logo PT Nirmala Satya Development
Teori model intelegensi

Pengembangan teori intelegensi terdiri dari beberapa faktor, tergantung dari sudut mana ahli melihat dan mengembangkan teori tersebut.

IQ tidak hanya diukur berdasarkan skor tunggal. Ini disebabkan terdapat beberapa teori model intelegensi. Sampai sekarang teori-teori intelegensi dikembangkan dari indeks tunggal (hanya di tunjukkan dengan IQ) kepada multi indeks (melibatkan pengukuran verbal, numerical, perceptual, dan spatial).

Berikut akan dijelaskan beberapa teori model inteligensi yang populer dalam mengukur intelegensi.

1. Teori Unifaktor

Dikemukakan oleh William Stern pada tahun 1911, teori ini membahas tentang kemampuan umum atau kemampuan tunggal. Jumlah kemampuan yang dimiliki masing-masing individu dapat diarahkan kebanyakan aktivitas. Oleh sebab itu kemampuan umum hanya menyangkut dirinya sendiri dalam berbagai situasi pemecahan masalah, baik yang melibatkan memori, ruang atau mekanik. Reaksi atau tindakan seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau memecahkan suatu masalah merupakan bersifat umum. Kapasitas umum itu timbul dari pertumbuhan fisiologis atau dari belajar. Setiap orang lahir dengan jumlah kemampuan umum yang berbeda. Efisiensi dalam menerapkan tergantung pada lingkungan mereka masing-masing. Teori ini merupakan teori yang paling sederhana karena hanya memiliki satu faktor.

2. Teori Dua faktor Sperman

Menurut teori ini setiap orang memiliki kemampuan umum dan kemampuan khusus. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa setiap orang memiliki kemampuan umum dan kemampuan khusus yang berbeda-beda. Selain itu, setiap orang juga memiliki perbedaan jumlah dan jenis kemampuan umum serta kemampuan khusus. Orang yang intelegensinya mempunyai kemampuan umum yang luas memilki kapasitas untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dia dapat mempelajari bermacam-macam pelajaran seperti matematika, bahasa, sains, sejarah, dan sebagainya. Dengan menggunakan berbagai simbol abstrak. Orang yang mempunyai kemampuan umum sedang, akan mempunyai kemampuan sedang pula dalam mempelajari bidangnya. Luasnya faktor kemampuan umum ditentukan pada gagasan, bahwa fungsi otak tergantung pada ada dan tidaknya struktur atau koneksi yang tepat bagi situasi atau masalah tertentu yang khusus. Dengan demikian, luasnya faktor khusus mencerminkan kerja khusus dari otak, bukan karena struktur khusus otak, bukan karena struktur khusus otak faktor khusus lebih bergantung kepada organisasi neurologis yang berhubungan dengan kemampuan khusus.  Lebih lanjut Spearman menjelaskan bahwa kemampuan khusus tersebut terdiri dari kemamuan verbal, kemmpuan numerical, kemampuan mekanikal, perhatian dan imajinasi.

3. Teori multi-faktor

Teori yang di kembangkan oleh E. L. Thorndike ini mengatakan bahwa intelegensi terdiri dari bentuk hubungan hubungan neural antara stimulus dan respons. Hubungan neural khusus ini yang mengarahkan tingkah laku individu. Dalam intelegensi seseorang berisi multi-prosses khusus. Aktivitas mentual merupakan jumlah yang tidak tentu dan merupakan kombinasi hubungan syaraf yang tidak terhingga jumlahnya. Jumlah hubungan syaraf tidak pernah sama antara tingkah laku mental yang satu dengan tingkah laku mental yang lainnya. Hal ini menggambarkan bahwa ada tingkat-tingkat kesulitan dalam tingkah laku mental.

Dalam teori multi faktor terdapat tiga macam intelegensi yaitu:

  1. Intelegensi sosial yaitu hubungan antara manusia, kemampuan untuk menghadapi orang lain di sekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif.
  2. Intelegensi konkret / mekanik yaitu berhubungan dengan benda, kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis dan kemmampuan untuk melakukan pekerjaan yang memerlukan aktivitas indra gerak.
  3. Intelegensi abstrak yaitu yang berkaitan dengan simbol verbal dan matematik, kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan gagasan atau simbol-simbol.
4. Teori sampling

Teori sampling dikemukakan oleh Goldfrey H. Thomson pada tahun 1916, menurut teori ini item tes harus diseleksi secara random. Teknik ini berbeda dengan yang dikembankan oleh binet da spearman yang menggunakan teknik sampling purposive. Teori ini juga tidak menghilangkan kemampuan umum akan tetapi menguji pemahaman terhadap kemampuan pemecah masalah.

5. Teori kemampuan mental primer

Teori kemampuan mental primer dikemukakan oleh Thurstone pada tahun 1983, berdasarkan teori ini faktor dalam intelegensi ini adalah kemampuan umum mulai masing-masing faktor primer. Setiap kemampuan mental primer merupakan suatu kombinasi kemampuan mental independent dan kemampuan mental general. Walapun demikian, setiap individu memiliki perbedaan kualitas kemampuan mental meskipun jumlah kemmpuan mentalnya sama.

Kemampun mental primer terdiri dari tujuh kemampuan, yaitu”

  1. Angka. Merupakan kemampuan yang digunakan untuk menambahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi. Kemampuan ini hanya melibatkan empat proses hitungan dasar sehingga tidak sama dengan kemampuan penalaran.
  2. Penguasaan Kata. Orang yang memiliki kemampuan ini dalam jumlah besar dapat berbicara dan menulis dengan mudah.
  3. Arti Verbal. Kemampuan ini menyangkut pengertian terhadap ide-ide yang dipersepsikan dalam bentuk kata. Orang yang mempunyai kemampuan ini akan tertarik pada katakata, persamaan kata, perbedaannya dan definisinya.
  4. Memori. Merupakan kemampuan mengingat pengalaman masa lalu dalam proses mental. Kemampuan ini tidak terpisah dari kemampuan mental tetapi memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh sebab itu ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kemampuan mental memori. Kedua, memori berhubungan juga dengan kemampuan mental umum.
  5. Penalaran. Merupakan kemampuan atau kecakapan melakukan analisis terhadap obyek pikir yang terjadi melalui proses mental. Kemampuan penalaran sangat berguna dalam menyelesaikan masalah yang kompleks. Kemampuan penalaran tidak hanya sekedar kemampuanangka tetapi merupakan kombinasi cara penerapan empat kemapuan dasar angka sehingga didalamya melibatkan ketrapilan berfikir.
  6. Ruang atau jarak. Ruang ini merupakan kemampuan yang berkaitan dengan ketepatan menafsirkan ukuran terhadap objek sesuai dengan perbandingan dimensinya. Seorang pembuat rancangan (draft) sangat memerlukan kemampuan ini. Pekerja yang biasa memerlukan banyak kemampuan ini adalah arsitek, seniman, pilot, perancang, teknisi, dan tukang kayu.
  7. Kecepatan perseptual. Kemampuan kecepatan perseptual merupakan kecakapan kesan sesaat terhadap objek pada saat seseorang melkukan pengamatan. Kecepatan perseptual sangat diperlukan disekolah karena kemampuan ini dibutuhkan dalam mengembangkan kemampuan membaca. Kemampuan ini sangat diperlukan dalam aktivitas apapun dalam kehidupan kita. Bidang-bidang pekerjaan yang sangat memerlukan kemampuan ini antara lain operator telepon, penyiar, redaktur, dan sebagainya.
6. Teori intelegensi Guilford

Teori ini diperkenalkan pada tahun 1967, teori ini mengungkapkan kekomplekan intelegensi dan menolak teori faktor kemampuan umum dan kemampuan spesifik. Walaupun demikian teori ini memberikan beberapa manfaat diantaranya:

  • Merupakan kata rantai studi intelegensi dengan menggunkan pengetahuan tentang belajar, psikolinguistik, pikiran dan konsep dalam pembagian tugas.
  • Teori ini meliputi bidang fungsi intelektual yang terlokalisasi dengan sedikit sekali terwakili oleh tes intelegensi standar.
7. Teori hirarki

Teori ini berusaha menyatukan adanya faktor kemampuan umum dan factor kemampuan khusus. Sehingga membentuk suatu hirarki kemampuan mental karena faktor khusus merupakan subbagian dari faktor yang lebih luas. Faktor umum dibagi menjadi subbagian yang disebut verbal dan non verbal.

8. Teori triarkhis

Teori ini di gagas oleh Robert J. Sternberg yang merupakan psikolog kognitif generasi baru. Dia membahas tentang intelegensi manusia dalam hubungan dengan penalaran dan pemecahan masalah. Sternberg mengemukan teori ini yang mempunyai 3 subteori, yaitu:

  1. Perilaku inteligen komponensial. Subteori ini menjelaskan struktur dan mekanisme yang mendasari perilaku inteligen. dalam subteori ini terdapat 3 komponen pemrosesan informasi: (a) belajar bagaimana melakukan hal-hal tertentu, (b) merencanakan hal-hal yang akan dilakukan serta bagaimana cara melakukannya, (c) melakukan hal tersebut. Orang dengan jenis inteligen ini pada umumnya dapat melewati tes dengan baik dan menjadi yang terbaik dalam tes tersebut. Mereka dapat mengomentari pekerjaan orang lain dengan baik, juga mempunyai analitis yang tinggi.
  2. Perilaku inteligen eksperiensial. Komponen ini memberikan fakta bahwa untuk tugas maupun situasi yang unik, perilaku yang tepat secara kontektual adalah perilaku yang tidak dianggap sebagai perilaku yang “inteligen” menurut pengalaman umum, jenis intelegensi ini paling Nampak ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang baru atau berusaha mengotomatisasi tugas tertentu. Orang-orang yang mempunyai komponen ini kemungkinan tidak memperoleh skor tinggai pada tes IQ, tetapi mereka kreatif. Pada umumnya kemampuan mereka dapat menuntun pada kesuksesan dalam berbagai bidang, baik itu bidang bisnis, maupun pertukangan.
  3. Perilaku kontekstual. Perilaku inteligen kontekstual meliputi (a) adaptasi terhadap lingkungan (b) pemilihan terhadap lingkungan yang lebih optimal disbanding apa yang dilakukan individu pada umumnya (c) menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi peningkatan minat, keahlian, dan nilai nilai. Perilaku inteligen kontekstual membantu seseorang menemukan hal apa yang paling sesuai lingkungan dengan cara mengubah salah satu maupun keduanya. Jenis inteligen ini merupakan alat instrument yang paling penting dalam pergaulan sehari-hari, baik dalam lingkungan perkampungan kumuh maupun ruang rapat.

Itulah beberapa teori model intelegensi yang dapat dipaparkan di artikel ini. Alat tes yang dkembangan untuk mengukur intelegensi dibuat berdasarkan teori-teori tersebut, baik itu berasal dari satu teori ataupun gabungan dari beberapa model teori intelegensi.

Ingin Mengetahui dan mengukur tingkat inteligensi dan kemampuan anda? Anda dapat mengikuti psikotes online yang disediakan oleh NS Development dengan registrasi layanan tes Intelegensi Online.

Artikel berhubungan: