dalamnya termasuk upaya memastikan alat tes psikotes online sesuai dengan budaya Indonesia, perlu ditempuh dengan kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam industri tes psikotes online.
Perkembangan tes psikologi, termasuk tes psikotes online, di beberapa negara lain terjadi dengan dukungan tradisi ilmiah yang kuat. Ada bentuk kolaborasi yang erat antara akademisi dan penerbit tes psikologi. Berbagai penelitian yang dijalankan oleh para akademisi di universitas dan berbagai lembaga riset ditindaklanjuti oleh para test developers di berbagai lembaga penerbit alat tes. Perkembangan teori terkait General Mental Ability (GMA) yang diteliti oleh para akademisi ditindaklanjuti dengan pengembangan berbagai tes aptitude oleh para test developers, dan sebaliknya trend penggunaan personality test direspon oleh pada akademisi dengan berbagai penelitian untuk pengembangan teori tentang kepribadian (seperti pada kemunculan Five Factor Model).
Selain itu, kolaborasi dengan para praktisi penyedia platform digital juga dilakukan. Ada berbagai kelebihan dari platform digital yang dapat meningkatkan kualitas pengukuran psikologis, baik dalam hal isi alat tes, seperti misalnya kemungkinan untuk mengembangkan Computerized Adaptive Test, potensi menyajikan soal dalam bentuk multi-media (video dan suara), maupun dalam hal teknis penyajian alat tes yang lebih fleksibel secara jarak dan waktu. Pada tes berbatas waktu, sistem komputer dapat menghitung hanya waktu yang dibutuhkan peserta tes untuk merespon suatu item, bukan keseluruhan waktu pengerjaan. Berbagai perkembangan tersebut akan lebih mungkin tercapai dengan kolaborasi lintas disiplin ilmu dan antar akademisi dan praktisi.
Dukungan dari berbagai pihak lain di luar peneliti dan penerbit alat tes psikologi juga diperlukan untuk mengupayakan pertumbuhan industri pengembangan tes. Pemerintah Indonesia memiliki undang-undang perlindungan hak cipta yang bertujuan untuk melindungi hak pencipta karya penerbitan atas penggunaan hasil karyawanya secara komersial, termasuk dalam hal penerbitan tes psikologi. Penerbitan tes psikologi, seperti pada industri penerbitan pada umumnya, perlu dijaga kelangsungannya, salah satunya dengan cara meminimalisir atau menghilangkan praktik pembajakan.
Pengabaian terhadap hak cipta suatu produk akan berdampak pada perkembangan produk tersebut dalam jangka panjang. Para pembuat alat tes. termasuk tes psikotes online, akan lebih termotivasi untuk menciptakan sesuatu apabila hasil karyanya dihargai dengan layak. Bagaimanapun, pembajakan adalah pencurian. Kita tidak bisa berharap industri tes psikologi dapat berkembang dengan baik apabila kita mengabaikan atau terlebih lagi ikut serta dalam pembajakan alat tes psikologi.
Penerapan tes psikotes online sampai tingkatan tertentu dapat membantu melindungi alat tes dari pembajakan, karena, berbeda dengan tes psikologi paper-pencil, akses dari user ataupun peserta tes dapat lebih terkendali pada tes psikotes online. Penerbit tes psikotes online dapat lebih memegang kendali atas penyajian soal tes, akses terhadap tes, dan akses terhadap laporan hasil tes. Hal ini berbeda dengan tes psikologi paper-pencil di mana ketika alat tes sudah dibeli oleh user, maka kendali penggunaan tes sepenuhnya ada pada user, sehingga penerapan aturan lisensi penggunaan alat tes dan batasan-batasan pengguna yang dipersyaratkan oleh pembuat tes menjadi sulit untuk dikendalikan dan diawasi.
Selain itu, cara lain untuk menjaga kelangsungan industri tes adalah dengan cara memelihara tingkat kepercayaan masyarakat pengguna tes terhadap tes psikologi yang beredar dan dipraktekkan di masyarakat. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan perlindungan terhadap masyarakat dan menghindarkannya dari alat tes psikologi yang memiliki kualitas yang kurang baik. Pada negara- negara dengan perkembangan tes psikologi yang lebih maju, upaya perlindungan ini salah satunya coba dicapai dengan mendirikan berbagai asosiasi terkait penggunaan tes psikologi, seperti International Test Commision (ITC) dan Association of Test Publishers (ATP) yang bersama-sama dengan berbagai asosiasi psikologi seperti British Psychological Society (BPS) dan American Psychological Association (APA) ikut menjaga standar kualitas alat tes psikologi, baik paper pencil maupun online, yang beredar dan digunakan masyarakat. Pengembangan dan penerapan tes juga harus memperhitungkan faktor budaya.
Secara umum ada tiga cara yang dapat ditempuh untuk mengupayakan ketersediaan tes psikologi di Indonesia, yaitu sebagai berikut (He & Vijver, 2012):
Adoption
Dalam metode adoption ini, cara yang dilakukan adalah dengan menerjemahkan secara seksama alat tes ke bahasa target (Bahasa Indonesia). Metode ini hanya dapat dilakukan jika konstruk dan berbagai fitur dari alat tes (seperti instruksi dan item) dianggap sesuai bagi semua kelompok budaya di mana alat tes tersebut diterapkan. Proses adoption dapat dilakukan terhadap berbagai tes psikotes online yang sudah diterapkan di luar negeri, dan dengan demikian hasil antar negara dapat dibandingkan dengan menggunakan norma global.
Adaptation
Dalam metode ini, yang dilakukan adalah kombinasi dari penerjemahan item secara seksama dari beberapa stimulus tertentu dan perubahan item dari beberapa stimulus lainnya ketika penerjemahan langsung dianggap tidak sesuai secara bahasa, budaya atau pertimbangan psikometrik lainnya. Metode ini pada dasarnya adalah pengembangan dari metode adoption di mana saat ini penerjemahan item ke bahasa lain tidak lagi dianggap sebagai tugas yang hanya membutuhkan kemampuan bahasa saja, tetapi juga pengetahuan aspek budaya di konteks bahasa target. Tes psikotes online yang dikembangkan dengan cara ini akan lebih sesuai dengan konteks budaya di Indonesia.
Assembly
Metode ini ditempuh apabila adoption dan adaptation tidak dapat menghasilkan alat tes psikologi dengan akurasi psikometrik yang memadai. Pada dasarnya, dalam metode assembly yang dilakukan adalah menyusun alat tes baru. Metode ini dapat menghasilkan alat tes psikologi yang sesuai dengan budaya Indonesia.
Upaya menjaga kualitas produk, yang di dalamnya termasuk upaya memastikan alat tes psikotes online sesuai dengan budaya Indonesia, perlu ditempuh dengan kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam industri tes psikotes online.