Kenali karakteristik penderita Hoarding disorder
Hoarding disorder adalah gangguan kompleks yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang.
Hoarding disorder adalah suatu kondisi yang memengaruhi kemampuan untuk melepaskan benda. Ini adalah gangguan yang kompleks dan sering disalahpahami, dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap orang. Meskipun penyebab hoarding disorder tidak sepenuhnya dipahami, ada beberapa karakteristik umum orang dengan hoarding disorder. Berikut adalah lima karakteristik orang dengan gangguan hoarding, seperti yang diidentifikasi oleh para ahli di bidangnya.
Karakterisitk Penderita Hoarding Disorder
Berikut merupakan beberapa ciri atau karakteristik penderita hoarding disorder yang mungkin dapat kamu kenali.
1. Kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang yang dimiliki
Salah satu ciri-ciri orang dengan hoarding disorder adalah kesulitan untuk menyingkirkan barang-barang yang dimilikinya. Para penderita sering kali memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan barang-barang mereka dan merasa cemas dan tertekan saat memikirkan untuk menyingkirkannya. Keterikatan ini bisa sangat kuat sehingga ruang hidup mereka menjadi berantakan dan kesehatan serta keselamatan mereka dapat terganggu. Dr Randy Frost, seorang ahli hoarding disorder, menunjukkan bahwa ini bukan hanya tentang memiliki terlalu banyak barang, tapi juga tentang kesulitan untuk melepaskannya. Orang dengan hoarding disorder juga mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan dan mungkin mengalami kesulitan dalam menentukan barang mana yang harus disimpan dan mana yang harus dibuang.
2. Suka menumpuk harta benda yang berlebihan
Penumpukan barang yang berlebihan juga merupakan karakteristik orang dengan hoarding disorder. Mereka mengumpulkan berbagai macam benda, seperti pakaian, dokumen, buku, dan barang-barang rumah tangga. Mereka juga mengalami kesulitan untuk menjaga barang-barang tetap teratur dan mungkin menumpuknya dalam tumpukan atau kotak, sehingga menghabiskan ruang hidup yang berharga. Menurut Dr David Tolin, seorang psikolog klinis dan peneliti terkemuka dalam bidang penimbunan, penderita melibatkan terlalu banyak barang dan tidak membuang barang yang dianggap tidak berguna atau bernilai rendah. Penumpukan barang yang berlebihan ini dapat menyebabkan tempat tinggal yang berantakan dan tidak terurus.
3. Perfeksionisme
Meskipun para penderita sering dikaitkan dengan kekacauan dan ketidakteraturan, banyak dari mereka juga memiliki kecenderungan perfeksionis. Orang dengan hoarding disorder memiliki kebutuhan yang kuat akan keteraturan dan kontrol, yang dapat menjelaskan kesulitan mereka dalam menyingkirkan barang-barang. Menurut Dr Gail Sticketty, seorang psikolog klinis yang telah mempelajari hoarding disorder selama lebih dari 20 tahun, penimbunan sering kali dimotivasi oleh kebutuhan untuk mengontrol, perfeksionisme, dan ketakutan untuk melakukan kesalahan. Kebutuhan akan kontrol ini mengarah pada pola pikir yang kaku dan sulit beradaptasi dengan perubahan, sehingga membuat para penimbun semakin sulit untuk melepaskan barang yang mereka miliki.
4. Keterikatan emosional terhadap harta benda
Orang dengan hoarding disorder mungkin memiliki keterikatan emosional yang kuat dengan harta benda mereka. Mereka melihat harta benda mereka sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri dan merasa kehilangan dan kesakitan saat membayangkan melepaskannya. Keterikatan emosional ini mungkin begitu kuat sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Menurut Dr Frost keterikatan emosional pada benda-benda adalah ciri utama dari hoarding disorder Orang dengan hoarding disorder mungkin juga mengalami kecemasan dan kesusahan karena memikirkan kehilangan harta benda, dan mungkin merasa nyaman dan aman ketika dikelilingi oleh harta benda.
5. Isolasi sosial
Terakhir, orang dengan hoarding disorder sering mengalami isolasi sosial sebagai akibat dari kondisi mereka. Mereka mungkin menghindari mengundang orang lain ke rumah mereka atau merasa terlalu malu untuk melakukannya. Isolasi sosial ini dapat memperburuk gejala dan menyulitkan mereka untuk mencari bantuan. Menurut Dr Trinh, isolasi sosial adalah konsekuensi yang sering terjadi dari hoarding disorder. Kekacauan yang diciptakan oleh penimbunan membuat sosialisasi dan kontak dengan orang lain menjadi sulit". Isolasi sosial ini juga dapat menyebabkan kesepian dan depresi, yang selanjutnya dapat berkontribusi pada gejala penimbunan.
Hoarding disorder adalah gangguan kompleks yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang. Meskipun penyebab pasti gangguan hoarding disorder tidak sepenuhnya dipahami, ada sejumlah karakteristik yang lazim terjadi pada orang dengan gangguan hoarding disorder. Contohnya adalah kesulitan untuk menyingkirkan harta benda, penumpukan harta benda yang berlebihan, perfeksionisme, keterikatan emosional pada harta benda, dan isolasi sosial.
Kesehatan mental merupakan salah satu indikator yang perlu dijaga oleh setiap individu, dengan menjaga kesehatan mental tentunya mendatangkan hal -hal yang positif pada diri sendiri. Untuk mengetahui informasi psikologis terkini anda, Tes Psikologi Online menjadi alternatif pilihan yang bisa anda gunakan, tes ini tersedia melalui platform kami NS Development.