Ketahui 5 Ciri-ciri Stres Akademik pada Pelajar
Dalam mengatasi stres akademik, penting bagi mahasiswa untuk mengenali ciri-ciri ini dan mencari cara-cara untuk mengelola stres dengan baik.
Stres akademik adalah tantangan yang umum dialami oleh mahasiswa di berbagai tingkat pendidikan. Tekanan dari tugas-tugas akademik, ujian, dan ekspektasi yang tinggi dapat menghasilkan tingkat stres yang signifikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas lima ciri-ciri khas stres akademik pada mahasiswa, dengan dukungan dari pandangan para ahli dalam jurnal-jurnal ilmiah.
Ciri-Ciri Pelajar Mengalami Stres Akademik
Beirkut adalah ciri-ciri pelajar yang mengalami stress akademik yang perlu diperhatikan lebih dini:
1. Gangguan Tidur dan Pola Tidur yang Berantakan
Dalam The Impact of Academic Stress on College Students Sleep (2018), Dr. Joseph A. Buckhalt dan tim peneliti mengamati bahwa stres akademik seringkali memengaruhi tidur mahasiswa. Mahasiswa yang mengalami stres akademik cenderung mengalami gangguan tidur, kesulitan tidur, dan pola tidur yang terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya tidur yang memadai, yang pada gilirannya dapat berdampak negatif pada kesejahteraan fisik dan mental.
Gangguan tidur dan pola tidur yang terpengaruh adalah salah satu ciri-ciri paling umum dari stres akademik. Mahasiswa yang merasa tertekan oleh tugas-tugas dan ujian seringkali menghabiskan malam untuk belajar atau merenungkan pekerjaan akademik, yang dapat mengganggu tidur mereka. Kurangnya tidur yang berkualitas dapat membuat mereka merasa lelah, kurang konsentrasi, dan cenderung merasa lebih stres.
2. Perubahan Pola Makan dan Kebiasaan Makan yang Tidak Sehat
Dalam jurnal Stress and Eating Behaviors in Children and Adolescents: Running from Worry (2012), Profesor Laurel D. Edmunds dan Dr. Andrew P. Smith menekankan bahwa stres akademik dapat memengaruhi pola makan dan kebiasaan makan mahasiswa. Beberapa mahasiswa cenderung mengonsumsi makanan cepat saji atau makanan tidak sehat sebagai respons terhadap stres, sementara yang lain mungkin kehilangan nafsu makan secara keseluruhan.
Perubahan dalam pola makan dan kebiasaan makan yang tidak sehat adalah ciri-ciri lain dari stres akademik. Mahasiswa yang merasa tertekan dapat mengalami peningkatan konsumsi makanan tinggi lemak, gula, atau garam, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik mereka. Di sisi lain, beberapa mahasiswa mungkin mengalami penurunan nafsu makan, yang dapat menyebabkan kurangnya asupan nutrisi yang cukup.
3. Perubahan dalam Kesejahteraan Fisik
Dalam The Relationship Between Academic Stress and General Health among Female Medical Students of Tehran University of Medical Sciences (2014), Dr. Maryam Salari dan tim peneliti menemukan bahwa stres akademik dapat berkontribusi pada perubahan dalam kesejahteraan fisik mahasiswa. Gejala fisik seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, ketegangan otot, dan gangguan sistem kekebalan tubuh seringkali terkait dengan stres akademik.
Perubahan dalam kesejahteraan fisik adalah ciri-ciri penting dari stres akademik. Tekanan yang tinggi dan kecemasan dapat memengaruhi tubuh secara fisik, yang dapat mengakibatkan gejala-gejala seperti sakit kepala, masalah pencernaan, dan ketegangan otot. Jika tidak ditangani dengan baik, stres akademik yang berkelanjutan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik secara keseluruhan.
4. Kecemasan yang Berlebihan dan Perasaan Tertekan
Dalam Academic Stress and Its Relationship with Anxiety in College Students (2015), Profesor Brian E. Perrin dan tim peneliti menyoroti bahwa stres akademik seringkali terkait dengan kecemasan yang berlebihan dan perasaan tertekan. Mahasiswa yang mengalami stres akademik dapat merasa tegang, cemas, atau khawatir tentang hasil akademik mereka.
Kecemasan yang berlebihan dan perasaan tertekan adalah reaksi emosional yang sering terjadi pada mahasiswa yang mengalami stres akademik. Mereka mungkin merasa terlalu cemas tentang ujian, tugas, atau penilaian akademik lainnya. Perasaan tertekan dapat membuat mahasiswa merasa terbebani dan kesulitan untuk merasa bahagia atau relaks.
5. Penurunan Motivasi dan Keengganan Belajar
Dalam jurnal Impact of Academic Stress on Students: A Case Study of Students of Postgraduate Level (2018), Dr. V. N. Srivastava dan Dr. Sunil Kumar Pandey menyoroti bahwa stres akademik dapat mengakibatkan penurunan motivasi dan keengganan belajar. Mahasiswa yang merasa terlalu tertekan dapat kehilangan minat pada pembelajaran, merasa tidak termotivasi untuk menghadiri kelas, atau bahkan berpikir untuk drop out.
Penurunan motivasi dan keengganan belajar adalah ciri-ciri yang jelas dari stres akademik. Mahasiswa yang merasa stres seringkali merasa bahwa belajar menjadi beban yang berat dan kehilangan minat pada materi akademik. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar dengan efektif dan mencapai hasil akademik yang baik.
Dalam mengatasi stres akademik, penting bagi mahasiswa untuk mengenali ciri-ciri ini dan mencari cara-cara untuk mengelola stres dengan baik. Dukungan dari teman, keluarga, atau konselor pendidikan dapat membantu, begitu juga dengan mengembangkan strategi manajemen stres yang efektif. Memahami dan mengatasi stres akademik adalah langkah penting untuk menjaga kesejahteraan fisik dan mental selama masa pendidikan.