Kenali Lebih Dalam Disleksia: Gangguan Yang Ditandai Sulit Membaca
Disleksia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan individu dalam membaca, mengeja, dan memahami tulisan.
Apakah kamu pernah mendengar atau menonton sebuah film yang berjudul Tarezameen? Film ini mengisahkan seorang anak sekolah yang memiliki gangguan dalam membaca, ketika ia mencoba membaca suatu kalimat, maka dalam pandangannya huruf tersebut seolah-olah menari sehingga ia tidak bisa memproses suatu kalimat dan membacanya dengan benar. Ternyata gangguan tersebut di dunia nyata disebut disleksia. Jadi apa itu disleksia? Mari kita bersama, pada artikel kali ini kita akan membahas lebih dalam mengenai gangguan membaca atau disleksia.
Pengertian Disleksia
Disleksia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan membaca, mengeja, dan memahami kata-kata. Berikut merupakan pengertian dari berbagai ahli:
Menurut International Dyslexia Association (IDA), disleksia adalah gangguan neurobiologis yang melibatkan masalah dalam pemrosesan bahasa yang benar, termasuk membaca, mengeja, dan menulis, karakteristik yang tidak sepadan dengan kecerdasan seseorang.
Pakar pendidikan Dr Reid Lyon mendefinisikan disleksia sebagai gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengenali dan memproses kata-kata secara efektif.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) mendefinisikan disleksia sebagai "ketidakmampuan untuk membaca dengan sukses dan lancar meskipun memiliki kecerdasan yang normal, pendidikan yang memadai, dan kemahiran di bidang lain".
Pakar pendidikan Sally Shaywitz mendefinisikan disleksia sebagai gangguan neurologis yang terkait dengan kesulitan dalam mengidentifikasi kata dengan benar dan cepat serta menghubungkan kata dengan makna.
Menurut American Psychiatric Association (APA), disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca secara akurat dan lancar serta memahami apa yang dibaca.
Dr Guinevere Eden, seorang peneliti terkemuka, mendefinisikan disleksia sebagai gangguan pemrosesan fonologis, khususnya kesulitan dalam mengenali dan memproses bunyi ucapan dalam bahasa tertulis.
Menurut Klasifikasi Penyakit Internasional Organisasi Kesehatan Dunia (ICD-11), disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca dan mengeja kata-kata dan masalah dengan pemahaman bacaan.
Ahli neuropsikologi Dr Marianne Wolf mendeskripsikan disleksia sebagai kesulitan dalam mengubah simbol-simbol tertulis menjadi makna yang berarti, terutama dalam membaca.
Menurut pakar pendidikan Dr Linda Siegel, disleksia adalah kesulitan dalam mengidentifikasi bunyi fonemik dan mengasosiasikannya dengan huruf yang mewakilinya.
Peneliti dan spesialis pendidikan Dr Keith Stanovich juga mendeskripsikan disleksia sebagai gangguan yang ditandai dengan kesenjangan dalam pemahaman membaca dan tingkat kecerdasan, serta kesulitan dalam pemrosesan fonologis.
Ahli saraf dan psikiater Dr John Gabrieli mendeskripsikan disleksia sebagai gangguan yang terkait dengan perubahan struktural dan fungsional di otak yang memengaruhi kemampuan membaca dan memproses bahasa tertulis.
Ahli pendidikan dan penulis Louisa Moats, PhD, mendeskripsikan disleksia sebagai kesulitan spesifik dalam memahami dan menghasilkan bahasa tertulis yang disebabkan oleh pemrosesan fonologis dan mengingat kata-kata serta mengasosiasikannya dengan makna.
Peneliti Dr Linda Siegel mendeskripsikan disleksia sebagai jenis kesulitan pemrosesan fonologis di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa dan mengasosiasikannya dengan huruf-huruf yang mewakili bunyi-bunyi tersebut.
Ahli pendidikan dan penulis Dr. Richard Selznick mendefinisikan disleksia sebagai gangguan dalam memahami dan menggunakan sistem penulisan, di mana ada kesulitan dalam mengenali huruf dan mengasosiasikannya dengan representasi fonologis.
Psikolog dan peneliti Dr. E. Mark Mahon mendeskripsikan disleksia sebagai gangguan dalam memproses bahasa tulis yang melibatkan kesulitan dalam memproses informasi fonologis, visual, dan semantik yang berkaitan dengan membaca dan mengeja.
Data Prevalensi Penderita Disleksia
Berikut ini merupakan data prevalensi penderita disleksia di indonesia maupun di dunia:
- Menurut laporan Austin Learning Solutions, hampir 40 juta orang dewasa di Amerika telah menderita disleksia. Parahnya, dari sekian banyak itu, hanya 2 juta yang benar-benar mengetahui. Sementara menurut Asosiasi Disleksia Indonesia, 10 hingga 15 persen anak sekolah di seluruh dunia juga menyandang disleksia
- Menurut Asosiasi Disleksia Indonesia, 10 hingga 15 persen anak sekolah di seluruh dunia juga menyandang disleksia. Penderita disleksia akan kesulitan dalam mengidentifikasi kata-kata yang diucapkan dan mengubahnya menjadi huruf atau kalimat. Disleksia tergolong sebagai gangguan saraf pada bagian otak yang memproses bahasa.
Disleksia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan individu dalam membaca, mengeja, dan memahami tulisan. Gangguan ini terkait dengan kesulitan dalam pemrosesan fonologis, mengenali huruf, menghubungkan suara dengan huruf, serta memahami arti kata-kata tertulis. Disleksia tidak terkait dengan tingkat kecerdasan seseorang, dan individu dengan disleksia sering mengalami kesenjangan antara kemampuan membaca dan tingkat kecerdasan mereka.
Tes Psikologi Online merupakan salah satu tes yang bisa memberi anda informasi terkait kondisi psikologis anda, tes ini tersedia melalui layanan kami NS Development.