logo PT Nirmala Satya Development
Body Dysmorphic Disorder

Body dysmorphic disorder adalah gangguan mental serius yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang

Body dysmorphic adalah gangguan mental yang memengaruhi persepsi penampilan seseorang. Ini adalah suatu kondisi di mana seseorang disibukkan dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penampilannya yang tidak terlihat atau hampir tidak terlihat oleh orang lain. Orang dengan body dysmorphic disorder dapat menghabiskan waktu berjam-jam sehari untuk mengamati diri mereka sendiri, mendandani diri mereka sendiri, memeriksa penampilan mereka secara berlebihan, dan membandingkan diri mereka dengan orang lain. Dalam artikel kali ini kita akan membahas tanda gejala penderita gangguan ini.

Tanda Gejala Body Dysmorphic Disorder

Berikut merupakan beberapa gejala yang mungkin dialami seseorang penderita body dysmorphic disorder.

1. Pikiran obsesif tentang penampilan

Salah satu gejala body dysmorphic disorder yang paling umum adalah pikiran obsesif tentang penampilan. Orang dengan body dysmorphic disorder dapat memikirkan kekurangan dan ketidaksempurnaan yang dirasakan, seperti hidung bengkok, rambut yang menipis, atau bentuk wajah yang tidak simetris, selama berjam-jam dalam sehari. Pikiran-pikiran ini dapat membuat depresi dan mengganggu kehidupan sehari-hari, termasuk pekerjaan dan sekolah. David Veale, seorang psikiater dan peneliti di University of London, mencatat bahwa orang dengan body dysmorphic disorder sering mengalami pikiran-pikiran mengganggu yang tidak dapat mereka kendalikan, yang mengarah pada perasaan malu, cemas, dan depresi.

2. Perilaku yang berhubungan dengan penampilan yang kompulsif

Orang dengan body dysmorphic disorder dapat mengalami perilaku kompulsif yang berkaitan dengan penampilan mereka, seperti bercermin, berpakaian berlebihan, dan mencari kepastian dari orang lain tentang penampilan mereka. Perilaku ini dapat memakan waktu dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Menurut Catherine Phillips, PhD, seorang psikiater di Weill Cornell Medical College di New York, orang dengan body dysmorphic disorder sering terlibat dalam perilaku ritualistik yang berulang-ulang yang berkaitan dengan kekurangan yang mereka rasakan. Perilaku ini dapat meredakan kecemasan dan kesusahan untuk sementara waktu, tetapi pada akhirnya memperkuat citra diri yang negatif dan memperburuk gejala.

3. Menghindari situasi sosial

Orang dengan body dysmorphic disorder dapat menghindari situasi sosial karena mereka merasa sadar diri dengan penampilan mereka. Mereka mungkin menghindari kegiatan yang berkaitan dengan penampilan mereka, seperti pergi ke gym, berenang, atau menghadiri acara sosial. Penghindaran ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan semakin memperparah gejala kecemasan dan depresi. Sabine Wilhelm, seorang psikolog dan peneliti di Harvard Medical School, mencatat bahwa orang dengan body dysmorphic disorder sering merasa malu dan malu dengan penampilannya, yang dapat membuat mereka menghindari situasi sosial dan mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan.

4. Depresi dan kecemasan

Body dysmorphic disorder dapat menyebabkan perasaan depresi dan kecemasan, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup. Orang dengan body dysmorphic disorder dapat merasa tertekan, kehilangan minat pada kegiatan yang biasa mereka nikmati, dan mengalami perasaan putus asa dan putus asa. Dr Vale mencatat bahwa orang dengan body dysmorphic disorder sering mengalami berbagai gejala kecemasan dan suasana hati seperti serangan panik, kecemasan sosial, dan gejala obsesif-kompulsif. Gejala-gejala ini bisa sangat parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari.

5. Obsesi terhadap bedah kosmetik

Orang dengan body dysmorphic disorder dapat terobsesi dengan bedah kosmetik, seperti operasi plastik atau suntikan Botox, untuk memperbaiki kekurangan dan ketidaksempurnaan yang dirasakan. Meskipun prosedur-prosedur ini dapat meredakan kecemasan dan kesusahan untuk sementara waktu, prosedur-prosedur ini tidak mengatasi masalah-masalah mendasar yang terkait dengan body dysmorphic disorder. Phillips mencatat bahwa orang dengan body dysmorphic disorder sering kali memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap bedah kosmetik dan tidak puas dengan hasilnya. Mereka mungkin juga terobsesi dengan kekurangan dan ketidaksempurnaan yang dirasakan, yang dapat menyebabkan siklus ketidakpuasan dan obsesi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan, body dysmorphic disorder adalah gangguan mental serius yang dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang. Jika Anda atau seseorang yang kenal mengalami gejala-gejala body dysmorphic disorder, penting untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan mental. Pilihan pengobatan dapat mencakup terapi perilaku kognitif, obat-obatan atau kombinasi keduanya. Dengan perawatan dan dukungan yang tepat, gejala-gejala body dysmorphic disorder dapat diatasi dan kesehatan secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Penting juga untuk mengenali bahwa body dysmorphic disorder memengaruhi orang-orang dari segala usia, jenis kelamin, dan latar belakang, dan bahwa mencari bantuan adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.

Untuk memeriksa informasi terkini mengenai kesehatan mental, kamu dapat melakukan Tes MMPI Online yang tersedia di NS Development.