Inilah 5 Tanda Seseorang Mengalami Disleksia
Mengidentifikasi tanda-tanda disleksia sangat penting untuk deteksi dan intervensi dini.
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca, menulis, dan mengeja. Mengenali tanda-tanda disleksia sejak dini adalah hal yang penting untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat. Dalam artikel ini kita akan menjelaskan lima tanda umum disleksia.
1. Kesulitan dengan kesadaran fonologis
Salah satu tanda utama disleksia adalah kesulitan dalam kesadaran fonologis (kemampuan untuk mengenali dan memproses bunyi-bunyi bahasa). Studi penelitian telah menunjukkan bahwa penderita disleksia mengalami kesulitan dalam menyegmentasikan kata-kata menjadi bunyi-bunyi individual, memadukan bunyi-bunyi untuk membentuk kata-kata, dan memanipulasi bunyi-bunyi dalam berbagai tugas fonologis. Kesulitan dalam kesadaran fonologis ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kemampuan untuk memecahkan kode dan mengenali kata-kata secara akurat. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shaywitz dkk. (2008) menemukan bahwa anak-anak dengan disleksia mengalami penurunan aktivasi daerah otak yang terkait dengan pemrosesan fonologis dibandingkan dengan anak-anak dengan perkembangan normal. Studi ini menunjukkan hubungan antara defisit dalam kesadaran fonologis dan disleksia.
2. Masalah kelancaran membaca
Tanda umum lain dari disleksia adalah kurangnya kelancaran membaca. Orang dengan disleksia cenderung membaca lebih lambat, mengalami kesulitan mengenali kata-kata dan tidak membaca dengan lancar. Penelitian menunjukkan bahwa disleksia berhubungan dengan gangguan otomatisitas - kemampuan untuk membaca dengan cepat, akurat, dan mudah. Sebuah penelitian oleh Georgiou dkk. (2013) menyelidiki kefasihan membaca pada anak-anak dengan disleksia dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia memiliki skor kelancaran membaca yang jauh lebih rendah dan kemampuan pengenalan kata otomatis serta kemampuan membaca lancar yang lebih buruk. Penelitian ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi masalah kelancaran membaca sebagai penanda potensial disleksia.
3. Gangguan keterampilan mengeja dan menulis
Disleksia biasanya bermanifestasi sebagai kesulitan dalam mengeja dan menulis. Orang dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan mengingat ejaan kata yang benar, mengalami kesulitan untuk menyatukan ide-ide mereka saat menulis, atau memiliki penggunaan tata bahasa dan tanda baca yang buruk. Penelitian telah menunjukkan bahwa disleksia memengaruhi pemrosesan fonologis, yang pada gilirannya memengaruhi keterampilan mengeja dan menulis. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh McArthur dkk. (2000) menyelidiki kemampuan mengeja anak-anak dengan disleksia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia membuat lebih banyak kesalahan pengejaan secara signifikan daripada anak-anak dengan perkembangan normal. Studi ini menyoroti pentingnya mengatasi masalah ejaan dan penulisan sebagai indikator potensial disleksia.
4. Masalah pemahaman membaca
Masalah pemahaman membaca adalah indikator penting lain dari disleksia. Orang dengan disleksia mungkin mengalami kesulitan dalam memahami teks dan menyimpan informasi, yang dapat menghambat kinerja akademik mereka. Penelitian telah menjelaskan penyebab yang mendasari pemahaman membaca yang buruk pada disleksia.
Sebagai contoh, sebuah penelitian oleh Nation dan Snowling (1998) meneliti kemampuan pemahaman membaca anak-anak dengan disleksia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia mendapat nilai yang lebih rendah dalam pemahaman membaca dibandingkan dengan teman sebayanya. Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi masalah pemahaman membaca sebagai indikator potensial disleksia dan perlunya intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan keterampilan ini.
5. Riwayat keluarga dan hubungan genetik
Riwayat keluarga dan faktor genetik juga memainkan peran penting dalam disleksia. Penelitian telah menunjukkan bahwa prevalensi disleksia lebih tinggi pada mereka yang memiliki riwayat keluarga. Studi kembar telah menunjukkan bahwa ada komponen genetik yang kuat pada disleksia, dengan perkiraan tingkat heritabilitas antara 40?n 70%. Sebagai contoh, sebuah penelitian oleh DeFries dkk. (1997) menyelidiki dampak genetik dari disleksia melalui studi keluarga dan studi kembar. Temuan ini memberikan bukti yang meyakinkan tentang heritabilitas disleksia, yang menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam perkembangan gejala disleksia.
Mengidentifikasi tanda-tanda disleksia sangat penting untuk deteksi dan intervensi dini. Penyelidikan penelitian telah memberikan wawasan yang berharga mengenai lima tanda umum disleksia: kesulitan kesadaran fonologis, tantangan kelancaran membaca, kemampuan mengeja dan menulis yang buruk, kesulitan membaca, riwayat keluarga, dan hubungan genetik. Dengan memahami tanda-tanda ini dan penyebabnya, para pendidik, orang tua, dan profesional dapat memberikan dukungan yang tepat dan menerapkan intervensi yang ditargetkan untuk membantu individu dengan disleksia mengatasi tantangan mereka dan mencapai potensi penuh mereka.
Tes Psikologi Online merupakan salah satu tes yang bisa memberi anda informasi terkait kondisi psikologis anda, tes ini tersedia melalui layanan kami NS Development.