logo PT Nirmala Satya Development
Gangguan Kepribadian Ambang

Gangguan Kepribadian Ambang (Borderline Personality Disorder) merupakan sebuah gangguan kepribadian yang perlu penanganan khusus. Gangguan ini mempengaruhi emosi.

Gangguan kepribadian ambang atau disebut dengan Borderline Personality Disorder merupakan suatu gangguan yang digambarkan si penderita memiliki masalah pada kestabilan emosi dan hubungannya dengan orang lain.

Berikut merupakan Defenisi Menurut Para Ahli

Sanislow, Grilo, & McGlashan (2000) Gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Dissorder) adalah gangguan kepribadian yang mempunyai ciri-ciri utama berupa impulsivitas dan ketidakstabilan hubungannya dengan orang lain dan mood.

Ketidakstabilan mood merupakan karakteristik sentral dari gangguan kepribadian ambang (Sanislow dkk., 2000).

Bateman & Krawitz, (2013) Disebut sebagai kepribadian ambang karena individu dengan gangguan ini tidak memenuhi kriteria neurosis maupun psikosis sehingga dianggap berada diantara kedua kondisi tersebut.

Menurut Brune ( 2016) Gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder (BPD)) mengacu pada sindrom kejiwaan yang ditandai dengan disregulasi emosi, impulsif, perilaku mengambil risiko, mudah tersinggung, perasaan hampa, melukai diri sendiri dan takut ditinggalkan, serta hubungan interpersonal yang tidak stabil. BPD tidak hanya umum di populasi psikiatri tetapi juga lebih umum di masyarakat umum daripada yang diperkirakan sebelumnya, dan dengan demikian merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.

Menurut dr. Fadli Gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder adalah kondisi kronis yang ditandai dengan ketidakstabilan suasana hati, citra diri, dan perilaku. Pengidap gangguan ini juga kesulitan dengan hubungan interpersonal, rentan melukai diri sendiri, dan berpotensi melakukan upaya bunuh diri.

Gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder) (BPD) adalah penyakit mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, ketidakstabilan dalam hubungan, dan impulsif. Orang dengan BPD memiliki rasa takut yang kuat terhadap penolakan dan kesulitan mengendalikan emosinya, terutama kemarahan. Mereka juga rentan terhadap perilaku impulsif dan berbahaya seperti mengemudi sembrono dan mengancam akan melukai diri sendiri. Semua perilaku ini membuat sulit untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

Menurut National Instute Mental Health (2021) Gangguan kepribadian ambang adalah penyakit mental yang sangat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengatur emosinya. Hilangnya kendali emosi ini dapat meningkatkan impulsifitas, memengaruhi perasaan seseorang terhadap diri mereka sendiri, dan berdampak negatif pada hubungan mereka dengan orang lain. Perawatan yang efektif tersedia untuk menangani gejala-gejala gangguan kepribadian ambang.

Individu dengan BPD memiliki kesulitan dalam mengendalikan kemarahan dan rentan terhadap perkelahian dan perselisihan. Mereka sering bertindak atas dasar impuls. Perilaku impuls dan tidak dapat diprediksi ini sering kali bersifat self- destructive, meliputi perilaku-perilaku seperti self mutilation, isyarat-isyarat bunuh diri, serta percobaan bunuh diri yang aktual.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang menderita gangguan ini sulit mengendalikan emosi karena emosi yang mereka miliki tidak stabil bahkan cepat sekali berubah-ubah sehingga dalam berhubungan dengan orang-orang sekitar tidak harmonis dan baik.

Prevalensi

Dikutip dalam sebuah jurnal Borderline Personality Disorder dijumpai pada sekitar 2–4% penduduk, dengan perbandingan perempuan dan laki-laki 3:1.1,5 Risiko Gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder) lima kali lebih tinggi jika orangtua menderita gangguan yang sama.7 Individu dengan Borderline Personality Disorder ternyata memiliki riwayat mengalami trauma masa kanak-kanak, seperti perundungan fisik 71%, perundungan seksual 68%, menjadi saksi tindak kekerasan dalam keluarga 62%, inses 75?n penelantaran (neglect). 5-7 Borderline Personality Disorder berkomorbiditas dengan depresi, gangguan bipolar, penyalahgunaan zat, gangguan cemas, dan gangguan makan.5,9 Penyalahgunaan zat, depresi berat meningkatkan risiko bunuh diri. Sebanyak 50% Borderline Personality Disorder mengalami depresi berat saat mencari bantuan dan 80% menderitanya sepanjang hidup.

Gangguan kepribadian ambang (Borderline Personality Disorder) dapat memunculkan perasaan tidak nyata atau dunia ini tidak derealisasi seperti pada gangguan skizofrenia atau gangguan stres pasca trauma, hanya berlangsung singkat selama beberapa hari dan biasanya dicetuskan oleh stresor yang berat. Mereka juga merasa dibicarakan atau merasa orang-orang melihat mereka dengan kritis.

Demikian mengenai penjelasan Borderline Personality Disorder, para penderita tentnya tidak sadar bahwa ada yang salah dengan dirinya, sehingga kita sebagai kerabat terdekat tentunya harus memberikan bantuan dan support agar terus menemani dan mengarahkan si pendeita agar ditangani oleh ahli profesional.