Optimalkan Rekrutmen Karyawan Selama Pandemi dengan Aplikasi Psikotes Online
Walau tak semua perusahaan menggunakan vendor psikotes online, kenyataannya tes ini dapat membantu HRD menemukan kandidat yang memenuhi kriteria. Dengan percepatan digitalisasi yang terus berkembang, psikotes online pun memudahkan perusahaan merekrut karyawan tanpa harus bertatap muka langsung sekaligus menekan penularan penyakit lewat kontak fisik.
Perubahan dinamika di dunia kerja selama wabah Covid-19 berlangsung turut mempengaruhi cara perusahaan merekrut karyawan baru. Jika sebelum pandemi sebagian besar perusahaan masih menggelar pencarian Sumber Daya Manusia (SDM) secara offline, maka sekarang penerapan sistem digital yang melibatkan aplikasi psikotes online lebih diprioritaskan.
Di sisi lain, HRD sebagai pihak yang mengatur rekrutmen karyawan harus mengoptimalkan sistem yang digunakan untuk meningkatkan kembali daya serap tenaga kerja. Lantas, seperti apa langkah-langkah yang sebaiknya diterapkan dengan aplikasi psikotes online?
Daya serap tenaga kerja yang perlahan bangkit
Pelonggaran kebijakan Covid-19 yang perlahan diberikan pemerintah telah memacu daya serap tenaga kerja di berbagai sektor. Di perhotelan, misalnya, seperti yang diutarakan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran. Meski begitu, sektor pariwisata dinilai masih perlu waktu untuk benar-benar stabil, tergantung pemerintah dan kondisi pandemi yang kemungkinan statusnya berubah menjadi endemi apabila tak ada pelonjakan kasus.
Selama dua tahun terakhir, sektor perhotelan telah memangkas hampir 60% karyawan untuk menjaga efisiensi perusahaan. Maulana juga menambahkan trafik penyerapan tenaga kerja (naker) masih cenderung lambat, bahkan belum sampai 10%.
Hariyadi B. Sukandani selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, daya serap tenaga kerja belum menyamai statistik pada 2019. Pasalnya, pandemi mendorong perusahaan untuk efisien dalam menjalankan kegiatan operasional. Misalnya dengan multitasking untuk mengatasi rendahnya penyerapan naker.
Percepatan digitalisasi ikut berpengaruh dalam kasus ini. selain HRD yang beralih ke aplikasi psikotes online untuk menjalankan rekrutmen, ada pola kerja baru yang menuntut karyawan lebih efisien selama bekerja. Dalam hal ini, sejumlah perusahaan harus mengambil keputusan seperti menghilangkan beberapa divisi hingga melakukan perampingan organisasi.
Optimalkan rekrutmen tenaga kerja dengan psikotes online
Walau penyerapan tenaga kerja belum meningkat secara signifikan, HRD perusahaan perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menjaring SDM terbaik. Munculnya platform-platform psikotes online seperti NS. Development pun diharapkan membantu HRD mencapai target-targetnya.
Berikut ini adalah tiga langkah yang dinilai membantu HRD mengoptimalkan perekrutan tenaga kerja melalui aplikasi psikotes online:
1. Bangun engagement sejak awal
Membangun engagement sejak awal membantu HRD maupun calon karyawan memahami masing-masing pihak. Solidnya komunikasi pun membantu para kandidat memperoleh pengalaman baik yang membuat mereka lebih percaya diri melewati proses rekrutmen. Hal ini pun yang nantinya menarik lebih banyak pelamar yang datang dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
Langkah ini dinilai efektif saat sebagian besar perusahaan mengalami kesulitan memperoleh karyawan yang bersedia bekerja di tengah perubahan akibat pandemi. Kesan yang buruk sejak tahap psikotes tentunya membuat kandidat enggan mendaftarkan diri di perusahaan bersangkutan.
2. Sesuaikan kebutuhan rekrutmen dengan fitur aplikasi
Dalam hal ini, HRD perlu menyesuaikan kebutuhan rekrutmen mereka dengan aplikasi psikotes online yang akan digunakan. Jika memakai NS Development, misalnya, Anda akan mendapatkan kemudahan seperti sistem yang terintegrasi dengan job portal, psikotes online, hingga database rekrutmen. Ada pula konsultasi gratis dan verifikasi alat psikotes untuk memudahkan prosesnya.
Melewati tahap ini justru merepotkan Anda saat menyadari ada fitur yang tak sesuai atau belum tersedia untuk memenuhi kebutuhan rekrutmen. Akibatnya, psikotes online tersendat dan membuat kandidat mempertanyakan profesionalitas Anda sebagai HRD perusahaan.
3. Tetap melibatkan kemampuan manusia
Secanggih apa pun aplikasi psikotes online yang digunakan, pastikan Anda tetap melibatkan kemampuan manusia di dalamnya. Sebagai contoh, skor yang diperoleh dari tools assessment maupun AI belum tentu mampu menilai kepribadian kandidat yang berbeda-beda. Keputusan akhir pun nantinya ditentukan HRD dari penilaian yang dilakukan pada setiap tahap.
Selain itu, ada kemungkinan kandidat memanipulasi data untuk memperlihatkan hasil yang diharapkan HRD. Dengan kata lain, sentuhan manusia diperlukan untuk mengimbangi teknologi yang digunakan agar proses rekrutmen membuahkan hasil memuaskan.
Bila disimpulkan, pemakaian aplikasi psikotes online dalam rekrutmen di perusahaan dinilai dapat mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja. Apalagi kalau Anda menggunakan platform dari vendor terpercaya seperti NS. Development yang pengalaman dan fitur-fiturnya dijamin membantu HRD.
Mengapa Pakai Vendor Psikotes Online Daripada Offline? Ini 5 Alasannya!
Menggunakan jasa dari vendor psikotes online sebenarnya sudah umum dilakukan perusahaan. Namun, aplikasinya meningkat secara signifikan sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, karena sebagian besar sektor beralih ke platform digital untuk melakukan berbagai pekerjaan.
Selain media yang dinilai praktis, apakah psikotes online memberikan kelebihan lain dibandingkan offline? Apakah penerapannya sesuai dengan kriteria perusahaan? Jika Anda adalah staf HRD yang sedang mempertimbangkan psikotes online untuk rekrutmen karyawan, simak penjelasan seputar tes psikologi tersebut beserta sejumlah kelebihannya berikut ini!
Mengenal psikotes untuk rekrutmen karyawan
Disadur dari Britannica, psikotes merupakan penggunaan tes untuk menilai kemampuan, masalah, hingga perilaku psikologis seseorang. Lantas hasilnya, seperti yang nanti diberikan vendor psikotes online, diolah untuk memprediksi kelebihan dan kekurangan peserta yang mengikuti tes.
Kemudian Cronbach (1984) mengatakan, psikotes merupakan prosedur prosedur terstandarisasi untuk mengukur potensi seseorang. Sementara Anastasia dan Urbina (1998) menyatakan bahwa tes psikologi ini digunakan sebagai alat ukur bersifat baku dan objektif untuk mengukur perilaku tertentu.
Jika disimpulkan, psikotes adalah prosedur yang bertujuan mengukur potensi dan perilaku seseorang. Di dunia kerja, tes ini menawarkan sejumlah kegunaan selain melihat potensi atau skill calon karyawan. Di antaranya mengevaluasi performa karyawan sebelum memberikan kenaikan jabatan, menilai kebutuhan training atau pelatihan, mengukur kecerdasan, mengenali kepribadian, serta memprediksi kinerja SDM.
Walau tak semua perusahaan menggunakan vendor psikotes online, kenyataannya tes ini dapat membantu HRD menemukan kandidat yang memenuhi kriteria. Dengan percepatan digitalisasi yang terus berkembang, psikotes online pun memudahkan perusahaan merekrut karyawan tanpa harus bertatap muka langsung sekaligus menekan penularan penyakit lewat kontak fisik.