logo PT Nirmala Satya Development
Hoarding Disorder

Ada sejumlah penyebab hoarding disorder yang diketahui, termasuk genetika, trauma, faktor kognitif, faktor lingkungan, dan gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan

Kamu pasti betanya-tanya kenapa ya ada orang yang seperti itu, menimbun barang hingga menumpuk? Hoarding disorder adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan kesulitan yang terus-menerus dalam membuang atau membuang barang, terlepas dari nilai atau kegunaannya yang sebenarnya. Kondisi ini mengakibatkan penumpukan benda-benda yang dapat mengganggu fungsi ruang hidup dan berdampak negatif pada kualitas hidup seseorang. Memahami penyebab penimbunan barang dapat membantu Anda mengembangkan strategi penanganan yang efektif dan langkah-langkah pencegahan. Dalam artikel ini, kita akan bersama-sama membahas apa penyebab dari gangguan hoarding disorder.

5 Penyebab Hoarding Disorder

Berikut ini merupakan penyebab hoarding disorder yang dialami penderita sehingga menyebabkan mereka memiliki perilaku yang tidak biasa.

1. Genetika

Hoarding disorder telah terbukti menurun dalam keluarga, yang menunjukkan bahwa genetika mungkin berperan dalam perkembangannya. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan riwayat keluarga dengan hoarding disorder memiliki kemungkinan empat hingga enam kali lebih besar untuk mengembangkan gangguan tersebut dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga. Penelitian terhadap anak kembar juga menunjukkan bahwa hoarding memiliki tingkat heritabilitas yang lebih tinggi dibandingkan penyakit mental lainnya, yang menunjukkan bahwa genetika mungkin memainkan peran yang signifikan. Dr Sanjaya Saxena, seorang psikiater dan profesor di University of California, San Diego, mengatakan Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa faktor genetik dapat berkontribusi terhadap perkembangan hoarding disorder. Namun, faktor lingkungan dan psikologis juga tampaknya berperan.

2. Trauma Psikologis

Mengalami peristiwa traumatis, seperti kehilangan orang yang dicintai atau bencana alam, dapat memicu perilaku mengepalkan tangan. Karena orang yang pernah mengalami trauma terus memiliki benda-benda yang memberikan kenyamanan dan ketenangan, menggenggam dapat bertindak sebagai mekanisme koping. Perilaku ini juga dapat berasal dari rasa takut kehilangan kendali atau kebutuhan untuk menjaga segala sesuatunya tetap rapi. Trauma dapat menjadi penyebab signifikan dari perilaku obsesif-kompulsif Randy Frost, PhD, seorang psikolog dan pakar obsesi di Smith College menjelaskan Terutama jika Anda pernah mengalami kehilangan atau perubahan besar dalam hidup Anda, Anda mungkin merasakan rasa aman atau nyaman dengan barang-barang Anda.

3. Faktor kognitif

Faktor-faktor kognitif seperti keragu-raguan, perfeksionisme, dan perilaku menghindar juga dikaitkan dengan penimbunan. Penimbun mungkin mengalami kesulitan memutuskan apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang, yang dapat menyebabkan rumah berantakan. Mereka mungkin juga memiliki kecenderungan perfeksionis yang menyebabkan mereka menyimpan barang-barang yang mereka pikir akan berguna atau berharga di masa depan. Hoarding disorder sering dikaitkan dengan faktor kognitif seperti keragu-raguan dan perfeksionisme, menurut  David Trin, PhD, seorang psikolog dan direktur Pusat Gangguan Kecemasan di Life Research Institute di Hartford, Connecticut Orang-orang ini mengalami kesulitan untuk memutuskan apa yang harus disimpan dan apa yang harus dibuang, dan mereka cenderung berantakan.

4. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan, seperti kurangnya ruang atau sumber daya, juga dapat berkontribusi pada hoarding disorder. Orang yang tinggal di ruangan kecil dan berantakan mungkin merasa kewalahan dan kesulitan mengatur dan membuang barang. Selain itu, orang-orang yang memiliki keterbatasan finansial mungkin menyimpan barang karena mereka percaya bahwa barang tersebut akan berguna atau berharga di masa depan. Menurut Dr Saxena Faktor lingkungan dapat menjadi kontributor penting untuk hoarding disorder barang. Orang-orang yang tinggal di ruangan kecil atau berantakan mungkin mengalami kesulitan untuk mengatur barang-barang mereka dan mungkin kewalahan untuk membuangnya.

5. Gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan

Hoarding disorder barang sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental lainnya, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Orang dengan hoarding disorder dapat menggunakan perilaku menimbun sebagai cara untuk mengatasi gejala-gejala gangguan ini, atau mereka mungkin mengalami perilaku menimbun sebagai gejala dari gangguan-gangguan ini. Dr Frost mengatakan bahwa Hoarding disorder sering kali komorbiditas dengan penyakit mental lainnya, seperti kecemasan atau depresi. Penting untuk mengatasi dan mengobati gangguan kesehatan mental yang mendasari ini untuk mempromosikan hasil pengobatan yang efektif. Katanya.

Kesimpulannya, ada sejumlah penyebab hoarding disorder yang diketahui, termasuk genetika, trauma, faktor kognitif, faktor lingkungan, dan gangguan kesehatan mental yang terjadi bersamaan. Meskipun hoarding adalah kondisi yang kompleks tanpa penyebab tunggal, memahami faktor-faktor yang mendasari ini dapat membantu dokter dan peneliti mengembangkan strategi pengobatan yang efektif dan tindakan pencegahan untuk individu dengan hoarding. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gangguan hoarding, penting untuk mencari bantuan profesional untuk memastikan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Kesehatan mental merupakan salah satu indikator yang perlu dijaga oleh setiap individu, dengan menjaga kesehatan mental tentunya mendatangkan hal -hal yang positif pada diri sendiri. Untuk mengetahui informasi psikologis terkini anda, Tes Psikologi Online menjadi alternatif pilihan yang bisa anda gunakan, tes ini tersedia melalui platform kami NS Development.

Artikel berhubungan: