Perkembangan Penggunaan Tes Kemampuan Diferensial (TKD) - Tes Intelegensi
Tes Kemampuan Diferensial (TKD) merupakan salah satu alat tes psikologi yang luas penggunaannya untuk mengukur tingkat intelegensi.
Tes intelegensi memiliki berbagai macam jenis, salah satunya adalah Tes Kemampuan Diferensial (TKD). Tes Kemampuan Diferensial (TKD) merupakan alat uji diagnostik yang digunakan untuk mengukur kemampuan diferensial atau kemampuan primer individu. Alat tes ini disusun di Universitas Indonesia oleh Sudirgo Wibowo (1976) berdasarkan teori multiple factor (primary mental ability) of intelligence yang dikembangkan oleh Leon Louis Thurstone dan Thelma Gwinn Thurstone.
Pada awal penyusunan TKD, tes ini ditujukan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa sebagai bahan pertimbangan seleksi masuk ke perguruan tinggi. Namun seiring perkembangannya tes ini banyak dimanfaatkan hal – hal yang lain. Contohnya, dikembangkan kembali dan digunakan untuk menentukan jurusan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) serta seleksi karyawan untuk memasuki perusahaan.
Sejak Tes Intelegensi TKD disusun, tes ini telah mengalami berbagai revisi dan perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan. Revisi alat tes ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan yang disampaikan oleh tim konsultasi profesional penelitian dan diagnostik alat tes LPSP3 (Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi) Universitas Indonesia, antara lain untuk memperbarui kemutakhiran, hal ini dikarenakan lingkup pengetahuan yang selalu berkembang dan penyesuaian terhadap budaya masyarakat (Lestari dan Suryani, 2012).
Digunakan untuk mengukur kecerdasan logika matematika dan kecerdasan verbal linguistik siswa SLTA
Dalam perkembangannya, hasil dari Tes Kemampuan Diferensial dipergunakan untuk membandingkan dengan hasil analisis sidik jari (fingerprint analysis). Fingerprint analysis merupakan alat ukur yang dapat mengukur kecerdasan individu yang telah dimiliki sejak lahir, dan dapat memprediksi potensi kecerdasan di masa depan hingga mencapai keakuratan 90%. Penelusuran bakat menggunakan sidik jari memberikan hasil yang tetap pada individu meskipun diulang beberapa kali, dikarenakan sidik jari bersifat permanen, spesifik, dan klasifikatif. Berbeda dengan tes psikologi yang hasilnya dipengaruhi oleh situasi individu saat menjalani tes. Adapun alat ukur TKD dalam penelitian ini dipergunakan untuk dilakukan perbandingan dengan fingerprint analisis.
Tes Kemampuan Diferensial digunakan untuk alat pengembangan pengukuran kecerdasan baru
Tes intelegensi Online yaitu TKD yang digunakan oleh peneliti Damayanti dan Arbiyah, mereka mengembangkan menjadi sebuah alat pengukuran kecerdasan yang baru berdasarkan teori kecerdasan CHC (Cattel-Horn-Carrol). yang mana dua subtes yang terdiri dari penalaran kuantitatif deduktif (QR-VA) dan penalaran kuantitatif induktif (QR- DA) dilakukan pengujian validitas dengan mengkorelasikan pada Tes Kemampuan Diferensial (TKD). Dalam hal ini, peneliti yaitu Damayanti dan Arbiyah ingin mengembangkan tes penalaran kuantitatif dengan kualitas psikometri yang baik, dan mampu membedakan kemampuan kuantitatif pada siswa SMA. Adapun subtes dalam TKD yang akan digunakan untuk mengorelasikan dengan subtes QR-VA dan QR-DA yaitu TKD 5 dan TKD 6, yang mana kedua subtes TKD ini berkaitan dengan kemampuan penalaran kuantitatif induktif dan deduktif. kemampuan penalaran kuantitatif induktif.
Tes TKD digunakan untuk memprediksi keberhasilan belajar
Penelitian menggunakan data hasil tes TKD 3 yang terdapat di Biro Layanan Psikologi Unika Atma Jaya tahun 1996 sampai 2007. Peneliti mengambil data hasil tes TKD 3 dari sebuah SMK swasta di Jakarta. Hasil pengujian validitas prediktif menunjukkan skor TKD valid memprediksi keberhasilan belajar siswa SMK TR jurusan akuntansi dan sekretaris dan tidak valid memprediksi keberhasilan akademik jurusan penjualan. Berdasarkan analisis tersebut, soal-soal TKD 3 kurang memenuhi fungsinya untuk mengukur analogi verbal, sehingga dibutuhkan penyusunan soal analogi verbal yang baru
Tes Kemampuan Diferensial (TKD) juga digunakan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia
Selain digunakan sebagai alat pengembangan yang baru Tes Intelegensi Online yaitu TKD juga digunakan sebagai peninggkatan SDM seperti dalam seleksi calon karyawan, perekrutan dan pengevaluasian karyawan, serta promosi mutasi jabatan.
Berdasarkan hal diatas dapat dilihat bahwa Tes Kemampuan Diferensial (TKD) telah mengalami revisi dan perubahan yang disesuaikan dengan situasi dan kebutuhan. Revisi alat tes ini dikarenakan lingkup pengetahuan yang selalu berkembang dan perlunya penyesuaian terhadap budaya masyarakat.
Ingin melihat Tes Intelegensi Kemampuan Diferensial anda? Anda bisa menggunakan layanan Platfrom NS Development. Platform ini merupakan sebuah aplikasi psikotes online terpercaya di Indonesia, yang diampuh oleh psikolog-psikolog berpengalaman.