logo PT Nirmala Satya Development
Anxiety

Anxiety dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks dan saling terkait. Genetika, pengalaman traumatis, faktor lingkungan dan stres, gangguan fisik dan mental, serta kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, semuanya dapat berperan dalam memicu anxiety

Terkadang, dalam ketenangan yang tampak, ada sebuah badai kecil yang mendera dalam diri seseorang. Anxiety seolah menjadi teman yang tak pernah meninggalkan, menari di balik pikiran dan membelenggu hati. Namun, apa yang sebenarnya menjadi akar dari anxiety ini? Anxiety adalah pengalaman emosional umum yang dihadapi banyak orang. Namun, bagi sebagian orang, anxiety dapat menjadi lebih intens dan berlangsung lama, serta memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup mereka. Memahami faktor-faktor yang mendasari anxiety merupakan langkah penting dalam memahami dan mengatasi masalah ini. Artikel ini membahas lima faktor penyebab utama anxiety dan mendukungnya dengan temuan dari jurnal ilmiah yang relevan.

Faktor-faktor Anxiety

Berikut ini merupakan faktor-faktor penyebab seseorang mengalami anxiety.

Faktor 1: Genetika dan faktor genetik

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Archives of General Psychiatry pada tahun 2008, Dr Jordan W. Smoller dan timnya menunjukkan hubungan antara riwayat anxiety dalam keluarga dan risiko mengembangkan anxiety: salah satu faktor penentu utama anxiety adalah faktor keturunan dan genetika. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam mengatur kerentanan seseorang terhadap anxiety.

Faktor 2: Pengalaman traumatis

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA Psychiatry pada tahun 2012, Andrea L. Roberts, PhD, dan rekan-rekannya menemukan bahwa orang yang pernah mengalami kejadian traumatis, seperti kekerasan fisik atau pelecehan seksual, berisiko lebih tinggi mengalami gangguan anxiety. Studi tersebut menemukan bahwa. Pengalaman traumatis ini dapat menyebabkan perubahan pada sistem saraf dan memengaruhi fungsi otak yang berkaitan dengan respons stres.

Faktor 3:  lingkungan dan pemicu stres

Lingkungan tempat tinggal dan tempat bersosialisasi juga dapat memainkan peran penting dalam memicu anxiety. Faktor-faktor seperti tekanan kerja, konflik interpersonal, ketidakstabilan keuangan, dan perubahan besar dalam hidup dapat menjadi pemicu stres yang berkontribusi terhadap anxiety. Sebuah studi oleh Dr Laura D. Kubzansky dan kawan-kawan, yang diterbitkan dalam "The American Journal of Epidemiology" pada tahun 2007, menunjukkan bahwa stresor lingkungan dan keseharian yang kronis dapat meningkatkan risiko anxiety.

Faktor 4: Gangguan mental dan fisik

Gangguan mental dan fisik sering kali berkontribusi terhadap anxiety. Beberapa gangguan mental, seperti gangguan panik, gangguan obsesif-kompulsif (OCD) dan gangguan stres pascatrauma (PTSD), secara inheren berhubungan dengan anxiety. Selain itu, gejala anxiety juga dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik seperti gangguan tiroid, jantung, dan pernapasan. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2017 dalam jurnal Depression and Anxiety, ada hubungan yang signifikan antara anxiety dan kondisi fisik tertentu seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit kardiovaskular. Ada hubungan di antara keduanya.

Faktor 5: Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat

Kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan yang buruk, kurang tidur, kurang berolahraga, dan penggunaan zat adiktif seperti alkohol dan obat-obatan terlarang juga dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap anxiety. Pada tahun 2016, Dr Olivia Remes dan timnya menemukan bahwa kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat dan merokok berhubungan dengan peningkatan risiko anxiety.

Pentingnya dukungan dalam mengatasi anxiety juga didukung oleh penelitian Dr Mark H. Pollack dan rekan-rekannya yang dipublikasikan pada tahun 2018 dalam jurnal Depression and Anxiety. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial yang kuat dari keluarga, teman, atau tenaga profesional kesehatan mental dapat membantu mengurangi gejala anxiety dan meningkatkan kualitas hidup orang yang mengalami anxiety.

Kesimpulannya, anxiety dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks dan saling terkait. Genetika, pengalaman traumatis, faktor lingkungan dan stres, gangguan fisik dan mental, serta kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat, semuanya dapat berperan dalam memicu anxiety. Namun, penting untuk menyadari bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan pemicu yang unik. Dukungan sosial dan manajemen stres juga dapat memainkan peran penting dalam mengatasi anxiety. Diharapkan bahwa pemahaman yang lebih baik tentang pemicu anxiety akan memungkinkan orang untuk mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi anxiety secara lebih efektif.

Untuk mengetahui informasi seputar psikologis anda, Tes Psikologi Online dapat membantu anda, tes ini tersedia pada platform kami NS Development.