logo PT Nirmala Satya Development
Tes Psikologi MMPI

Tes psikologi MMPI mampu mengukur berbagai macam masalah-masalah psikologis dari yang ringan hingga yang sangat berat. Bahkan tes psikologi MMPI dapat digunakan dengan pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa yang telah berlangsung lama dan tergolong berat.

Tes psikologi MMPI adalah salah satu alat tes yang paling banyak digunakan diseluruh dunia termasuk di Indonesia dalam mengidentifikasi gangguan psikologis. Tes ini mampu mengukur berbagai macam masalah-masalah psikologis dari yang ringan hingga yang sangat berat. Bahkan tes psikologi MMPI dapat digunakan dengan pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa yang telah berlangsung lama dan tergolong berat.

Berikut akan dijelaskan beberapa jenis gangguan yang mampu diukur dengan menggunakan tes psikologi MMPI yang didasarkan pada skala klinis alat tes ini.

Skala Klinis Tes psikologi MMPI

Terdapat 10 jenis skala klinis tes psikologi MMPI yang merupakan skala utama alat tes psikologi yang mampu mengungkap dengan terang benderang masalah gangguan kepribadian. Kesepuluh skala itu adalah sebagai berikut:

1. Hipokondriasis (Hs)

Skala 1 awalnya dirancang untuk membedakan penderita hipokondriasis dengan para pasien dengan tipe-tipe psikiatrik lainnya. Meskipun skala itu dapat menunjukan diagnosis hipokondriasis, namun skala itu paling berguna sebagai sebuah skala untuk mengindikasikan berbagai macam karakteristik kepribadian, tetapi belum tentu konsisten dengan diagnostik untuk hipokondriasis.

2. Depresi (D)

Skala 2 berhubungan dengan brooding, kelambanan fisik, perasaan depresi yang subjektif, apati mental, dan malfungsi fisik. Skor tinggi mungkin mengindikasikan berbagai kesulitan di salah satu bidang atau lebih. Orang yang mendapat skor tinggi pada skala 2 biasanya dideskripsikan sebagai orang yang suka mengkritik dirinya, menarik diri, suka menyendiri, pendiam dan retiring (mengundurkan diri).

3. Histeria (Hy)

Dirancang untuk mengindikasikan pasien-pasien yang telah mengembangkan gangguan-gangguan atau motorik-motorik yang berbasis psikogenetik. Fitur penting orang yang mempunyai skor tinggi pada skala ini adalah mereka secara stimulan melaporkan keluhan-keluhan fisik tertentu, tetapi juga menggunakan gaya pengingkaran dimana mereka mungkin mengekspresikan optimisme secara berlebih-lebihan.

4. Deviasi Psikopatik (Pd)

Skala ini untuk menilai tingkat penyesuaian sosial seseorang secara umum. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan bidang-bidang seperti derajat pengasingan diri dari keluarga, kedap sosial, masalah dengan sekolah dan figur otoritas, dan penarikan diri dan masyarakat.

5. Gender (pria/wanita) (Mf)

Skala 5 dirancang untuk mengidentifikasi laki-laki yang mengalami masalah dengan perasaan homoseksual dan kebingungan identitas gender. Akan tetapi, upaya ini kurang berhasil karena skor yang tinggi tampaknya tidak mempunyai kaitan yang jelas dengan preferensi seksual.

6. Paranoid (Pa)

Untuk mengidentifikasi orang dengan kondisi atau keadaan paranoid. Ia mengukur derajat sensitifitas interpersonal, kebijakan diri, dan kecurigaan seseorang. Elevasi ringan pada skala 6 menunjukan bahwa orang itu emosional, berhati lembut, dan mengalami sensitivitas interpersonal. Bila elevasi lebih tinggi, kecurigaan dan sensitifitas seseorang menjadi lebih ekstrim dan konsisten dalam proses-proses psikotik.

7. Psikastenia (pt)

Skala 7 mudah dilihat sebagai pengukuran kecemasan dan gangguan penyesuaian diri secara umum. Pasien dengan skor tinggi menunjukkan kecemasan, tegang dan kegelisahan. Mereka akan mudah sekali khawatir dan sangat cemas meskipun terhadap masalah kecil. Mereka merasa terancam dan takut. Dalam berkonsentrasi sulit. Orang lain melihat dirinya ragu-ragu dan khawatir dengan terlalu banyak introspeksi diri, obsesif dan kompulsif hampir setiap waktu. Terkadang simptom fisik menyertainya terutama pada detak jantung. Seringkali pasien menganggapnya sakit jantung.

8. Skizofrenia (Sc)

Skala 8 dirancang untuk mengidentifikasi orang yang mengalam kondisi skizofrenik atau mirip. Tujuan ini sebagian berhasil dalam arti bahwa diagnosis skizofrenia muncul sebagai sebuah kemungkinan dalam kasus orang yang mendapat skor tinggi. Akan tetapi, bahkan orang yang mendapat skor cukup tinggipun belum tentu memenuhi kriteria skizofrenia.

9. Hipomania (Ma)

Pada skala 9 awalnya dikembangkan untuk mengidentifikasikan orang yang mengalami gejala-gejala hipomanik. Gejala-gejala ini mungkin mencakup periode-periode siklus euphoria, iritabilitas yang mengikat, dan aktivitas tidak produktif yang eksesif yang mungkin digunakan sebagai distraksi untuk menghancurkan depresi. Skala ini efektif bukan hanya dalam mengidentifikasi orang dengan kondisi manik tingkat sedang, tetapi juga dalam mengidentifikasi karakteristik kelompok-kelompok bukan pasien.

10. Interversi Sosial (Si)

Skala 10 dikembangkan dari personal peserta tes pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kontinum introversiekstraversi. Skala ini divalidasi berdasarkan sejauh mana peserta tes ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sosial. Skor yang tinggi menunjukan bawah responden pemalu, mempunyai keterampilan sosial yang terbatas, merasa tidak nyaman dalam interaksi sosial, dan menarik diri dari banyak situasi interpersonal.

Tes MMPI Online

NS Development menyediakan tes psikologi MMPI dalam bentuk aplikasi psikotes online, yang telah di validasi oleh psikolog-psikolog berpengalaman, sehingga memberikan kepercayaan terhadap hasil tes. Kolaborasi antara tim IT dan Tim psikolog menghasilkan karya bermutu dan terpecaya dengan menyediakan aplikasi tes MMPI Online. Menggunakan Aplikasi tes MMPI Online memudahkan pengguna dalam mengakses tes MMPI.

Tes MMPI Online NS Development dapat diakses dimana saja dengan menggunakan perangkat yang tersedia seperti laptop, komputer, tablet dan mobile phone. Aplikasi psikotes online ini dapat digunakan dengan menggunakan browser maupun aplikasi android.

Ingin mengikuti tes MMPI Online? Anda dapat mengikutinya dengan registrasi langsung di link tautan Tes MMPI Online.