logo PT Nirmala Satya Development
Disgrafia

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang disgrafia, dapat diidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang muncul, sehingga intervensi yang tepat dapat diberikan untuk membantu individu dengan disgrafia mengatasi kesulitan menulis mereka.

Dalam era digital yang semakin maju ini, keahlian menulis masih tetap menjadi keterampilan yang penting. Namun, bagi sebagian individu, menulis bisa menjadi sebuah tantangan yang membingungkan dan sulit diatasi. Salah satu gangguan yang menghambat kemampuan menulis adalah disgrafia. Disgrafia adalah suatu kondisi yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam menulis dengan tangan. Penderita disgrafia sering mengalami kesulitan dalam membentuk huruf-huruf yang jelas dan teratur, serta mengalami masalah dalam mengontrol gerakan tangan saat menulis. Kondisi ini dapat memengaruhi keterampilan menulis seseorang, baik dalam hal kecepatan, kualitas, maupun kelegibilitas tulisan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam mengenai disgrafia.

Pengertian Disgrafia Menurut Ahli

American Psychiatric Association (APA) menjelaskan Disgrafia adalah gangguan menulis yang ditandai dengan kesulitan menulis kata-kata yang jelas dan teratur serta kesulitan mengendalikan gerakan tangan saat menulis. Aspek kognitif dan motorik yang terkait dengan gangguan ini dibahas.

Dr Sarah Rosenblum, Terapis Okupasi: menganggap disgrafia sebagai gangguan neurologis yang ditandai dengan gangguan kemampuan menulis dengan tangan dan tulisan yang tidak teratur, terganggu atau tidak beraturan. Fokusnya adalah pada aspek neurologis dan kesulitan dalam mengkoordinasikan gerakan tangan.

Dr Virginia Berninger, Profesor Pendidikan Khusus: mendeskripsikan disgrafia sebagai gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan menulis dengan jelas dan teratur, meskipun kognisi intelektualnya normal. Kesenjangan antara kemampuan kognitif dan kemampuan menulis disoroti.

Diane J. Jarman, PhD, Disgrafia adalah kesulitan dalam menulis kata-kata yang jelas dan konsisten karena masalah pada motorik halus dan pemrosesan visual dan spasial. Beliau menekankan peran keterampilan motorik halus dan pemrosesan visuospasial dalam disgrafia.

Dr Charles Haynes, seorang Psikolog Klinis, menjelaskan bahwa Disgrafia adalah kesulitan menulis dengan jelas dan akurat karena gangguan perkembangan motorik dan masalah dengan koordinasi mata-tangan. Hubungan antara motorik dan persepsi visual dalam proses menulis sangat ditekankan.

Profesor Sally Schevitz, Disgrafia adalah gangguan menulis yang ditandai dengan kesulitan dalam mengendalikan gerakan tangan dan jari saat menulis, yang menghasilkan tulisan yang tidak akurat dan tidak terbaca. Fokusnya adalah pada gangguan motorik dalam menulis.

Ahli saraf Dr Martha Denckla menunjukkan bahwa disgrafia adalah gangguan neurologis yang memengaruhi kemampuan menulis dengan tangan, yang menghasilkan tulisan yang tidak akurat, tidak teratur, dan sulit dipahami. Dia menyoroti aspek neurologis dari disgrafia.

Nadine Gable, MD Disgrafia adalah kelainan yang memengaruhi kemampuan menulis dengan tangan dan ditandai dengan tulisan tangan yang kikuk, berantakan, dan sering kali tidak terbaca. Fokusnya adalah pada karakteristik fisik dan keterbacaan tulisan tangan.

Dr Virginia W. Berninger, Profesor Pendidikan: Disgrafia adalah kelainan yang menyulitkan untuk menulis dengan jelas, teratur dan konsisten karena masalah motorik halus dan / atau masalah pemrosesan visuospasial. Hal ini terkait dengan keterampilan motorik, pemrosesan visuospasial, dan keterampilan menulis.

Dr Judith C. Kirtley, Terapis Okupasi Disgrafia adalah kesulitan dalam koordinasi motorik tangan/jari yang mengakibatkan tulisan yang buruk, kesulitan membaca dan gangguan. Fokusnya adalah pada masalah koordinasi motorik saat menulis.

Data Prevalensi Disgrafia

menurut American Psychiatric Association (APA), diperkirakan sekitar 7 hingga 15% anak mengalami kesulitan menulis yang signifikan, termasuk disgrafia. Namun, angka ini dapat bervariasi tergantung pada definisi dan kriteria yang digunakan dalam studi tersebut.

Disgrafia adalah gangguan dalam menulis yang disebabkan oleh masalah pada otak. Prevalensi disgrafia di Indonesia belum diketahui secara pasti. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, prevalensi gangguan belajar berkisar antara 5% sampai 10%.

Dalam kesimpulannya, disgrafia adalah gangguan menulis yang melibatkan kesulitan dalam menghasilkan tulisan yang terbaca, teratur, dan konsisten. Meskipun data prevalensi disgrafia dapat bervariasi tergantung pada studi dan populasi yang diteliti, perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 7 hingga 15% anak mengalami kesulitan menulis yang signifikan. Penting untuk memahami bahwa disgrafia bukanlah masalah kekurangan kecerdasan, tetapi lebih merupakan masalah dalam sistem otak yang mengontrol penulisan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang disgrafia, dapat diidentifikasi tanda-tanda dan gejala yang muncul, sehingga intervensi yang tepat dapat diberikan untuk membantu individu dengan disgrafia mengatasi kesulitan menulis mereka.

Mengatasi disgrafia tentu harus memiliki penanganan yang khusus serta waktu yang cukup lama. Untuk itu pentingnya penanganan gangguan ini sejak dini agar bisa di tanganin secara cepat.

Untuk mengetahui informasi seputar psikologis anda, Tes Psikologi Online dapat membantu anda, tes ini tersedia pada platform kami NS Development.