logo PT Nirmala Satya Development
Kleptomania

Kleptomania bukan penyakit turunan tetapi kleptomania dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, dalam lingkungan keluarga terutama orangtua akan menentukan bagaimana kemampuan kontrol diri seseorang.

Kleptomania adalah gangguan mental yang ditandai dengan keinginan yang tak tertahankan untuk mencuri benda-benda yang tidak perlu demi keuntungan pribadi atau finansial. Gangguan ini sering disalahpahami dan distigmatisasi karena sering dikaitkan dengan perilaku kriminal. Namun, kleptomania adalah gangguan yang kompleks dan dapat memiliki banyak penyebab yang berbeda. Banyak faktor yang menyebabkan kleptomania terjadi pada seseorang. Pada artikel kali ini kita akan membahas faktor apa saja yang menyebabkan seseorang mengalami kleptomania.

Faktor Penyebab Kleptomania

Berikut adalah factor penyebab munculnya perilaku klepto pada seseorang. Tentunya faktor penyebab ini berbeda untuk setiap orang.

1. Adanya gangguan mental lain

Salah satu pemicu kleptomania adalah adanya penyakit mental lain. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Psychiatry menemukan bahwa hingga 70?ri kleptomania memiliki penyakit mental yang terjadi bersamaan seperti kecemasan, depresi, dan OCD. Gangguan-gangguan ini dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang tidak dapat diatasi, yang berusaha diatasi oleh para kleptomania dengan cara mencuri. Perasaan senang dan aman yang mereka dapatkan dari mencuri dapat meredakan ketidaknyamanan mental yang disebabkan oleh gangguan-gangguan ini untuk sementara waktu.

2. Riwayat trauma

Faktor lain yang mempengaruhi orang untuk mengidap kleptomania adalah riwayat trauma atau pelecehan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Traumatic Stress, orang dengan riwayat trauma lebih mungkin melaporkan kleptomania daripada mereka yang tidak memiliki riwayat trauma. Dalam kasus-kasus ini, kleptomania dapat dilihat sebagai mekanisme koping yang maladaptif dan cara untuk bertanggung jawab atas situasi di mana mereka merasa tidak berdaya. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Interpersonal Violence, para peneliti mengamati orang-orang dengan kleptomania dan menemukan bahwa sebagian besar pernah mengalami trauma atau pelecehan di masa lalu. Selain itu, mereka menemukan korelasi positif antara tingkat keparahan trauma dan tingkat keparahan gejala kleptomania. Hal ini menunjukkan bahwa mengatasi trauma masa lalu mungkin merupakan faktor penting dalam mengobati orang dengan kleptomania.

3. Adanya disfungsi otak

Beberapa peneliti juga berpendapat bahwa kleptomania mungkin terkait dengan disfungsi dopamin di otak. Dopamin adalah neurotransmitter yang terlibat dalam sistem penghargaan otak dan berhubungan dengan perasaan senang dan puas. Mencuri melepaskan dopamin di otak, yang dapat menyebabkan perasaan bahagia dan senang. Orang dengan kleptomania menjadi tergantung pada dopamin yang mereka dapatkan dari mencuri dan menjadi pencuri kompulsif. Pnelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan kleptomania mungkin memiliki tingkat neurotransmiter yang tidak normal seperti serotonin dan dopamin. Zat kimia ini memainkan peran penting dalam pengaturan suasana hati, motivasi, dan penghargaan, dan ketika fungsinya terganggu, mereka dapat menyebabkan perilaku impulsif dan kompulsif seperti mencuri.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatric Research, para peneliti membandingkan tingkat neurotransmiter pada orang dengan kleptomania dengan mereka yang tidak mengalami gangguan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan kleptomania memiliki tingkat serotonin yang jauh lebih rendah daripada mereka yang tidak mengidap kleptomania. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan neurotransmitter ini dapat berkontribusi pada perkembangan kleptomania.

4. Genetik/keturunan

Genetika juga dapat berperan dalam perkembangan kleptomania. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga yang memiliki kecanduan atau gangguan kontrol impuls lebih mungkin mengembangkan kleptomania daripada mereka yang tidak memiliki gangguan ini. Hal ini menunjukkan bahwa kleptomania mungkin memiliki komponen genetik, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan antara genetika dan kleptomania. Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Medical Genetics, para peneliti menemukan bahwa riwayat kleptomania pada keluarga dengan riwayat kleptomania dan menemukan bahwa gangguan ini lebih sering terjadi pada kerabat penderita kleptomania daripada pada populasi umum. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik mungkin berperan dalam perkembangan gangguan ini.

5. Lingkungan

Faktor lingkungan juga dapat berperan dalam perkembangan kleptomania. Secara khusus, orang-orang yang ditempatkan dalam situasi di mana mencuri dianggap normal atau di mana tidak ada konsekuensi untuk mencuri mungkin lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan ini. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Research in Crime and Delinquency, para peneliti menemukan bahwa, misalnya, kelompok teman sebaya dan keluarga yang terlibat dalam pencurian Mereka menemukan bahwa orang yang terpapar budaya pencurian melalui, misalnya, kelompok teman sebaya atau keluarga yang terlibat dalam pencurian, lebih mungkin mengembangkan kleptomania.

Kesimpulan dari artikel ini ialah kleptomania terbentuk akibat dari berbagai faktor yang melatarbelakangi gangguan ini banyak hal yang masih belum diketahui penyebab pasti seseorang mengalami kleptomania. Untuk itu dikembangkan metode penyembuhan bagi gangguan ini.

Untuk mengetahui kondisi psikologis, kamu dapat melakukan Tes Psikologi Online yang disediakan oleh NS Development.

Artikel berhubungan: