Bagaimana Dampak Negatif Stres Akademik Mempengaruhi Individu?
Dalam mengatasi dampak negatif dari stres akademik, penting bagi mahasiswa untuk mengidentifikasi sumber stres mereka dan mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan.
Stres akademik adalah fenomena yang banyak dialami oleh mahasiswa di seluruh dunia. Tekanan yang ditimbulkan oleh tuntutan akademik, evaluasi, dan ekspektasi yang tinggi dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan fisik dan mental mahasiswa. Dalam artikel ini, kami akan membahas lima dampak negatif utama dari stres akademik.
Dampak Negatif Stres Akademik Bagi Individu
Berikut adalah beberapa dampak negative dengan stress akademik yang dialami individu:
1. Masalah Kesejahteraan Mental
Dalam jurnal Mental Health of College Students and Their Non–College-Attending Peers: Results from the National Epidemiologic Study on Alcohol and Related Conditions (2008), Profesor Bridget F. Grant dan tim peneliti menemukan bahwa mahasiswa memiliki tingkat gangguan kesehatan mental yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak berkuliah. Stres akademik adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan masalah kesejahteraan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur.
Stres akademik dapat menjadi beban emosional yang berat bagi mahasiswa. Dalam beberapa kasus, tekanan yang tinggi untuk mencapai hasil akademik yang tinggi dan merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi dapat menyebabkan masalah kesejahteraan mental. Kecemasan, depresi, dan gangguan tidur adalah beberapa dampak negatif yang sering terkait dengan stres akademik.
2. Menurunnya Kualitas Kesehatan Fisik
Dalam penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College Health (2018), Profesor Karen S. Hudmon dan tim peneliti menemukan bahwa stres akademik dapat berdampak negatif pada kualitas kesehatan fisik mahasiswa. Stres akademik dapat mengganggu pola makan yang sehat, olahraga, dan tidur yang cukup, yang semuanya penting untuk menjaga kesehatan fisik.
Stres akademik dapat mengganggu kebiasaan hidup sehat mahasiswa. Ketika mahasiswa merasa tertekan, mereka mungkin kurang memperhatikan pola makan yang baik, mengorbankan waktu tidur untuk belajar, atau menghindari aktivitas fisik. Ini dapat mengakibatkan penurunan kualitas kesehatan fisik mereka dan meningkatkan risiko penyakit.
3. Prestasi Akademik yang Menurun
Dalam jurnal Academic Stress and Self-Efficacy Among First-Year College Students (2010), Profesor Matthew J. Mayhew dan tim peneliti menemukan bahwa stres akademik dapat berdampak negatif pada prestasi akademik mahasiswa. Ketika mahasiswa merasa terlalu tertekan atau cemas, fokus mereka pada pembelajaran dapat terganggu, yang dapat menghasilkan penurunan nilai dan hasil belajar yang buruk.
Stres akademik yang berlebihan dapat menghambat kemampuan mahasiswa untuk belajar dan berprestasi di sekolah. Mereka mungkin merasa kesulitan berkonsentrasi, mengingat informasi, atau menyelesaikan tugas dengan baik. Akibatnya, prestasi akademik mereka dapat menurun.
4. Kurangnya Motivasi dan Minat pada Pembelajaran
Dalam The Impact of Stress and Coping on Academic Achievement in College Students (2009), Profesor Heidi E. Stolz dan tim peneliti menyoroti bahwa stres akademik dapat mengurangi motivasi dan minat mahasiswa dalam pembelajaran. Ketika mahasiswa merasa tertekan oleh tugas-tugas akademik, mereka mungkin kehilangan semangat untuk belajar dan mencari pengetahuan tambahan. Psikolog pendidikan Dr. Carol S. Dweck dalam bukunya Mindset: The New Psychology of Success (2006) juga mencatat bahwa stres akademik dapat memicu mentalitas tetap (fixed mindset), di mana mahasiswa merasa bahwa mereka tidak mampu mengubah hasil akademik mereka.
Stres akademik dapat mengganggu motivasi intrinsik mahasiswa untuk belajar. Mereka mungkin merasa bahwa pembelajaran menjadi beban dan kehilangan minat pada materi yang diajarkan. Ini dapat mengurangi motivasi mereka untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi.
5. Dampak Sosial dan Hubungan yang Terganggu
Dalam jurnal Academic Stress and Social Functioning in Children (2003), Profesor Bruce E. Compas dan tim peneliti mengamati bahwa stres akademik dapat memengaruhi fungsi sosial dan hubungan interpersonal mahasiswa. Stres akademik yang tinggi dapat membuat mahasiswa menjadi lebih tertutup, mudah marah, atau sulit berinteraksi dengan orang lain. Dr. Sylvia Rimm, seorang ahli dalam pendidikan, dalam bukunya "Rescuing the Emotional Lives of Overweight Children" (2000), juga menekankan bahwa stres akademik dapat memengaruhi hubungan antara mahasiswa dan teman-teman mereka, serta keluarga.
Stres akademik dapat memengaruhi kemampuan mahasiswa dalam berinteraksi sosial. Mereka mungkin merasa lebih tegang atau cemas saat berada dalam situasi sosial, dan ini dapat mengganggu hubungan dengan teman-teman, keluarga, atau rekan satu tim dalam proyek akademik.
Dalam mengatasi dampak negatif dari stres akademik, penting bagi mahasiswa untuk mengidentifikasi sumber stres mereka dan mencari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental jika diperlukan. Selain itu, mengembangkan strategi manajemen stres yang efektif dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan akademik dan kehidupan pribadi juga dapat membantu mengurangi dampak negatif dari stres akademik.