logo PT Nirmala Satya Development
Self Harm

Trauma, penyakit mental, pengaruh sosial, penyalahgunaan zat, dan keterampilan mengatasi masalah yang buruk, semuanya berkontribusi pada perkembangan perilaku menyakiti diri.

Self harm adalah masalah serius dan kompleks yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Menyakiti diri sendiri mengacu pada melukai diri sendiri dengan sengaja untuk mengatasi tekanan emosional, trauma, atau stres. Menyakiti diri sendiri dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk mengiris, membakar, mencakar, dan memukul. self harm adalah perilaku stigmatisasi yang sering disalahpahami dan kurang dilaporkan. Pada  Artikel ini membahas lima penyebab paling umum dari tindakan menyakiti self harm.

Penyebab melakukan self harm

Peristiwa dan hal-hal berikut memberikan pengaruh besar seseorang melakukan tindakan self harm.

1. Trauma dan pelecehan

Trauma dan pelecehan adalah salah satu penyebab utama self harm. Orang yang pernah mengalami pelecehan atau trauma fisik, emosional, atau seksual sering kali mengalami perasaan takut, marah, malu, dan bersalah yang berlebihan. Self harm adalah cara untuk meredakan atau mengendalikan emosi yang tak terkendali untuk sementara. Menurut American Psychological Association, hingga 80% orang yang menyakiti diri sendiri pernah mengalami pelecehan atau trauma. Dr Janina Scarlett, psikolog klinis dan penulis buku Superhero Therapy, menyatakan bahwa orang yang mengalami trauma dapat melakukan self harm sebagai cara untuk 'merasakan' dan 'melarikan diri' dari perasaan mereka. Menyakiti diri sendiri dapat membuat orang merasa hidup ketika mereka sangat kesakitan atau mati rasa.

2. Masalah kesehatan mental

Self harm sering dikaitkan dengan gangguan mental dengan emosi dan dorongan yang sangat kuat, seperti gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder/BPD), depresi, gangguan kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (post-traumatic stress disorder/PTSD). Orang dengan gangguan-gangguan ini dapat menyakiti diri sendiri untuk mengatur emosi mereka atau untuk menghukum kekurangan mereka. Dr Paul Hockmeyer, seorang terapis pernikahan dan keluarga, mencatat bahwa self harm dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan mental yang lebih besar. Menjelaskan Penting untuk mengenali bahwa menyakiti diri sendiri adalah cara untuk mengatasi tekanan mental yang mendasarinya. Mengatasi penyebab penderitaan yang mendasari sangat penting untuk mengurangi tindakan menyakiti diri.

3. Tekanan teman sebaya dan kehidupan sosial

Tekanan teman sebaya dan pengaruh sosial juga dapat berperan dalam tindakan self harm, terutama pada remaja dan dewasa muda. Dr Scarlett mencatat bahwa beberapa remaja mungkin menyakiti diri untuk menyesuaikan diri dengan kelompok atau untuk mendapatkan perhatian. Dia menyatakan bahwa menyakiti diri sendiri mungkin dinormalisasi dalam beberapa kelompok teman sebaya dan orang muda mungkin merasa sulit untuk menolak tekanan untuk menyesuaikan diri.

4. Penyalahgunaan obat dan kecanduan

Penyalahgunaan dan kecanduan zat sering dikaitkan dengan self harm. Ini karena orang yang menderita kecanduan dapat menyakiti diri sendiri sebagai cara untuk mengatasi keinginan dan gejala putus zat. Menyakiti diri sendiri juga dapat menjadi gejala psikosis yang diinduksi oleh obat atau masalah kesehatan mental lainnya yang terkait dengan penyalahgunaan zat. Dr Hockmeyer menyatakan bahwa penting untuk mengobati kecanduan dan menyakiti diri sendiri untuk mencapai pemulihan jangka panjang. Dia mengatakan: Penting untuk mengatasi semua masalah mendasar yang menyebabkan tindakan melukai diri sendiri, termasuk penyalahgunaan zat.

5. Kurangnya mekanisme coping diri

Terakhir, kurangnya mekanisme coping dapat berdampak pada tindakan menyakiti diri. Orang yang menyakiti diri mungkin tidak diajarkan cara-cara yang sehat untuk mengelola emosi atau mengatasi stres. Self harm dapat menjadi strategi koping default ketika pilihan lain tidak tersedia atau tidak efektif. Dr Scarlett menyatakan bahwa mengajarkan strategi penanganan yang sehat merupakan komponen penting dalam menangani perilaku menyakiti diri. Ia menjelaskan indvidu perlu membantu mereka mengembangkan cara lain untuk mengelola emosi mereka, seperti berpikir positif, teknik pernapasan, dan ekspresi kreatif.

Secara keseleruhan penting untuk memahami penyebab self harm untuk mengembangkan strategi pencegahan dan intervensi yang efektif. Trauma, penyakit mental, pengaruh sosial, penyalahgunaan zat, dan keterampilan mengatasi masalah yang buruk, semuanya berkontribusi pada perkembangan perilaku menyakiti diri. Dengan mengatasi faktor-faktor yang mendasari ini dan memberikan dukungan dan sumber daya yang mereka butuhkan, kita dapat membantu mereka sembuh dan beralih ke kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

Perlu diingat bahwa self harm merupakan tindakan yang sangat berbahaya dan merugikan diri sendiri. Maka dari itu penting untuk memberikan perhatian lebih terhadap kesehatan mentalmu agar tetap terjaga dan senantiasa dalam keadaan yang sehat. Untuk itu ketahui informasi psikologis kamu dengan melakukan Tes Psikologi Online yang telah tersedia di NS Development.