logo PT Nirmala Satya Development
Disleksia

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik, neurologis, dan lingkungan.

Apakah Anda pernah bertanya-tanya mengapa beberapa orang mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis? Apa yang menyebabkan kondisi ini yang dikenal sebagai disleksia? Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, sehingga menyulitkan mereka untuk membaca, menulis, dan mengeja. Penyebab pasti disleksia masih belum diketahui, namun para peneliti telah mengidentifikasi beberapa faktor yang berkontribusi terhadap perkembangan disleksia. Artikel ini membahas secara mendalam lima faktor utama yang dianggap berperan besar dalam perkembangan disleksia.

Faktor Penyebab Disleksia

Berikut ini merupakan beberapa faktor yang menjadi penyebab kenapa seseorang bisa mengalami gangguan disleksia:

Faktor pertama: Kerentanan genetik

Salah satu faktor utama disleksia adalah kerentanan genetik. Jika seseorang memiliki kerabat dekat yang menderita disleksia, seperti orang tua atau saudara kandung, maka kemungkinan untuk mengalami gangguan ini akan meningkat. Berbagai gen yang terkait dengan disleksia telah diidentifikasi yang memengaruhi jalur saraf yang terlibat dalam pemrosesan bahasa dan membaca. Dr Sally Shaywitz, seorang peneliti disleksia terkemuka, menekankan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam disleksia, yang menyumbang sekitar 40-50?ri risikonya.

Faktor kedua: Struktur dan fungsi otak

Studi pencitraan otak telah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan struktural dan fungsional pada otak penderita disleksia. Area tertentu yang terlibat dalam pemrosesan bahasa, seperti daerah posterior otak kiri, menunjukkan aktivasi dan konektivitas yang tidak lazim. Profesor John Gabrieli dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menunjukkan bahwa perbedaan struktur dan fungsi otak ini dapat memengaruhi keterampilan pemrosesan fonologis yang diperlukan untuk membaca dan menulis.

Faktor ketiga: Masalah pemrosesan fonologis

Pemrosesan fonologis mengacu pada kemampuan untuk mengenali dan memproses bunyi-bunyi bahasa yang diucapkan. Orang dengan disleksia sering kali memiliki masalah kesadaran fonologis, yang mengganggu kemampuan mereka untuk secara akurat menyesuaikan suara dengan huruf. Kesulitan dalam kesadaran fonologis ini memengaruhi kelancaran dan pemahaman membaca. Menurut ahli saraf kognitif dan pakar disleksia, Dr Marianne Wolfe, defisit dalam pemrosesan fonologis merupakan ciri utama disleksia dan berdampak signifikan pada kesulitan membaca.

Faktor keempat: Pemrosesan visual dan pendengaran

Faktor lain yang terkait dengan disleksia adalah defisit pemrosesan visual dan pendengaran. Gangguan penglihatan dapat memengaruhi pengenalan dan persepsi huruf, sehingga sulit untuk menguraikan kata-kata tertulis. Demikian pula, gangguan dalam pemrosesan pendengaran dapat memengaruhi pengenalan dan identifikasi suara individu, yang menghasilkan representasi fonologis yang tidak akurat. Dr Guinevere Eden, Profesor Pediatri dan Ilmu Saraf, menekankan bahwa gangguan pemrosesan sensorik ini umum terjadi pada penderita disleksia.

Faktor kelima: lingkungan dan pendidikan

Meskipun disleksia memiliki komponen genetik yang kuat, faktor lingkungan dan pendidikan juga dapat memengaruhi perkembangannya. Keterbatasan paparan terhadap bahasa dan pengajaran membaca dan menulis pada usia dini dapat menghambat perolehan keterampilan membaca. Selain itu, metode pengajaran yang tidak efektif yang tidak memenuhi kebutuhan spesifik penderita disleksia dapat memperparah kesulitan mereka. Dr Margie Gillis, seorang ahli dalam ilmu membaca, menyoroti pentingnya identifikasi dini dan pengajaran berbasis bukti untuk mendukung orang-orang dengan disleksia.

Faktor keenam: Terkait dengan Kondisi penyakit Lain

Disleksia sering kali muncul bersamaan dengan kondisi lain, seperti attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan bahasa spesifik (SLI). Robin Peterson, seorang spesialis neuropsikologi, menjelaskan bahwa komorbiditas ini dapat mempersulit diagnosis dan pengobatan disleksia. Individu dengan disleksia dan kondisi yang menyertainya mungkin memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan intervensi pendidikan, terapi wicara dan bahasa, serta dukungan perilaku.

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar yang kompleks yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik, neurologis, dan lingkungan. Predisposisi genetik, perbedaan struktur dan fungsi otak, gangguan pemrosesan fonologis, pemrosesan visual dan pendengaran, serta faktor lingkungan dan pendidikan, semuanya berkontribusi terhadap perkembangan disleksia. Mengenali faktor-faktor ini dan memahami dampaknya sangat penting untuk identifikasi dini, intervensi, dan dukungan bagi individu dengan disleksia. Penelitian yang sedang berlangsung dan wawasan para ahli telah menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang disleksia dan membuka jalan bagi intervensi yang lebih efektif untuk mengatasi kesulitan yang terkait dengan ketidakmampuan belajar ini.

Disleksia biasanya terjadi pada usia perkembangan awal, tentunya gangguan ini apabila tidak ditangai secara tepat maka akan mengganggu kualitas kehidupan individu ke depan.

NS Development merupakan salah satu layanan Tes Psikologi Online tepercaya di indonesia, anda bisa mengakses berbagai tes psikologi yang ada pada layanan kami.