logo PT Nirmala Satya Development
Fanatisme

Fanatisme dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan mental, menyebabkan perkembangan atau memperburuk berbagai gangguan psikologis.

Fanatisme merupakan suatu sikap keyakinan yang tidak goyah pada sebuah ideologi atau tujuan tertentu, dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan mental individu. Dalam beberapa kasus, fanatisme bahkan dapat menyebabkan perkembangan gangguan psikologis. Artikel ini akan menggali tiga gangguan psikologis yang dapat muncul akibat fanatisme, Memahami gangguan-gangguan ini penting untuk mengenali potensi bahaya yang dapat ditimbulkan fanatisme terhadap kesehatan mental individu.

Gangguan Psikologis Yang Timbul Dari Fanatisme

Berikut ini merupakan beberapa gangguan yang mungkin muncul akibat perilaku fanatisme yang terjadi pada individu,

1. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)

Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) adalah gangguan psikologis yang ditandai oleh pikiran yang berulang (obsesi) dan perilaku berulang (kompulsi) yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan atau mencegah bahaya yang dirasakan. Fanatisme dapat berkontribusi pada perkembangan atau memperburuk gejala OCD karena sifat yang kaku dan berulang dari perilaku fanatik. Studi yang dilakukan oleh Rachman, Shafran, Mitchell, Trant, dan Teachman (1996) yang berjudul "Obsessions, Compulsions, and Mental Control" meneliti bagaimana individu dengan OCD seringkali memiliki kekhawatiran yang tinggi terkait kebutuhan akan kepastian dan kontrol. Kebutuhan akan kepastian ini sejalan dengan karakteristik kepastian mutlak dari fanatisme, di mana individu menjadi terobsesi dengan keyakinan mereka dan melakukan perilaku kompulsif untuk menjaga rasa kontrol tersebut. Dengan demikian, fanatisme dapat memperkuat pikiran obsesif dan ritual yang terkait, sehingga berkontribusi pada perkembangan atau memperburuk gejala OCD.

2. Gangguan Waham (Delusi)

Gangguan Waham adalah gangguan psikologis yang ditandai dengan keyakinan yang salah dan tetap yang tidak sesuai dengan norma budaya atau realitas. Fanatisme kadang-kadang dapat menyebabkan individu mengembangkan keyakinan waham yang diperkuat oleh bias konfirmasi dan kurangnya paparan pada pandangan yang berbeda. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Nervous and Mental Disease oleh Coltheart, Langdon, dan McKay (2011) yang berjudul "Delusional Belief" mengeksplorasi faktor-faktor kognitif yang terlibat dalam perkembangan dan pemeliharaan waham. Mereka menemukan bahwa keyakinan waham sering kali muncul dari interaksi antara bias kognitif, seperti bias konfirmasi dan bias atribusi, serta pengalaman yang abnormal. Dalam konteks fanatisme, keyakinan yang tidak dapat digoyahkan dan pengecualian informasi yang bertentangan dapat memperkuat perkembangan keyakinan waham yang tidak dapat dipengaruhi oleh argumen rasional atau bukti yang ada.

3. Gangguan Terkait Identitas

Gangguan terkait identitas dapat muncul ketika identitas seseorang terlalu terikat pada sebuah ideologi atau tujuan tertentu, sehingga mengganggu fungsi dan kesejahteraan mereka. Studi yang dilakukan oleh Ruscio dan Roche (2012) yang berjudul "What Should Be the Relationship Between Personality Science and the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders?" membahas konsep gangguan kepribadian dan kemungkinan inklusi Gangguan Fanatik dalam panduan diagnostik. Meskipun saat ini belum diakui sebagai gangguan resmi, studi ini menjelaskan kemungkinan mengidentifikasi dan mengklasifikasikan individu dengan fanatisme ekstrem dalam kerangka tersebut, mengindikasikan bahwa individu semacam itu mungkin mengalami kesusahan yang signifikan dan gangguan dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka.

Fanatisme dapat memiliki dampak yang merugikan pada kesehatan mental, menyebabkan perkembangan atau memperburuk berbagai gangguan psikologis. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) dapat diperparah oleh sifat kaku dan berulang dari perilaku fanatik, sedangkan Gangguan Waham dapat muncul akibat bias konfirmasi dan kurangnya paparan pada informasi yang bertentangan. Selain itu, Gangguan Terkait Identitas, seperti Gangguan Kepribadian Fanatik, dapat mengganggu fungsi sosial dan kesejahteraan secara keseluruhan. Penting untuk mengenali konsekuensi psikologis yang dapat ditimbulkan oleh fanatisme dan memberikan dukungan dan intervensi kepada individu yang mungkin berisiko. Mempromosikan pemikiran kritis, keterbukaan, dan empati dapat membantu mencegah perkembangan gangguan psikologis yang terkait dengan fanatisme. Selain itu, penelitian lebih lanjut dan pemahaman mengenai hubungan kompleks antara fanatisme dan gangguan psikologis dapat berkontribusi pada diagnosis, pengobatan, dan dukungan yang lebih baik bagi individu yang terkena dampak.

Memiliki keyakinan terhadap sesuatu dan memegang teguh hal itu tidak ada salahnya, namun ketika hal tersebut sudah berlebihan bahkan tidak menghargai perbedaan orang lain akan menimbulkan banyak konflik bagi lingkungan sekitar dan lebih parahnya lagi menimbulkan gangguan psikologis bagi diri sendiri. Tes Psikologi Online yang tersedia di NS Development dapat membantu anda unutk mengetahui informasi tentang psikologis Anda.