logo PT Nirmala Satya Development
Disleksia

Orang dengan disleksia menderita berbagai pengaruh negatif yang memengaruhi kemampuan akademis, sosial, dan emosional mereka.

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang umum terjadi dan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Selain kesulitan membaca, menulis, dan mengeja, penderita disleksia juga sering mengalami berbagai dampak negatif yang dapat memengaruhi mereka secara akademis, sosial, dan emosional. Dalam artikel ini, kita akan membahas dampak negatif yang dialami oleh penderita disleksia Dengan memahami tantangan-tantangan ini, kita dapat menumbuhkan rasa kasih sayang, meningkatkan kesadaran, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi para penyandang disleksia.

Dampak Disleksia

Berikut ini merupakan dampak yang terjadi ketika seseorang mengalami disleksia.

Dampak 1: Kesulitan Akademis

Salah satu dampak negatif utama yang dialami oleh penderita disleksia adalah kesulitan akademis. Kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja dapat menyebabkan kinerja yang buruk, kurang berprestasi, dan frustrasi di sekolah. Menurut peneliti disleksia terkemuka, Dr Sally Shaywitz, disleksia memengaruhi 'sistem pengenalan kata' otak, sehingga sulit untuk menguraikan dan memahami teks tertulis. Kesulitan-kesulitan ini sering kali mengarah pada pengalaman akademis yang negatif, yang dapat menyebabkan rendahnya motivasi, masalah harga diri, dan perasaan tidak mampu.

Dampak 2: Masalah sosial dan emosional

Disleksia dapat menyebabkan masalah sosial dan emosional karena gaya belajar yang berbeda. Dr Guinevere Eden, seorang ahli saraf yang berspesialisasi dalam disleksia, menjelaskan bahwa dampak disleksia dalam membaca dan menulis dapat menyebabkan perasaan malu, terisolasi, dan kecemasan sosial. Anak-anak dengan disleksia mungkin tidak dapat bersaing secara akademis dengan teman sebayanya dan mungkin dikucilkan atau dirundung. Pengalaman negatif ini dapat memengaruhi kepercayaan diri dan hubungan sosial mereka.

Dampak 3: Harga diri dan harga diri yang rendah

Disleksia dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap harga diri dan harga diri seseorang. Ahli saraf kognitif John Gabrieli menyatakan bahwa kegagalan dan kesulitan yang berulang-ulang dalam membaca dan menulis dapat mengikis rasa percaya diri dan keyakinan seseorang terhadap kemampuannya sendiri. Perasaan tidak mampu ini dapat diperburuk oleh perbandingan terus-menerus dengan teman sebaya dan penekanan masyarakat terhadap prestasi akademik. Penting untuk mengenali dan mengatasi dampak emosional disleksia terhadap persepsi diri.

Dampak 4: Kesalahpahaman dan stigma

Orang dengan disleksia sering disalahpahami dan distigmatisasi karena kesulitan mereka dalam membaca dan menulis. Ahli saraf kognitif Maryann Wolf menekankan bahwa disleksia tidak terkait dengan kecerdasan, tetapi mencerminkan perbedaan dalam pemrosesan bahasa di otak. Namun, kurangnya kesadaran dan kesalahpahaman tentang disleksia dapat menyebabkan label, stereotip, dan penilaian yang tidak adil. Persepsi negatif ini dapat mengucilkan orang dengan disleksia dan mencegah mereka mencari dukungan dan akomodasi.

Dampak 5: Keterbatasan dalam kesempatan berkarir

Efek negatif dari disleksia dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi peluang karir. Eileen Costello, seorang dokter anak yang berspesialisasi dalam disleksia, mencatat bahwa orang dengan disleksia dapat menghadapi kesulitan dalam pekerjaan yang sangat mengandalkan keterampilan membaca, menulis, dan mengeja. Keterbatasan ini dapat membatasi pilihan karir dan menjadi penghalang bagi kemajuan karir. Namun, penting untuk diketahui bahwa disleksia tidak menentukan kecerdasan atau potensi seseorang. Dengan dukungan dan pertimbangan yang tepat, orang dengan disleksia dapat bekerja di berbagai bidang sesuai dengan kekuatan dan kemampuan mereka.

Orang dengan disleksia menderita berbagai pengaruh negatif yang memengaruhi kemampuan akademis, sosial, dan emosional mereka. Wawasan dari para ahli telah meningkatkan pemahaman tentang tantangan yang dihadapi oleh orang-orang dengan disleksia, termasuk perjuangan akademik, tantangan sosial dan emosional, harga diri yang rendah, kesalahpahaman, stigma, dan peluang karir yang terbatas. Meningkatkan kesadaran, memberikan dukungan, dan mempromosikan inklusi sangat penting untuk memberdayakan penyandang disleksia dan mengatasi hambatan-hambatan ini. Dengan merangkul kekuatan dan perspektif unik mereka, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif yang merayakan beragam bakat semua individu, termasuk penderita disleksia.

Disleksia biasanya terjadi pada usia perkembangan awal, tentunya gangguan ini apabila tidak ditangai secara tepat maka akan mengganggu kualitas kehidupan individu ke depan. Tes Psikologi Online merupakan salah satu tes yang bisa memberi anda informasi terkait kondisi psikologis anda, tes ini tersedia melalui layanan kami NS Development.