logo PT Nirmala Satya Development
Teori Intelegensi Binet

Pengukuran intelegensi yang pertama dilakukan oleh Alfred Binet yaitu mengambil perbedaan antara usia mental (MA) dan usia kronologis (CA). Menurut binet intelegensi anak akan terus bertambah sampai umur 15, di atas umur 15 yang bertambah hanyalah pengetahuannya saja.

Alfred Binet (1857 – 1911) termasuk salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa intelegensi bersifat monogenetic, yaitu berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum (g). Menurut Binet, intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Sebagaimana dalam definisinya yang telah dikemukakan, Binet menggambarkan intelegensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria tertentu.

Menurut Binet, intelegensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang. Binet menggambarkan intelegensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria tertentu.

Jadi, untuk melihat apakah seseorang cukup inteligen atau tidak, dapat diamati dari kemampuannya untuk melakukan suatu tindakan dan kemampuannya untuk mengubah arah tindakannya itu apabila perlu. Inilah yang dimaksud dengan komponen arah, adaptasi, dan kritik dalam definisi inteligensi.

Binnet dan Theodore Simon adalah perintis tes IQ (mental age) pertama kali di Prancis (1905). Tujuan tes ini adalah untuk memprediksi performa di sekolah. Jadi mereka ingin menentukan mana anak yg berkebutuhan khusus atau tidak agar anak-anak tersebut dapat berkembang optimal.

Teori yang mendasari Alfred Binet dan Theodore Simon mencetuskan tes intelegensi karena mereka mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan seseorang untuk berfikir secara abstrak. Pengukuran intelegensi yang pertama dilakukan oleh Alfred Binet yaitu mengambil perbedaan antara usia mental (MA) dan usia kronologis (CA). Menurut binet intelegensi anak akan terus bertambah sampai umur 15, di atas umur 15 yang bertambah hanyalah pengetahuannya saja.

Binet membuat skala intelegensi pertama pada tahun 1905, dan diberi nama Binet Binet-Simon, yang terdiri dari 30 aitem selain mengukur kemampuan mental juga mengukur aspek fisiologi, seperti:

  1. Pengertian verbal (verbal comprehension)
  2. Kemampuan angka-angka (numerical ability)
  3. Penglihatan keruangan (spatial visualization)
  4. Kemampuan penginderaan (perceptual ability)
  5. Ingatan (memory)
  6. Penalaran (reasoning)
  7. Kelancaran kata-kata (word fluency)

 

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak perbaikan dari Tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford-binet. Indeks seperti ini sebetulnya telah diperkenalkan oleh psikolog Jerman yang bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Tes Stanford-Binet inilah yang banyak berkembang di Indonesia. Materi yang terdapat dalam skala Stanford-binet berupa sebuah kotak berisi bermacam-macam benda mainan tertentu yang akan disajikan pada anak-anak. Dua buku kecil yang memuat cetakan kartu-kartu. Sebuah buku catatan untuk mencatat jawaban dan skornya, dan sebuah pedoman pelaksanaan pemberian tes. Materi tes dikelompokan menurut level usia masing-masing.

Kelebihan dan Kekurangan Tes Binet

Kelebihan dari tes Binet:

  • Mengukur secara objektif kemampuan pemahaman dan penalaran seorang anak
  • Tes Stanford-Binet masih menjadi salah satu tes yang paling banyak digunakan untuk menilai inteligensi siswa dan sangat luas
  • Tes inteligensi Binet dilakukan berdasarkan basis individual. Peneliti dapat mengamati bagaimana minat dan perhatian murid secara

Kekuranan tes Binet:

  • Bahwa kecerdasan ditentukan secara lahir dan tidak dapat diubah, hasil penelitian Buzan,machado; Bernard Devlin menyatakan selain gen yang bertanggung jawab, kecerdasan juga ditentukan oleh perawatan otak pra kelahiran, lingkungan, serta pendidikan
  • Gagasan akan kecerdasan verbal maupun lainnya diukur oleh tes IQ merupakan syarat mutlak kecerdasan (pendapat ini ditolak oleh Gardner)
  • Skala Stanford-Binet dikenakan secara individual dan soal-soalnya diberikan secara lisan, dan akan menemui kendala bila dikenakan pada anak dengan gangguan atensi, karena ada beberapa instruksi yang tidak boleh
  • Skala tidak cocok untuk dikenakan orang dewasa, karena level tersebut mempunyai level intelektual dan dimaksudkan hanya sebagai batas-batas usia mental yang ingin dicapai oleh anak-anak.
  • Biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang

Demikian penjelasan mengenai teori intelegensi Binet yang melahirkan tes Binet, sebuah tes intelegensi yang banyak digunakan di Indonesia khususnya untuk pengukuran IQ pada anak-anak.

Informasi: Saat ini telah tersedia tes intelegensi online yang mungkin anda butuhkan dalam kegiatan praktik sehari-hari. NS Development menyediakan tes intelegensi online yang dapat anda gunakan untuk kebutuhan di biro psikologi, perusahaan ataupun di lembaga pendidikan. Hubungi dan kunjungi website NS Development.

Artikel berhubungan: