Aspek-Aspek Tes Kraepelin
Tes Kraepelin yang berkembang di Indonesia (baik Kraepelin UI maupun UGM), secara normatif dan skala yang tersedia mengukur kecepatan kerja (Panker), ketelitian kerja (Tianker), keajegan kerja (Janker) dan ketahanan kerja (Hanker)
Tes kraepelin dapat mengukur beberapa aspek psikologis. Menurut Spearman (1927) aspek-aspek yang diungkap dalam tes Kraepelin dapat dianggap sebagai pernyataan dari energi mental (mengandung unsur-unsur kecepatan, ketelitian, keajegan dan ketahanan kerja), sehingga mengukur secara optimum apa yang telah dicapai individu untuk dirinya dalam keadaan fungsi mental yang normal. Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin digolongkan dalam tes-tes yang mengukur faktor-faktor khusus non-intelektual yaitu terhadap aspek tes konsentrasi.
Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraepelin berfokus pada salah satu aspek kemampuan “mental primer” yaitu faktor number, di mana di dalamnya terdapat kecakapan untuk menghitung simple arithmetic dengan cepat dan teliti. Menurut Anastasi juga, tes Kraepelin merupakan sebuah “Speed Test”. Dengan ciri utama dari sebuah speed tes adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal. Jadi pada tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan sepenuhnya setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja.
Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lain yang diungkapkan adalah ketelitian, konsentrasi, dan stabilitas dalam bekerja. Selain itu, terdapat pula aspek-aspek psikologis yang berpengaruh pada tes Kraepelin, misalnya persepsi visual, koordinasi sensori-motorik, pushing power, ketahanan, learning effect (efek pembelajaran).
Aspek yang diukur Tes Kraepelin
Aspek-aspek yang dapat diukur oleh tes kraepelin secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
1. Mengukur tingkat konsentrasi
Pengerjaan tes kraepelin membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang kurang pada saat pengerjaan tes, akan mempengaruhi langsung hasil tes. Jadi disini dapat dilihat kemampuan tes kraepelin dalam mengukur tingkat konsektrasi.
2. Kemampuan menghitung simple arithmetic
Tes Kraepelin disusun dengan menggunakan angka-angka sederhana (Dengan menjumlahkan angka satuan). Jadi tes kraepelin mampu mengungkap kemampuan penjumlahan angka matematika yang simple.
3. Mengukur Kecepatan kerja
Salah satu fungsi utama tes kraepelin adalah mengukur tingkat kecepatan. Tingkat kecepatan dengan mudah dikenali untuk setiap peserta tes dengan melihat jumlah perolehan jawaban yang dikerjakan oleh peserta tes.
4. Mengukur Ketelitian
Ketelitian menjadi salah satu aspek utama yang dapat diungkap oleh tes kraepelin. Aspek ini mudah dikenali dengan menghitung jumlah kesalahan atau jumlah jawaban yang terlangkaui oleh peserta tes.
5. Mengukur Stabilitas Kerja
Aspek stabilitas kerja atau aspek kestabilan emosi dapat diukur dengan tes kraepelin. Jadi tes Kraepelin mengukur kemampuan peserta dalam mengendalikan dan meredam emosi diri saat berada pada kondisi ditekan dengan pekerjaan.
6. Mengukur Koordinasi Sensori Motoric dan Visual
Dalam pengerjaan tes kraepelin sangat dipengaruhi oleh koordinasi antara sensori motoric dan visual. Jadi mata melihat tes (angka) langsung diterjemahkan dalam bentuk jawaban oleh gerakan motorik tangan.
7. Mengukur Ketahanan Kerja
Aspek ketahanan kerja atau keuletan kerja sebenarnya tidak sulit, hanya karena jumlahnya banyak bisa digunakan untuk mengetahui bagaimana daya tahan atau keuletan peserta. Dengan mengunakan waktu yang terbatas untuk mengerjakan dapat menguji seberapa stabil tingkat konsistensi dari peserta dan bagaimana kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan yang rumit.
8. Mengukur Tingkat Motivasi
Aspek motivasi atau aspek yang mengukur kemauan dan bagaimana motivasi seseorang untuk mengerjakan hal-hal pelik yang biasanya berkaitan dengan angka, pola perhitungan, operasi matematika, middle hingga advance.
9. Aspek Penyesuaian Diri
Hasil dari tes Kraepelin dapat menunjukkan bagaimana seseorang dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan beradaptasi pada pekerjaan-pekerjaan yang mungkin dirasa baru. Tidak semua orang memiliki kemampuan adaptasi yang baik dan cepat.
Tes Kraepelin yang berkembang di Indonesia (baik Kraepelin UI maupun UGM), secara normatif dan skala yang tersedia mengukur kecepatan kerja (Panker), ketelitian kerja (Tianker), keajegan kerja (Janker) dan ketahanan kerja (Hanker). Tetapi aspek-aspek lain masih tetap bisa dilihat dengan melihat grafik hasil tes kraepelin.
Saat ini telah dikembangkan tes Kraepelin online yang memiliki aspek-aspek yang diungkap seperti penjelasan diatas. Tes Kraepelin online NS Development dapat diakses via desktop (laptop atau komputer), tablet atau mobile phone menggunakan browser atau aplikasi Android.
Ingin menggunakan Tes Kraepelin Online, dapat menghubungi langsung NS Development.