Inilah 5 Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar adalah gangguan kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor penyebab. Penderita Gangguan bipolar berbeda-beda faktor penyebab satu sama lain.
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang memengaruhi sekitar 1-3% populasi. Gangguan ini ditandai dengan perubahan suasana hati yang parah, termasuk keadaan manik dan depresi. Penyebab pasti gangguan bipolar belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima faktor yang menyebabkan gangguang bipolar.
1. Genetika
Penelitian telah menunjukkan bahwa gangguan bipolar memiliki komponen genetik yang kuat. Menurut National Institute of Mental Health, risiko terkena gangguan bipolar adalah 15-30% jika salah satu orang tua menderita gangguan tersebut. Jika kedua orang tua menderita gangguan bipolar, risikonya meningkat menjadi 50-75%. Beberapa gen telah diidentifikasi berpotensi terlibat dalam perkembangan gangguan bipolar, termasuk gen CACNA1C, yang terlibat dalam pengaturan saluran kalsium di otak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada tahun 2020 menemukan bahwa orang dengan gangguan bipolar mengalami mutasi pada gen CACNA1C, yang ditemukan terkait dengan perubahan struktur dan fungsi otak.
2. Neurotransmiter
Neurotransmiter adalah bahan kimia di otak yang mengirimkan sinyal di antara sel-sel saraf. Ketidakseimbangan pada beberapa neurotransmiter dikaitkan dengan gangguan bipolar. Misalnya, kadar serotonin yang rendah, yang terlibat dalam mengatur suasana hati, dikaitkan dengan depresi, sedangkan kadar dopamin yang tinggi, yang terlibat dalam sistem penghargaan otak, dikaitkan dengan mania. dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Molecular Psychiatry pada tahun 2019, orang dengan gangguan bipolar memiliki kadar neurotransmitter yang lebih rendah Kadar GABA telah ditemukan berkurang di area tertentu di otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat berkontribusi terhadap perkembangan gangguan bipolar. Peristiwa kehidupan yang traumatis seperti pelecehan, pengabaian, dan kematian orang yang dicintai telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pengembangan gangguan bipolar. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada tahun 2021 menemukan bahwa orang yang pernah mengalami trauma masa kanak-kanak, dibandingkan dengan yang tidak, memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan bipolar. memiliki gangguan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak. Faktor lingkungan lain yang telah dikaitkan dengan gangguan bipolar termasuk penyalahgunaan zat, gangguan tidur, dan perubahan musim.
4. Struktur dan fungsi otak
Penelitian yang menggunakan teknik pencitraan otak telah menunjukkan bahwa orang dengan gangguan bipolar memiliki perbedaan struktur dan fungsi otak dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki gangguan bipolar. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychiatry and Neuroscience pada tahun 2020 menemukan bahwa orang dengan gangguan bipolar mengalami penurunan volume materi abu-abu di area tertentu di otak, termasuk korteks prefrontal dan amigdala, yang terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku. Studi lain yang diterbitkan dalam jurnal Neuropsychopharmacology pada tahun 2021 menemukan bahwa orang dengan gangguan bipolar mengalami penurunan aktivitas dalam jaringan mode default, yang terlibat dalam refleksi diri dan introspeksi.
5. Pengobatan dan perawatan lainnya
Obat-obatan tertentu dan perawatan lain juga dapat berkontribusi pada perkembangan gangguan bipolar. Misalnya, antidepresan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko perkembangan dari depresi menjadi mania pada orang dengan gangguan bipolar. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders pada tahun 2021, orang dengan gangguan bipolar yang diobati dengan antidepresan lebih mungkin mengalami mania dibandingkan dengan yang tidak diobati dengan antidepresan. ditemukan lebih mungkin mengalami episode manik. Perawatan lain, seperti terapi elektrokonvulsif (ECT), juga dapat menyebabkan episode manik atau depresi pada beberapa orang dengan gangguan bipolar.
Kesimpulannya, gangguan bipolar adalah gangguan kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Meskipun genetika dan neurotransmiter berperan dalam perkembangannya, faktor lingkungan, struktur dan fungsi otak, serta pengobatan dan perawatan lainnya, juga dapat berperan dalam penyakit ini. Dengan memahami faktor-faktor ini, para peneliti berharap dapat mengembangkan pengobatan yang lebih efektif untuk gangguan bipolar dan meningkatkan kehidupan orang-orang yang mengidapnya.
Kesehatan mental merupakan salah satu indikator penting pada individu yang perlu dijaga dengan memiliki kesehatan mental yang baik seseorang dapat berkembang dan mengaktualisasikan dirinya , untuk mengetahui informasi kesehatan mental, kamu dapat melakukan Tes MMPI Online yang tersedia pada platform NS Development.