logo PT Nirmala Satya Development
Quarter Life Crisis

Quarter life crisis adalah fenomena kompleks yang didorong oleh berbagai faktor, seperti ekspektasi yang tidak realistis, kurangnya arah dan tujuan, ketidakamanan ekonomi, konflik hubungan, dan FOMO

Quarter life crisis adalah periode refleksi diri dan keraguan yang sering terjadi pada akhir usia 20-an dan awal 30-an. Selama periode ini, orang mungkin merasa bingung, tidak pasti dan tidak yakin dengan masa depan mereka. Situasi krisis ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, termasuk kehilangan pekerjaan, putus cinta, atau perubahan besar dalam hidup.

Gejala-gejala quarter life crisis berbeda-beda pada setiap orang, tetapi tanda-tanda yang umum terjadi adalah perasaan cemas, bingung, dan depresi. fenomena ini yang berkembang di kalangan anak muda berusia akhir dua puluhan dan awal tiga puluhan. Krisis ini ditandai dengan perasaan bingung, cemas, dan ketidakpastian tentang karier, hubungan, dan arah hidup. Dalam artikel kita akan bersama membahas penyebab dari quarter life crisis.

1. Ekspektasi yang tidak realistis dan tekanan untuk sukses

Menurut Dr Samantha Boardman, psikiater dan pendiri Positive Prescription, anak muda saat ini sering menghadapi ekspektasi yang tidak realistis dan tekanan sosial untuk sukses. Mereka merasa perlu memiliki pekerjaan yang sempurna, hubungan yang sempurna, dan kehidupan yang sempurna, dan ketika ekspektasi ini tidak terpenuhi, mereka merasa tidak lengkap dan frustrasi. Media sosial memainkan peran penting dalam mendorong ekspektasi yang tidak realistis ini, menurut Dr Rahman Orang sering membandingkan diri mereka dengan orang lain di media sosial dan merasa mereka tidak sebanding, Perbandingan yang terus menerus ini dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan frustrasi.

2. Tidak memiliki arah dan tujuan

Faktor lain yang berkontribusi terhadap quarter life crisis adalah kurangnya arah dan tujuan. Banyak anak muda yang berjuang untuk menemukan gairah dan makna hidup mereka, yang dapat menyebabkan kebosanan, ketidakpuasan, dan kecemasan. Kaum muda saat ini menginginkan tujuan, bukan hanya pekerjaan, menurut Dr Alex Rickerman, psikiater dan penulis The Undefeated Mind Dia menyarankan agar kaum muda meluangkan waktu untuk merenungkan nilai-nilai dan tujuan mereka, serta mengeksplorasi berbagai karier dan hobi untuk menemukan sesuatu yang benar-benar mereka sukai.

3. Masalah keuangan

Ketidakamanan keuangan juga merupakan kontributor utama terhadap quarter life crisis. Banyak anak muda yang terbebani oleh pinjaman pendidikan, pekerjaan dengan gaji rendah dan biaya hidup yang tinggi, sehingga menyulitkan mereka untuk mencapai stabilitas keuangan dan kemandirian. Stres keuangan dapat menyebabkan perasaan putus asa, cemas dan depresi, Brad Kronz, seorang psikolog keuangan dan penulis Mind Over Money Ia menyarankan agar kaum muda meluangkan waktu untuk membuat anggaran, menabung dan berinvestasi untuk masa depan mereka untuk mengurangi stres keuangan dan mencapai tujuan keuangan mereka.

4. Konflik hubungan dengan orang lain

Konflik hubungan juga dapat berkontribusi pada quarter life crisis. Saat ini, banyak anak muda yang berjuang untuk menemukan dan mempertahankan hubungan yang sehat, baik hubungan romantis, seksual, maupun kekeluargaan. Konflik hubungan dapat menyebabkan perasaan kesepian, terisolasi, dan ditolak," Dr. Sue Varma, seorang psikiater dan profesor klinis di NYU Langone Health menjelaskan Dia menyarankan agar orang dewasa muda berupaya membangun hubungan yang sehat dengan menetapkan batasan, berkomunikasi secara efektif, dan meminta dukungan ketika mereka membutuhkannya.

5. Takut ketinggalan (FOMO)

Terakhir, "rasa takut ketinggalan" (FOMO) adalah kontributor signifikan terhadap quarter life crisis. Saat ini, banyak anak muda yang merasa bahwa mereka tidak dapat mengikuti perkembangan teman-temannya dan merasa berkewajiban untuk berpartisipasi dalam setiap acara atau kegiatan sosial, sehingga menimbulkan perasaan kewalahan, kelelahan, dan kejenuhan. FOMO dapat menyebabkan kelumpuhan dalam mengambil keputusan, sehingga membuat anak muda tidak dapat membuat pilihan-pilihan hidup yang penting, menurut Dr Meg Jay, psikolog klinis dan penulis The Defining Decade. Dia menyarankan agar kaum muda fokus pada tujuan dan prioritas mereka sendiri daripada membandingkan diri mereka dengan orang lain atau mengikuti tren dan mode terbaru.

Kesimpulannya, kita dapat melihat bahwa quarter life crisis adalah fenomena kompleks yang didorong oleh berbagai faktor, seperti ekspektasi yang tidak realistis, kurangnya arah dan tujuan, ketidakamanan ekonomi, konflik hubungan, dan FOMO. Dengan memahami dan mengatasi penyebab-penyebab ini, kaum muda dapat mengatasi tahap sulit dalam hidup mereka dan menjadi individu yang lebih kuat, tangguh, dan sadar diri.

Proses menuju kedewasaan tentunya tidak mudah banyak hal-hal yang harus diputuskan untuk melanjutkan kehidupan oleh karena itu pada masa-masa ini ktia banyak mengalami jatuh bangun serta trial dan eror. Untuk mengetahui kondisi psikologis mu, Tes Psikologi Online yang tersedia di NS Development mungkin menjadi pilihan yang tepat.

Artikel berhubungan: